23. Ancaman II

725 150 7
                                    

Badan terbangun kejut. Jennie mengibaskan rambutnya ke belakang sambil celingak-celinguk dengan mata yang lebar terbuka.

" Hah! Hah!!" Paniknya karena dia selama 10 detik tidak mengenal kamarnya sendiri.

" Ahh~~!!" Angguknya. Dia baru sadar ini kamarnya.

Ceklek!! Pintu kamar terbuka. Jennie keluar kamar sambil menguap. Dia melompat ke sofa untuk tidur tapi teriak kaget bahkan Rosie langsung terbangun kejut.

Biasanya Jennie seperti itu! Bangun tidur, dia akan pindah ke sofa untuk bengong sambil rebahan. Dia tidak lihat kalau ada orang disana. Sedang lelap tertidur namun harus bangun kejut akibat tubrukan badan.

" Ya Rosie!!" Kaget Jennie.

" Argh Jennie~~" Ringis Rosie karena badannya sakit.

" Mianhe!" Kata Jennie. Dia mengelus-elus lengan kanan Rosie yang tentu belum sembuh total ini karena masih sedikit-sedikit terasa nyeri.

Rosie ngeliatin pakaian yang Jennie pakai.

" Maaf pakaiannya kebalik."

" Mh?"

Jennie nunduk. Dia mulai menggali ingatan dan perlahan mata mendelalak.

" Aku sudah minta maaf sebelumnya Jennie." Ucap Rosie.

.

.

.

.

" Aku khawatir Oppa. Makanya aku mengajakmu kemari untuk memeriksa." Kata Alison sambil jalan bersama manager Jin.

" Benar-benar tidak diangkat telponnya?"

" Iya Oppa."

Mereka berhenti depan pintu. Ingin memasukkan kode pin apartemen Jennie lalu di buka perlahan lebih lebar hingga terdengar suara gaduh.

" Argh!! Arghhhh!!!!" Teriak Rosie yang tertidur di lantai, di himpit duduk oleh Jennie yang memukulnya memakai bantalan sofa.

" Michyeosseo!? Michyeosseo!!?" Geram Jennie yang terus memukulnya tanpa ampun.

Manager Oppa menggaruk kepala sambil Alison ngerut kening melihat dadakan pertandingan boxing ini.

---

Keduanya makan lahap. Alison memesan delivery sarapan. Kedua manager ini memperhatikan bagaimana Jennie dan Rosie fokus makan, cepat dan tidak berantakan.

" Comebackmu akhir bulan ini." Kata Alison membuat Jennie mengangkat tundukan, mulut dan pipi penuh dengan nasi.

" Tapi Dony tidak bisa karena dia mendadak patah kaki."

" Mwo!?" Kaget Jennie. Mulai dia panik dan Rosie menoleh ke arahnya segera.

" Kecelakaan tunggal. Dia bodoh. Bawa mobil lalu menabrak pagar rumah orang sambil mabuk."

" Ah!! Jeongmal!!" Kesal Jennie sambil nunduk dan meletakkan kasar sendoknya di atas meja makan.

•••

Rosie keluar dari apartemen Jennie. Diapun berbalik melihat wanita ini nyandar di pintu sambil melipat tangan.

" Aku pulang." Kata Rosie yang nunduk, berbalik untuk pergi.

" Ya!"

Rosie menoleh ke belakang. Dia melihat Jennie tegap berdiri sambil melepas lipatan tangannya.

" Gomawo."

" For what?"

" Tidak ada."

Rosie pun diam.

" Kamu mengakui kesalahan?"

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang