22. Ancaman I

649 152 5
                                    

Brak!!

Jennie kaget. Dia menatap sekali Mino yang menyandarkan tangan kanan di lemari sambil nunduk menatapnya.

" Aku sudah bilang untuk menuruti kehendakku."

" Aku tidak mau!!! Kenapa Oppa memaksa!?"

" Ya!!! Mau aku sebar?"

" Itu bukan aku!"

" Siapa peduli? Orang-orang akan melihatnya dan percaya." Kata Mino membuat Jennie terdiam tanpa berkutik.

Harusnya, dia tidak ke agensi hari ini. Pagi tadi, mendadak berjumpa Mino. Pria itu awalnya ramah dan mengajak Jennie untuk mengobrol berdua. Tapi endingnya seperti ini. Dia selalu memaksa agar Jennie menerimanya sebagai kekasih. Karena apa? Mino hanya ingin saham ini. Jennie bahkan tidak tau apa-apa soal saham.

" Sebarlah!" Kata Jennie. Dia berani.

" Ohh kamu menantangku? Setelah ini, semua akan berakhir. Karirmu hancur."

" Kalau begitu, cobalah sebar!!! Palli!!" Suruh Jennie.

Mino keluarkan hpnya. Dia membuktikan jika video itu masih ada di galeri. Lalu mencoba mencari dan mulai bingung sendiri.

" Sepertinya ada disini. Kenapa tidak ada? Aku tidak pernah menghapusnya." Batin Mino selama Jennie menunggu.

" Akan aku publish nanti!"

" Kenapa sekarang!? Cobalah! Mana!? Publish lah!!"

" Aku sedang mencari cara untuk menyelamatkanmu dari kehancuran. Jika memang kamu masih menolak, akan aku publish langsung tanpa harus terlihat agensi."

Jennie diam. Dia menatap Mino yang menunjuk ke arahnya lalu mendadak, ruang latihan pintunya terbuka.

" Kalian sudah?" Tanya manager treasure. Bahkan membernya lengkap masuk satu persatu sambil memberi salam.

" Ahh sudah." Senyum Mino. Dia palsu sekali! Bermuka dua. Jennie sudah menatap tegang keadaan ini hingga dia buang muka untuk menutupinya.

" Aku duluan."

" Oh. Hati-hati."

Mino pergi. Manager treasure masuk ke dalam mendekati Jennie yang mengambil jaket juga tasnya.

" Ada masalah?"

" Tidak ada Oppa. Aku duluan ya."

" Iya."

Jennie pergi membuat semua juniornya menyapa kembali. Dia berjalan mendekati lift. Tapi karena lift sedang di pakai, dia jadinya menunggu. Akhirnya hp keluar, mengirimkan chat pada Rosie jika dia nanti ingin bertemu saat jam 5.

Ting!!!

Lift terbuka. Muncul mendadak di depannya, Jisoo bersama asisten keluarga dan juga....

" Jennie." Senyum Rosie menyapa.

" Oh."

" Masuklah." Suruh Rosie membuat Jennie masuk, sempat memberi tundukan sejenak pada Jisoo lalu dia berdiri di belakang bersama Rosie.

Rosie memberikan senyum hangat. Dia menunjukkan dasi dari Jennie sedang di pakainya. Itu sudah membuat murung Jennie jadi senyum.

" Aku tampan kan?"

" Haha..." Kekeh kecil Jennie.

Jisoo melirik. Diapun acuh kembali saat lift terbuka di lantai 7.

" Paman adakan?" Tanya Jisoo.

" Ada Nona." Jawab asisten keluarga.

" Tetaplah diluar." Kata Jisoo pada Rosie yang mengangguk manut.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang