12. Hal tak terduga I

713 164 6
                                    

Mobil melaju cukup santai di jalanan ramai ini pada saat jam 08.45. Yaa~~ anak-anak sekolah masih ada terlihat disana sambil berlarian mengejar bis kota agar sampai tepat waktu di sekolah.

Tiinn!!! Namun hampir, mobil menabrak anak-anak yang lari menyebrang tanpa lihat kanan-kiri.

" Hati-hati pak. Pelan saja. Kita tidak terlalu buru-buru." Kata Jisoo buat supirnya mengangguk manut.

Jisoo tidak menyalahkan anak-anak itu. Karena dia juga pernah dulu, kalang kabut larian mengejar bis untuk sekolah karena waktu yang cukup mepet sekali.

" Paman ada di agensi?"

" Pak Choi bilang, beliau ada Nona."

Jisoo menoleh keluar kaca. Membuang pelan nafasnya karena dia malas ke YG. Ntahlah, moodnya jika membahas soal YG selalu jelek.

Sesampainya disana, seorang bodyguard YG segera membukakan pintu belakang. Mereka tersenyum ramah pada Jisoo yang ikut membalas.

" Sajangnim ada Nona." Kata manager Yang Hyun Suk, jalan berdua dengan Jisoo untuk ditemankan ke lantai 7.

Ting! Lift terbuka. Muncul Rosie disana yang buat Jisoo mengangkat alis. Rosie juga langsung memberi tundukan sopan lalu dia jalan menempel tembok agar tidak menyenggol semua orang diluar lift.

" Hei!"

Rosie berhenti jalan. Jisoo berbalik menatapnya sambil di lirik beberapa staf yang ikut di belakangnya.

Perlahan Rosie menoleh ke belakang.

" Iya...Nyonya Kim?" Tanya Rosie gugup.

" Kamu....bekerja disini?" Tanya Jisoo.

" Tidak...ah! Maksudnya iya."

Jisoo melihat name tag kalung yang di pakai Rosie. Terlihat jelas pasfoto juga namanya.

" Aku akan menemuimu setelah ini." Kata Jisoo yang berlalu masuk ke dalam lift lalu diikuti manager di sebelahnya. Para staf harus menunggu dan mengantri. Mereka tidak di perbolehkan satu lift dengan Jisoo. Sedangkan lift sebelah sedang perbaikan.

Semua orang berbisik membicarakan Rosie. Park langsung nunduk kemudian cuek pergi dari sana, keluar YG membelikan kopi karyawan marketing karena dia kalah suit. Jadi Rosie ke seberang agensi untuk membeli minuman itu.

Sambil menunggu pesanan jadi, Rosie memeriksa chat Jennie yang baru terkirim untuknya.

Aku sakit.
Tidak ke agensi.
Badanku sakit semua.
Tubuhku panas.
Lemas.
Rasanya, aku ingin mati~~

Rosie mendelalak. Dia langsung berdiri dari duduknya.

" Kop-- hei!!! Kopimuu!!!" Teriak ownernya saat Rosie lari melompat naik bis kota yang melintas.

Dia meninggalkan kopinya hanya karena Jennie.

Tap! Tap! Tap! Lari cepat lagi setelah keluar dari bis. Rosie menyebrangi jalan meski tadi dia hampir di tumbur.

Sesampainya di apartemen itu, Rosie ngos-ngosan linglung mencari dimana rumah Jennie? Yang mana? Nomor berapa?

Vroom~~!

Ada mobil manager Jennie yang baru keluar. Dia sempat berhenti di depan satpam berjaga.

" Katakan pada semua orang, nomor 15, jangan ada yang berkunjung." Kata manager buat satpamnya mengangguk tegas.

Mobil itu berlalu pergi. Satpam baru saja memberi hormat sopan tapi dia kaget melihat ada pria lari masuk ke dalam.

" Ya!! Jangan masuk!! Penyusup!!" Teriak satpam. Lari mengejar dengan susah payah.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang