42. With you III

769 159 15
                                    

Agensi YG entertainment

Jennie rapat lagi. Dia memeriksa kemajuan dan kenaikan saham setelah dirinya menjadi CEO. Cukup drastis. Karena dukungan fans yang menginginkan sekali Jennie sebagai CEO. Belum lagi impact nya. Lalu, program dari YG ditambah agar idol, artis maupun aktor dapat lebih banyak berinteraksi bersama penggemar. Juga, bulan depan Jennie akan membuka lowongan kerja di Blacklabel untuk staf marketing.

" Jennie!"

Mendadak Alison datang. Membuat semua orang disana ngeliatin dia bahkan Jennie yang mengangkat alis.

Pagi tadi, Jennie gak terima kabar apapun dari Rosie bahkan malam kemarin. Padahal, Jennie meminta agar Rosie memberikan kabar kapan pulangnya. Tapi, dari semalam chat Jennie gak di balas lagi! Ntah kemana itu orang! Akhirnya pagi, Jennie meminta agar hpnya di pegang Alison.

Namun,....kabar itu datang di telinga Jennie saat rapat selesai.

Dada sesak. Jennie mendadak ambruk buat asistennya langsung menahan tubuh itu perihal Rosie di kabarkan masuk rumah sakit karena mau di bunuh orang. Dia kritis!!!

" Angkat Oppa!" Kata Alison sambil menutup pintu ruang Presdir agar staf lain gak lihat.

Tapi sudah ada beberapa staf kaget saat Jennie pingsan. Mereka langsung menyebarkan kabar ini di agensi.

" Jennie!?" Kaget Lim bikin Seulgi memukul kepalanya.

" Sajangnim!!!"

" Ah! Mianhe! Sajangnim pingsan!? Waeyo?" Tanya Lim.

Semua orang tidak tau kenapa Jennie bisa pingsan. Hingga jam 12 kurang, Jennie dibawa pulang. Alison juga segera menghubungi orang tua Jennie. Jessica langsung datang ke apartemen anaknya dan disana sudah ada Jiyong.

" Rosie di tusuk orang di Paris. Asisten Dara menghubungi hp Jennie pagi." Kata Jiyong pada Jessica yang shock sambil menutup mulutnya.

" Mam, Jennie bangun." Kata Alison buat Jessica langsung masuk kamar bersama Jiyong untuk melihat keadaan sang anak.

Mendadak Jennie menangis. Dia langsung meminta Jessica untuk membawanya ke Paris.

" Aku mau kesana!!" Kata Jennie.

" Wait! Wait!" Kata Jessica. Jennie memberi gelengan. Dia mau bangun namun Jiyong menahan bahunya dan terduduk jongkok di bawah kasur.

" Sore, sore kesana." Kata Jiyong membuat Jennie makin jadi tangisannya bahkan Alison terus menerus meminta Pak Choi untuk tidak putus kabar soal Rosie lewat hp Jennie.

Jessica memeluk anaknya. Mengelus-elus rambut Jennie saat Jiyong keluar kamar bersama Jin.

" Tiketnya harus ada sore ini."

" Ne Hyung!" Angguk Jin. Dia pergi setelah itu. Membeli tiket pesawat cepat ke Paris untuk Jennie.

Di kondisi ini, mereka pusing karena Jennie. Tapi di kondisi berbeda, Jisoo pusing karena dokter belum juga bertindak pagi ini di Paris.

" Akan aku tuntut rumah sakit ini!!!!!" Marah Jisoo. Mencengkram kera kemeja dokter itu untuk segera menolong Rosie.

" Argh!! Shibal!! Saekkiya!!!!" Teriak Jisoo sampai bodyguard dan pak Choi menenangkannya.

Jisoo berbalik. Dia meremas rambutnya. Mana udah gak ganti baju, darah-darah gitu dari semalam. Jisoo juga gak tidur sama sekali cuman buat ngeliat, kontrol terus soal keadaan Rosie di ruang ICU.

" Nona bisa ganti pakaian dulu. Aku membawa--"

" Ani." Tolak Jisoo. Dia berdiri tanpa mau duduk. Gak tenang semalaman dan sekarang. Sesekali ngeliat dari kaca ICU, jika Rosie masih bertahan karena alat monitor terus bergelombang namun kritis.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang