43. I think so...

845 147 9
                                        

Kerutan Jisoo dalam sekali. Dia mengeratkan genggaman perlahan saat melihat hasil laporan polisi Paris soal dalang di balik ini.

Akhirnya wanita itu berdiri dari duduknya, berbalik keluar ruangan ini membuat para polisi memperhatikan.

" Aku mau Mino di tangkap. Berapapun harganya, aku mau dia ada di depan mataku." Kata Jisoo pada kepala polisi yang mengangguk sigap.

" Fuck you Mino!" Ucap pelan Jisoo yang menghantam kuat meja di depannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sendok melayang. Memberi suapan ke mulutnya. Rosie sudah sadar sejak pagi. Dia terhitung pingsan selama 3 hari. Jennie rela tidak pulang demi menemani kekasihnya di rumah sakit. Masih sangat lemah bahkan berdiri dan jalan pun sulit. Tapi selalu ada Jennie. Dia selalu ada untuknya.

" Sayang tidak kerja?" Tanyanya.

" Aniya. Aku akan pulang denganmu nanti."

" Bagaimana agensi?"

" Gwaenchanha. Asistenku bisa."

Tangan Rosie menyentuh elus pipi kanan Jennie.

" Sayang jangan sakit ya~"

" Aku tetap harus sehat untuk hubby."

Senyuman Rosie perlahan muncul. Dia tidak bisa tertawa lepas karena terasa dengan luka di perutnya ini.

" Aaa~"

Rosie membuka mulut. Menerima suapan lagi sambil memperhatikan Jennie tanpa ke arah TV yang menyala. Berfikir, jika Jennie mungkin sudah bicara dengan Jisoo sebagai kakak-adik. Tapi Rosie tidak tau bagaimana respon Jisoo karena dia paham sekali jika wanita itu belum terima dengan keadaan ini.

" Dimana kuncinya?"

" Eodi." Tunjuk Jennie.

Jisoo menggeledah. Melihat dekat sudut sofa yang di tumpuk jaket tebal juga tas isi pakaian Rosie.

" Tidak ada." Kata Jisoo buat Jennie bergerak. Ikut mencari.

Mereka sibuk mencari kunci mobil. Rosie menoleh pelan ke nakas kanannya kalau kunci itu jelas-jelas disana. Tapi dia sembunyikan hanya untuk memperhatiin interaksi keduanya bagaimana?

" Di kantong Unnie?" Tanya Jennie.

Jisoo meraba bagian saku jaketnya.

" Ani!" Jawabnya sambil memasukkan tangan ke semua kantong jaket.

Rosie tersenyum kekeh.

" Ini kuncinya."

Kedua wanita ini menoleh ke belakang. Jisoo berdengus kesal sambil jalan mendekati Rosie dan menyaut benda itu di tangannya.

" Aku tau kamu sembunyikan!" Kata Jisoo.

" Noona tidak bertanya padaku."

" Chk!" Decak Jisoo.

" Aku pergi."

" Ne. Hati-hati." Jawab Jennie.

Jisoo keluar rumah sakit. Dia ingin pergi mengurus keperluan di kantor polisi untuk laporan pembunuhan terhadap Mino. Jadi dia ingin semuanya cepat selesai.

Critical Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang