60. Ending

684 119 15
                                    

Rosie sibuk melirik Jennie yang masak di dapurnya. Karena dia mau masakin Hubby. Sudah lama sekali Jennie tidak masak untuk Rosie semenjak banyak kejadian tak terduga di kehidupan Jennie akhir-akhir ini.

" Sayang."

" Hem?"

Rosie datang memeluk Jennie dari belakang. Lalu dia menunjukkan kotak cincin padanya.

" Oh? Mwoya?"

Jennie berbalik langsung. Mendongak melihat Rosie tersenyum padanya.

" Mau menikah denganku? Aku-- aku tidak mau lama-lama dalam hubungan ini. Karena....banyak masalah datang saat aku tidak bisa di dekatmu segera. Jadi, aku hanya ingin melindungimu lebih dekat lagi." Jelas Rosie membuat Jennie menutup mulutnya, dia kaget, shock, perihal Rosie mendadak melamar di kondisi tak terduga seperti ini.

" Jinjjayo?" Tanya Jennie.

" Hem. Mau?"

" Sure!! Why not!? I'm happy, Hubby!" Jawab Jennie membuat Rosie tersenyum lebar sambil memeluknya.

Jennie menangis. Rosie melepas pelukan ini sambil mengusap air matanya.

" Hiks... Hubby...."

" Gwaenchanha. Aku tidak akan berbohong lagi padamu sekarang. Aku janji." Kata Rosie dan Jennie mengangguk.

Rosie mengeluarkan cincinnya dari kotak. Lalu dia angkat tangan kiri Jennie untuk memasangkannya di jari manis. Ukurannya pas karena Rosie selalu tau ukuran jari Jennie meski dia tidak bertanya.

" Gomawo Hubby."

" Hem."

Jennie memeluk lagi. Dia bahagia sekali karena hubungan ini tidak begitu lama namun Rosie juga tidak mau menggantung nya. Keluarga satu-satunya saat ini hanya Jennie. Bahkan sejak awal keduanya dekat, hanya Jennie yang selalu ada untuk Rosie.

" Aku akan masak enak!" Kata Jennie. Rosie mengangguk. Meski masih sesegukan, Jennie tetap masak. Dia akan masak penuh cinta kali ini karena lamaran Rosie.

Hanya tinggal mengatakan pada orang tua, bagaimana pendapatnya saat tau Rosie ingin mengajak Jennie menikah?

.

.

.

.

.

.

.

.

Semua orang berada di kediaman Company. Bahkan ada Jessica dan Nicklas karena hari ini, ulang tahun Sandara. Mereka semua kumpul disana, dalam satu keluarga yang rukun.

Karena kebetulan ada semua, Jennie memberanikan diri untuk bicara. Dia juga memberikan kode pada Rosie disana yang siap introgasi jika banyak pertanyaan terlontar dari Jiyong yang mungkin berat melepas anak ke pelaminan.

Akhirnya Jennie membuka omongan. Tadinya ramai penuh tawa dan obrolan khas orang tua. Tapi anak kesayangan dari ketiga keluarga berbeda itu bicara, mereka semua mendengarkan.

" Jennie mau menikah."

Seokjin yang lahap makan berhenti nguyah. Dia sampai terbatuk-batuk bikin Jisoo melirik sang Oppa dan fokus lagi pada adiknya.

" Are you sure, baby?" Tanya Jessica.

" Yeay, Mama. I don't want to stay long."

Jessica melirik Nicklas yang berfikir lama.

" Jennie, dengar..." Jiyong meletakkan gelas minumannya di meja. Dia mulai bicara sekarang.

" Kamu yakin? Semua yang kamu bangun saat ini butuh yang namanya pengorbanan. Saat kamu mulai berfikir untuk menikah, tandanya kamu mengorbankan semuanya kecuali menjadi CEO YG. Kamu tidak akan mempunyai waktu untuk publik bahkan Jensetter. Jadi,....benar pertanyaan Mama,...are you sure?" Tanya balik Jiyong hingga semua orang menoleh lagi ke arah Jennie yang nunduk, bingung menjawabnya bagaimana.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang