(36) Witch 🔮

132 15 1
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

06.00 ITN

Pagi ini para pekerja istana sangat sibuk medekor sana sini, membuat pesta yang kerajaan Xu tunggu-tunggu, yap pernikahan anak semata wayangnya... Namun ini hanya sebuah perayaan, sebelum pernikahan dimulai, karena pernikahannya akan di laksanakan di bumi.

Mereka mendekor istana seindah mungkin, agar pengunjung nyaman.

"Aku tidak sabar" ucap sang ratu menghampiri raja Xu yang tengah memerintahkan para dayang istana.

"Dimana manusia dan Minghao berada, mereka masih belum sampai?" Tanya raja Xu lalu di angguki oleh sang ratu.

Tidak lama suara yang mereka rindukan menggelegar seisi ruangan, itu suara Minghao.

"Mama!!! Ayah!!!"

Keduanya menoleh, ada Minghao yang tengah berlari ke arah mereka sambil merentangkan tangannya siap memeluk keduanya.

keluarga itu berpelukan cukup lama, Minghao pun melepas pelukannya.

"Mama kau tau aku sangat merindukan mu, tapi ayah sangat keras kepala, ia bilang aku belum boleh kesini walau hanya sebentar" Minghao memeluk mamanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Apa-apaan kau ini, tukang ngadu" ucap raja Xu sambil melipat kedua tangannya.

"Haha... Baiklah dimana manusia itu?" Tanya ratu, membuat Minghao menepuk jidatnya.

"Astaga aku melupakan Jun, sebentar..."Minghao melangkah keluar istana, disana ada Jun yang ntah lagi ngapain berhadapan dengan pohon.

"Halo om Tante... Masa om Tante si, mereka kan bangsawan bjir, eummm... Halo raja ratu... Akkkhhh ga banget eum... Yang mulia ratu" Jun kali ini berpose berlutut.

"Jun ngapain?"

Jun kemudian berdiri dengan cool sambil tersenyum kaku, jujur ia sangat gugup sekali sekarang.

"Ga... Ga ngapa-ngapain"

"Ayo... Ayah sama mama udah nunggu" Minghao menarik tangan Jun untuk masuk bersamanya.

"Halo... Raja... Ratu... Ini Jun" ucap Jun dengan wajah pucat, ia sangat gugup, bahkan dirinya berkeringat banyak.

"Bersikaplah biasa, kau bisa trauma bertemu kami jika seperti ini" ucap sang ratu.

"I..iya ratu"

"Jun! Ayo ke kamar!" Minghao handak membawanya ke kamarnya, namun di jegar Sanga raja.

"Kalian belum sah, jangan samakan ini di bumi"

"Maaf raja.. . Ratu... Saya... Boleh bawa Minghao keluar... Hanya untuk mencari angin" mendengar alasan Jun yang menurutnya tidak masuk akal, ia bisa saja memakai sihirnya hanya untuk membuat kipas angin atau AC atau mungkin angin laut hehe.

"Apakah disini panas pagimu?" Tanya raja Xu.

"Em... I...itu..."

"Baiklah, tapi ingatlah waktu, sebentar lagi acara akan dimulai" ucap ratu.

"Oke! Makasi mama" Minghao dengan cepat berlari menarik tangan Jun.

....

"Ahahaha.... Jun tadi lucu banget mukanya hahaha" ucap Minghao sambil tertawa mengingat Jun sampai berkeringat hanya untuk meminta izin.

"Oiya kita ngapain disini Jun?" Tanya Minghao.

"Emn... Berduaan?" Jawab Jun, ntah ia sendiri bingung.

Beberapa menit mereka berbincang, akhirnya mereka di panggil untuk berganti pakaian.

"Huh..." Jujur Jun gugup sekarang, masalahnya disini manusia dia doang, tamunya juga pasti anak bangsawan, bjir...rasa nya mau nangis aja Jun ini.




.......

"Sehabis ini kalian bisa beristirahat atau kalian akan-"

"Aku ingin kebumi sekarang! Aku ingin bertemu seungkwan, aku sangat merindukannya" ucap Minghao memotong ucapan mamanya.

"Apa ini? Bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau tidak ingin tinggal di bumi?" Lanjut raja Xu sambil berdecak pinggang.

"Apa ini? Bukankah ayah sendiri yang menginginkanku dihukum untuk tinggal dibumi?" Balas Minghao mengikuti gaya ayahnya, berdecak pinggang.

"Apa ini? Bukankah kau yang rela menukar tongkat mu dengan batu itu demi tidak ingin tinggal di bumi?"

"Apa ini? Bukankah ayah sendiri yang menamparku agar aku pindah ke bumi?"

"Apa ini-"

"Udah! Kalian ini! Udah gede juga..." Ucap ratu Xu, melerai keduanya.








































"Apa ini? Manusia satu ini kenapa cuma diam saja?"-Raja Xu

"Huh?"-Jun









































TBC.





Oke gaes makasih....





















(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠-Vote gaes☆


..

..

..



.



my king is human [JunHao] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang