Mata terbuka. Jennie akhirnya sadar dan dia terduduk segera sambil memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.
Melirik sekitar kalau dia langsung tau ini adalah kamarnya. Helaan panjang terdengar sambil dia berdiri, jalan pelan sambil mendorong tiang infus keluar kamar.
Jennie berhenti di depan pintu. Dia ngeliat Alison tertidur di sofa sendiri. Akhirnya Jennie tidak menggangu. Dia ke dapur, ingin mengambil minum. Tapi gelasnya berada di kemari atas. Jennie jadi harus mengangkat kedua tangan untuk mengambil.
Namun aliran infus tertarik. Darah Jennie keluar, mendorong obat infus naik ke atas lagi.
" Jennie."
Alison terbangun. Dia segera mendekati Jennie, mengambil gelas dan menuangkan air untuknya.
" Mau makan?"
Jennie mengangguk. Dia lapar.
" Duduklah saja di sofa."
Alison mau masak. Tapi mungkin akan lama. Jadinya dia mengambil hp untuk memesan makanan cepat saji.
Toktoktok! Pintu diketok. Jennie saat itu menguyah sosis yang semalam dibelikan Mama saat kemari. Untungnya ada makanan itu. Setidaknya mengganjal perut.
Ceklek!! Pintu apartemen terbuka. Muncul Jisoo disana bersama Seokjin. Mereka datang untuk melihat keadaan Jennie. Belum lagi mereka membawa makanan banyak karena berfikir Jennie mungkin butuh tenaga pagi ini.
" Eodi?" Tanya Jisoo.
Jennie menunjuk lengan kirinya. Terasa nyeri sekali.
" Sepertinya harus di kompres." Kata Seokjin.
Alison keluar kamar Jennie. Dia membawa kompresan instan yang langsung diberikan Jisoo. Wanita itu segera mengangkat tangan Jennie sebentar untuk menempelkannya di bagian yang nyeri.
" Alison, siapkan piring dan sendok."
" Ne."
Seokjin mengeluarkan makanan yang mereka bawa. Meletakkan dengan rapi di atas meja sofa.
" Makanlah." Kata Jisoo yang memberikan sendok pada Jennie. Lalu dia potong-potong dagingnya jadi kecil.
Jisoo kasihan pada Jennie. Bebannya mungkin bertambah. Belum lagi mentalnya masih diuji. Mino tetap akan mendapatkan hukuman setimpal. Jisoo tidak mau tinggal diam karena ini demi keselamatan orang-orang di dekatnya.
" Katakan pada agensi untuk speak up jika video tidak benar. Tutup plafon internet YG. Klarifikasi soal video itu secara terbuka atau tertutup." Suruh Jisoo membuat Alison mengangguk manut.
" Jin Oppa sebentar lagi kemari."
" Geure. Pergilah bersama dan katakan pada agensi."
" Ne."
Jisoo membuang kasar nafasnya sambil melihat Jennie menguyah pelan tanpa bicara sama sekali jika tidak ditanya.
" Habiskan namdongsaeng." Kata Seokjin yang meletakkan potongan kue beras di piring Jennie lagi.
•••
Jennie terduduk sandar di kasur sambil melamun. Tidak lama ada Alison yang berdiri depan pintu kamar.
" Aku ke agensi sebentar. Jangan kemana-mana. Araseo?"
Dia hanya memberi anggukan pelan hingga Alison berlalu pergi meninggalkannya di apartemen.
Sempat melirik hp di atas nakas. Jennie mengambil benda itu dan dia membuka kontak chat untuk menghubungi Rosie. Namun jarinya berat. Dia ragu.
Akhirnya mengurungkan niat untuk tidak menelpon. Tapi ada notifikasi muncul mendadak secara terus-menerus saat Jennie mengaktifkan data. Dia kaget melihat semua tag semua orang pada akun SNS nya yang meminta pernyataan apakah itu benar dia atau tidak.
![](https://img.wattpad.com/cover/352930426-288-k540691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Critical Love ✓
FanficJennie punya tameng seorang hacker yang akan melindungi dari berbagai skandal dan dating. Dunkey sebutan untuk para Jensetter padanya. Saat datang masalah terhadap Jennie, mereka meminta tolong Dunkey. Bahkan soal percintaan, Dunkey teman curhat yan...