28

8.1K 470 22
                                    

28

Jiro tidak sakit sama sekali.

Dia hanya malas hari ini, ingin tidur agar waktu terasa cepat berlalu hingga tiba saatnya pulang sekolah. Ketika Ashana bertanya apakah dia baik-baik saja, Jiro berpikir untuk ke UKS dan bertemu Kalila di sana. Dia sedikit memancing Ashana agar cewek itu mengunjunginya, lalu Jiro akan mengirimkan pesan kepada Kalila untuk melihat reaksi Kalila saat melihat ada cewek lain yang juga mengunjunginya.

Semua berjalan terlalu mulus. Kini, Kalila memandang Ashana dengan raut wajah cemburu yang terlihat jelas di sepasang mata beningnya. Dia semakin menggemaskan.

"Kak Ashana ... di sini jenguk Kak Jiro juga?" tanya Kalila sembari melirik Jiro dengan tatapan mengintimidasi.

"Iya, tadi Kakak lo bilang mau ke UKS. Jadi, gue susul...," balas Ashana dengan pelan.

"Oh." Kalila tersenyum pada Ashana. "Ya udah. Gue balik kalau gitu, ya, Kak. Kak Ashana urus Kak Jiro sampai sembuh!" Lalu cewek itu berbalik dan buru-buru keluar dari UKS tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Jiro.

Jiro tak bisa melepaskan senyumnya ketika melihat sepanjang Kalila pergi.

Ashana menoleh. "Adik lo kelihatan kayak kesel gitu."

"Ya, kali ini dia nggak bisa nyembunyiin ekspresinya, kan?"

Ashana mengangguk. "Walaupun dia senyum ke gue, tapi dia kayak kesel ke seseorang." Cewek itu memicingkan mata. "Lo nggak lagi ngerjain Kalila, kan?"

Jiro berbaring di atas brangkar dan menaruh kedua tangannya di bawah kepala. Dipandanginya Ashana yang masih berdiri. Kali ini, cewek itu terlihat sedikit salah tingkah. Dia berusaha berpaling, tetapi sebentar sebentar melirik Jiro. Ah, Jiro tidak berniat untuk memainkan perasaan Ashana, tetapi bagaimana cara membuat batas di antara mereka, ya?

"Gue lagi ngerjain Kalila, sih," balas Jiro.

"Jangan terlalu sering ngerjain adik lo, Jiro."

"Emang kenapa, Ashana?"

"Y—ya, gitu." Ashana mencoba berpaling. Ketika dia terlihat tidak sanggup untuk menatap Jiro yang sedang berbaring dengan posisi santai, cewek itu tiba-tiba bergera keluar dari jangkauan tirai. "Akur-akur sama adik lo!"

Kemudian Ashana pergi dengan berlari kecil keluar dari UKS, meninggalkan Jiro yang tak sadar menaikkan kedua sudut bibirnya.

***

Sungguh!

Kalila merasakan hal yang tidak nyaman di hatinya ketika melihat ada Ashana di UKS itu. Melihat Jiro tersenyum usil, Kalila yakin Jiro ingin membuatnya marah. Dan Kalila membuat harapan Jiro terwujud. Kalila tidak merespons setiap pesan yang Jiro kirimkan padanya. Ketika pulang sekolah, Kalila langsung bertemu Trey dan mengajaknya pulang bersama. Tiba di rumah, Kalila langsung mengurung diri di kamar. Tak dia biarkan sedetik pun Jiro melihatnya secara langsung sampai suasana hati Kalila jadi lebih baik.

Sampai kapan suasana hatinya bisa membaik? Bahkan ketika dia berdiam diri di atas tempat tidur dengan seragam lengkap yang masih melekat di tubuhnya, kemarahannya pada Jiro tidak sirna sedikit pun.

"Kalila. Buka pintunya." Suara Jiro.... Akhirnya cowok itu tiba juga di rumah. Dia mengetuk pintu berkali-kali dan selalu diabaikan oleh Kalila. "Gue masuk, ya?"

"NGGAK BOLEH!" teriak Kalila. "BISA PERGI NGGAK?"

"Nggak bisa, Kalila."

Kalila berdecak. Pikiran dan hatinya tak sejalan. Dia tak mau membukakan Jiro pintu, tetapi dia malah turun dari tempat tidur dan segera membuka pintu kamarnya yang terkunci.

Ruang dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang