20

9.4K 594 9
                                    

by sirhayani

part of zhkansas

20

Emily termenung di kamarnya. Dia bahkan dipaksa mundur duluan sebelum mulai maju untuk mengambil hati Arvin. Salahnya, dia terlambat bertindak karena sadar Arvin terlihat jelas menyukai Kalila.

Emily tidak bisa mundur begitu saja. Sekali dia bertemu dengan cowok yang masuk dalam kriterianya, maka dia harus mendapatkan cowok itu bagaimana pun caranya. Pasti ada cara membuat Kalila dan Arvin putus. Emily sudah berencana untuk mempengaruhi Kalila segala hal buruk tentang Arvin agar Kalila bisa cepat memutuskan hubungan dengan cowok itu.

Dia telah memengaruhi Kalila agar Kalila segera putus dengan Arvin. Sialnya, Kalila belum membalas dan membuat Emily jadi tidak tenang. Pasti Kalila ketiduran.

Emily tak peduli jika harus berpacaran dengan Arvin atau bahkan menjadi selingkuhan cowok itu. Emily juga tidak peduli dengan perasaan Kalila jika dia harus berkhianat. Masalahnya adalah, bagaimana cara untuk menarik perhatian Arvin agar berfokus padanya dan rela meninggalkan Kalila demi dirinya?

Dering ponselnya membuat Emily terperanjat. Dia buru-buru mengambil ponselnya, berharap Kalila segera merespons pembahasan terakhir. Namun, pesan yang masuk berasal dari kontak asing.

+62*** : gue mau tanya-tanya tentang kalila dan arvin

me: siapa ya?

+62*** : lo nggak perlu tahu. orang lain juga gak perlu tahu. mulai sekarang, chat antara kita cuma kita berdua yang tahu.

Emily mengernyit. Siapa? Mengapa tiba-tiba? Emily menebak bahwa itu Trey, tetapi Emily langsung menggeleng kencang. Trey yang suka ­nge-gas itu tak akan mungkin setenang dan serapi ini dalam berkirim pesan.

Apa pengagum rahasia Kalila? Atau Arvin?

Tak sadar Emily menggigit ujung kukunya. Kesal dengan jawaban yang tak ketemu, akhirnya dia membalas pesan dari kontak asing itu lagi.

me: lo pengagum rahasia kalila? atau arvin?

+62*** : jawaban mana yang menguntungkan lo? dari sana gue akan tahu kita akan sepihak atau enggak. jangan ragu untuk jawab jujur. gue kenal lo juga dan gue tahu kita sepihak

Emily mengernyit. Apakah menguntungkan baginya jika menjawab jujur? Tidak ada salahnya untuk jujur agar Emily bisa melihat lebih jauh.

me: kalila

+62*** : benar, kan, kata gue? kita sepihak. jadi, lo mau kalila dan arvin putus, kan? karena gue juga pengin mereka putus

me: bagaimana bisa gue bisa percaya sama lo yang bahkan nggak gue kenal?

+62*** : intinya, gue nggak peduli apa pun tentang lo. tujuan gue cuma satu, pengin kalila dan arvin segera putus. dan gue butuh lo dalam rencana putusnya mereka supaya nggak ada alasan buat kalila kembali ke cowok itu

Emily menutup mulut. Meski bertanya-tanya siapa si pengirim dan penasaran akan hal itu sungguh membuatnya penasaran, tetapi siapa yang peduli orang di balik si pengirim pesan itu?

Emily hanya punya satu tujuan, yaitu membuat Arvin dan Kalila putus agar Emily bisa mendapatkan Arvin.

me: kalau lo kenal gue, berarti lo udah tahu kan kalila dan gue masih ada hubungan keluarga?

+62*** : yap. sepupu lo kan?

Emily mengernyit. "Berarti dia nggak tahu gue dan Kalila bukan sepupu beneran? Teman sekelas apa, ya? Teman satu sekolah? Ck, bodo amat tentang tuh anonim."

me: bener.

+62*** : gue udah cari tahu tentang arvin. dia kalau pacaran nggak bisa kalau nggak ciuman atau bahkan lebih dari itu

me: maksud lo?

+62*** : cium arvin. cowok yang udah pernah ciuman, nggak akan nolak kalau ada cewek yang rela nyerahin diri

me: lo nyuruh gue ngel*nte?

+62*** : gue nggak bilang itu.

+62*** : memangnya lo dibayar untuk ngelakuin hal itu? itu adalah bagian rencana, emily

Orang ini gila.

Namun, Emily jadi teringat cerita Kalila saat mereka saling berkirim pesan tadi. Benar. Arvin pasti tak akan tahan berpacaran dengan Kalila yang tak biasa berurusan dengan hal-hal dewasa seperti berciuman.

Emily akan memberikan kepada Arvin hal yang tidak bisa Arvin dapatkan dari Kalila. Emily mengirimkan pesan kepada Arvin sambil tersenyum penuh ambisi.

me: apa lo udah tidur, vin?

me: gue terlalu terlambat untuk bilang kalau gue suka sama lo

me: but, yah, gue nggak bisa ngapa-ngapain karena lo pacarannya sama sepupu gue sendiri

***


 

Ruang dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang