by sirhayani
part of zhkansas
3
Paman dan Bibi akan datang untuk makan malam bersama di rumah dan Kalila berharap Jiro juga akan datang. Sudah satu tahun Kalila tidak melihat kakaknya itu. Jiro seolah-olah menghindari pertemuan keluarga. Sudah beberapa kali ketika Bibi dan Paman datang ke rumah, tetapi Jiro tak terlihat batang hidungnya.
Mereka telah tumbuh dan ada di masa awal remaja. Hari ini adalah hari terakhir Kalila dan Trey melangsungkan Masa Orientasi Sekolah di SMP. Mereka lagi-lagi ditempatkan di SMP yang sama. Adam juga berada di SMP itu. Namun, Jiro tidak. Jiro berada di SMP yang berbeda.
Kalila kecewa tidak bisa melihat kakaknya itu di SMP yang sama. Pertemuannya dengan Jiro juga sudah jarang membuat Kalila merasa semakin canggung setiap kali mereka berhadap-hadapan. Sudah cukup lama juga sejak terakhir kali Kalila dan Jiro berada di jarak yang dekat. Sudah satu tahun lalu, yaitu ketika mereka berada di pemakaman anak Paman dan Bibi yang meninggal di usia satu bulan.
Di hari ulang tahun Kalila dan Trey beberapa bulan lalu, Jiro juga tidak datang. Meski begitu, Kalila senang karena Jiro masih memberikannya kado ulang tahun. Sebuah bando putih yang sudah sering Kalila pakai, baik saat liburan dengan keluarga atau ke sekolah.
Malam ini, dia memakai bando putih hadiah dari Jiro lagi. Kalila tidak ingin melupakan Jiro karena jarak sehingga dia menggunakan bando pemberian Jiro agar selalu mengingatnya.
Pintu kamar Kalila terbuka tanpa diketuk lebih dulu. Kalila menatap pantulan Trey di cermin, yang masuk tanpa permisi ke kamarnya. Kalila berusaha untuk tidak peduli. Semakin dia menggubris Trey, maka Trey akan semakin iseng. Jadi, Kalila hanya diam saja di kursi rias sambil memikirkan rambutnya akan dia model seperti apa agar cocok dengan bando itu. Rambutnya panjang dan halus. Jika dia mengepang bagian depan, maka itu akan sulit karena mudah terbongkar.
Trey berhenti di sampingnya dan menyambar bahuya beberapa kali.
"TREY!" teriak Kalila kesal, lalu menoleh pada Trey. "Pergi nggak!"
"Kamu ngapain, sih?" tanya Trey heran. "Padahal cuma makan malam di rumah doang. Bukan di restoran."
"Terserah aku, dong!" seru Kalila sambil menenandang kaki Trey. "Keluar, gih. Sebelum aku ngamuk."
Trey diam sambil berkacak pinggang dan memandangnya dengan serius. Kalila langsung waspada. Dia yakin Trey akan melakukan sesuatu yang merugikannya. Trey lalu menaruh kedua tangannya ke masing-masing kantong celana, lalu dia menghadap ke pintu dan mulai jalan.
Tiba-tiba saja Trey mengacak-acak rambut Kalila, lalu kabur dan tak menutup pintu kamar.
"UAGH! TREY!" Kalila menghela napas panjang. "Sabar. Sabar," bisiknya, lalu berdiri dan menghentakkan kaki sepanjang dia berjalan ke pintu kamar. Dia mengunci pintu kamarnya, lalu kembali ke depan lemari hias. "Lihat aja nanti. Kalau dia pake pomade bakalan gue hancurin rambutnya."
Kalila menyisir rambutnya sambil terus mengomel. Dia mengusap bando kesayangannya. Untung saja tidak terkena tangan kasar Trey. Suasana hati Kalila jadi buruk karena anak itu. Alhasil, dia hanya menguraikan rambut panjang tanpa poninya dan langsung memakai bandonya di kepala. Dia harus menunggu makan malam tiba. Beberapa pekerja rumah tangga sedang mempersiapkan makan malam. Kalila tentu saja tidak akan dibiarkan jika memasuki dapur karena terakhir kali dia ke dapur, jarinya terluka dan darah segar mengalir deras karena memotong bawang putih.
Kalila membuka lemari dan mengambil sebuah kotak yang terlihat seperti buku. Itu adalah brankas kecil berisi benda peninggalan berharga dari seseorang yang tidak dia ketahui keberadaannya. Kalila duduk di tempat tidur dan membuka kunci brankas kecilnya, lalu dia mengeluarkan sebuah kalung liontin. Tertulis nama Kalila di penutup liontin itu. Nama yang sudah disiapkan oleh seseorang yang meninggalkan Kalila di depan rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang dan Waktu
Teen FictionSELESAI ✔️ Dalam keluarga besar itu pun tahu bahwa Kalila hanyalah anak angkat yang ditemukan di depan rumah saat anak laki-laki terakhir sepasang suami istri terlahir ke dunia. Namun, Kalila justru yang paling disayang, baik oleh kedua orang tuanya...