54. My World, My Love

767 143 19
                                    

Kopi di letakkan di meja pantry. Rosie memperhatikan tabletnya, melihat berita dimana beberapa Sasaeng publik siapa yang menyebar video hoax tentang Jennie juga mereka meminta maaf pada plafon resmi YG Entertainment karena sudah menyeret kabar dating terhadap Jennie dan salah seorang member BTS.

Jelas mereka langsung menampakkan diri setelah lama mengurung hanya untuk mencari cuan dan ketidaksukaan para haters terhadap suksesnya Jennie. Lihatlah backing-annya siapa!?

Group Company bukan perusahaan yang sekedar ngomong. Mereka memiliki kekuasaan atas hukum. Bahkan pengacara yang memang ada kerjasama terhadap GC itu bukan pengacara Korea. Namun pengacara profesional dari Australia.

Lagipula GC sangat bersih dari yang namanya skandal ataupun problematika perusahaan. Orang-orang tidak berani mengganggu karena presiden direktur nya berteman baik terhadap pemimpin negara saat ini.

Apalagi segelintir upil seperti haters Jennie, apa tidak tersentil seperti debu?

" Mereka mengakuinya." Ucap Rosie sambil memeriksa komentar lain. Disana ada yang menyeret nama Dunkey. Rosie juga otomatis membaca.

Dunkey tidak keluar sama sekali pada saat kabar dating Jennie dan Rosie di spill dispatch.

Itu karena datingnya benar-benar bukan hoax.
Makanya Dunkey diam.
Dia mungkin sudah tau duluan.
Jika Rosie pria tidak baik, mungkin Dunkey akan bertindak.

Untuk video aneh itu Dunkey juga tidak muncul.
Apa jangan-jangan dia sudah tau kalau GC akan konferensi?

Mungkin saja Dunkey orang terdekat GC!
Plot twist sekali.

Majayo!
Sepertinya orang terdekat GC.
Dia seperti melindungi Jennie dengan bayangan GC di belakangnya.

Rosie terdiam. Dia berhenti melihat sosial media lalu melirik jam di dinding jika dia harus bersiap untuk ke YSL pemotretan lagi.

Kesibukan Rosie makin hari makin padat. Dia selalu berada di YSL tanpa lagi kembali ke perusahaan Company. Tapi rasa-rasanya Rosie merindukan kursi staf nya.

Drrtt~~!!! Drrtt~!!!

Telpon masuk. Rosie keluar kamar sambil memakai jaket dan membawa ransel kecil yang dia sandang langsung di bahunya. Lalu dia angkat telpon itu dari Jennie yang membuatnya tersenyum manis.

" Ne ayangie~?"

" Hubby tidak ke rumah?"

" Aku ingin pemotretan."

" Ahh! Aku hari ini kosong!"

" Haha mungkin sore aku bisa."

" Lamaaa~ kamu bisa izin dengan Jisoonie."

" Aku keseringan izin."

" Uhhh!"

Rosie tersenyum lebar.

" Aku ingin ke penthouse. Duduk disana, piknik seperti dulu denganmu di rooftop."

" Nanti sore aku akan kesana. Menjemputmu dan kita piknik. Bagaimana?"

" Oh~ aku tidak bisa memaksa. Fighting Hubby! Aku tunggu."

" Ne. Aku pergi dulu ya."

" Oh. Be carefull."

" Nee~"

Telpon berakhir. Rosie memasukkan segera hpnya ke dalam tas beserta tablet.

Kalau dulu, dia akan kemana-mana dengan ransel besar berisi laptop, tablet, alat sadap lainnya. Tapi sekarang, tas kecil, isinya hanya hp, tablet dan kartu kredit nya dengan dompet.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang