9
"Tuh, kan! Apa gue bilang. Lo sih nggak percaya kalau gue dapat info dari orang dalam!"
"Sial banget gue sekelas sama lo lagi. Padahal gue ngarep sekelas sama Anggini. Malah nggak terjadi." Kedua bahu Kalila lemas saat mengetahui dia dan Emily benar-benar satu kelas. Sesuai taruhan, dia harus duduk di samping Emily karena Kalila telah kalah telak setelah memilih pilihan bahwa dia dan Emily tak mungkin berada di kelas yang sama untuk yang kedua kalinya.
Dia dan Emily sudah sekelas saat berada di kelas X. Mereka berada di kelas yang sama dan Emily mengambil tempat kosong di samping Kalila satu tahun yang lalu dan membuat mereka jadi teman sebangku. Meskipun saat kecil mereka saling membenci, tetapi semakin berjalannya waktu Kalila sudah terbiasa dengan sifat Emily yang terkenal tak peduli dengan perasaan orang lain. Keadaan membuat mereka jadi dekat, tetapi sebenarnya Kalila bisa memilih untuk menjauh dari Emily jika saja Emily tidak berusaha mendekati Kalila terus-terusan.
Keadaan membawa mereka menjadi dekat dan berakhir semakin dekat sejak satu tahun lalu. Orang-orang bilang, mereka adalah sahabat yang tak bisa dipisahkan. Ketika mereka mendengar hal itu, mereka akan sama-sama ingin muntah.
"Ayo!" Emily menggenggam tangan Kalila, menariknya, lalu berlari menuju kelas baru. "Gue pengin ambil bagian belakang."
"KALILA!"
Teriakan dari suara yang Kalila kenali, membuat Kalila mengerem langkahnya secara mendadak dan membuat Emily hampir saja terjungkal. Ditatapnya Trey yang muncul tak jauh darinya. "Apa?"
"Lo di kelas mana?" tanya Trey yang berdiri di atas anak tangga.
"Yang jelas kita beda kelas!" balas Kalila sambil berteriak.
"Ah, ck. Pasti ada yang salah sama pembagian kelasnya!" teriak Trey, lalu berbalik pergi.
"Tuh anak nggak jelas," kata Emily. "Ayo cepetan! Keburu anak-anak cowok ngambil bangku belakang."
Di SMA ini, Kalila bisa bertemu dengan semua saudaranya. Adam, Trey, dan tentu saja Jiro. Harapan Kalila untuk lolos di sekolah ini terwujud bahkan lebih cepat dari yang dia duga. Kalila juga tak perlu menyembunyikan statusnya sebagai saudari satu-satunya dari tiga cowok yang terkenal tampan itu karena Kalila punya cara yang tegas untuk mengusir cewek-cewek yang ingin berteman dengannya hanya karena ingin dekat dengan mereka bertiga.
Pada akhirnya, para siswi yang ingin dekat dengan Adam, Jiro, atau Trey lebih memilih untuk mendekati salah satu dari ketiga cowok itu yang paling mereka sukai dibandng lewat Kalila. Namun, sayang, satu saja dari mereka tak ada yang tertarik untuk dekat dengan cewek-cewek itu.
"Duh! Pelan-pelan, dong!" seru Kalila. "Tali sepatu gue lepas."
Emily melepaskan genggamannya di tangan Kalila. "Ya udah. Gue duluan aja klaim! Dasar anak pungut lelet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang dan Waktu
Teen FictionSELESAI ✔️ Dalam keluarga besar itu pun tahu bahwa Kalila hanyalah anak angkat yang ditemukan di depan rumah saat anak laki-laki terakhir sepasang suami istri terlahir ke dunia. Namun, Kalila justru yang paling disayang, baik oleh kedua orang tuanya...