(2) witch 🔮

303 28 2
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

22.00 ITN

Malam ini Minghao tidak bisa tidur, ia masih teringat dengan ucapan ayahnya, tentang ia akan di kirimkan ke bumi.

"Tidak, lagi pula, ayah tidak akan berani mengirimkanku ke bumi, siapa yang akan jadi penerus istana ini kalau bukan aku"

"Baiklah aku harus tidur, besok masih ada hari yang lebih baik, dibandingkan sekarang, ayo tidur xu Minghao, kelas sihir besok juga akan dimulai"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

06.00 ITN

"Pulang dari kelas nanti, kau harus membawa batu, berapapun itu, dirimu harus diajarkan menjadi rajin xu Minghao"

"Terserah, aku berangkat" Minghao segera mengangkat tubuhnya melayang, dan pergi.

"Berjalan dengan benar Xu Minghao!"

Mengabaikan ayahnya yang berteriak ia lebih milih pelesat pergi daripada harus mendengarkan ochean ga jelas ayahnya.

Ayah Xu hanya bisa menghela nafas, lalu penjaga datang membawa beberapa peralatan sihir.

"Kapan kita akan memulai ini tuan" ucap salah satu penjaga.

"Taruh di ruang bawah, jika dia tidak membawa batu itu satupun, kita benar-benar akan mengirimnya" Ayah Xu pergi menduduki takhta nya.
































"Aku harus menemukan batu itu, setidaknya satu, agar tidak dikirimkan ke bumi"











.

.

.

.

.

.

.

.

.

16.00 ITN

"Apa kau menemukannya Huang?"

"Tidak, waktu itu aku mencarinya bersama ayahku, sangat banyak di sekitar sini"

"Waktu itu juga aku menemukannya tanpa mmharus mencari"

Kini ketiga putra kerajaan tengah mencari bebatuan.

"Sudahlah aku menyerah, mungkin aku memang sudah diutuskan untuk tinggal di bumi" Minghao duduk di bawah pohon.

"Aku menemukannya!" Zhong, ia mengangkat tinggi-tinggi tangannya yang memegang batu kristal berwarna ungu, sangat cantik.

"Kau hanya menemukan satu? Apa ada lagi?" Tanya Minghao.

"Aku sudah mendapatkannya jadi aku akan pulang" ucap Chenle.

"Tunggu! Bisakah kau memberikan ku batu itu, aku dalam bahaya, jika tidak menemukan batu itu" ucap Minghao

"Tidak bisa, aku juga harus memberikannya ke ayahku" jawab Chenle.

"Aku juga dapat! Wah... ini lebih besar dari yang ku temukan bersama ayah" Renjun memasukan batu itu ke dalam tasnya.

"Tidak bisakah kalian mencarikannya satu saja untukku, aku sangat membutuhkannya"

"Tidak bisakah kau mencarinya sendiri? Kita masih bisa menemanimu untuk mencarinya, kita juga bisa membantumu, asal kau juga berusaha" ucap Chenle dianggukan oleh Renjun.

"Baiklah, aku juga akan mencari,,, tapi kalian harus tetap bersamaku"

Ketiganya kembali menggalih tanah guna mencari batu-batu sihir itu.































19.20 ITN

"Kenapa batu-batu itu jadi sulit sekali dicari?" Ucap Renjun.

"Oh! Aku harus kembali! Aku minta maaf, ini sudah lewat jam pulangku! Aku akan pulang sekarang! Selamat mencari!" Chenle pergi dengan sangat tergesa-gesa, ia bahkan menggunakan sihirnya agar bisa berlari cepat.

"Bagaimana ini... Jam 8 pas itu sudah jam makan malam kerajaan, aku juga harus pulang sekarang" Kepergian Renjun membuat Minghao kesal, ia belum menemukan batu itu.

"Aku juga harus pulang, tapi... Aku tidak menemukan batu itu"









































"Aku bisa membantumu, di tempatku banyak batu sihir"

"Berikan padaku!" Mendengar itu Minghao menjadi antusias sekarang.

"Itu tidak gratis pangeran Xu, kau harus membayarnya"

"Apapun itu..."

"Berikan tongkat mu padaku"

"Kau gila!"

"Aku akan memberikan baru itu berapapun yang kau mau, dan kapanpun kau mau"

"Ingat, ini tongkat sihir kuberikan khusus untuk penerus Kerajaan, kau, adalah penerus Kerajaan ini, jaga, jangan sampai hilang, dan jangan di berikan ke siapapun, dengar, ini tidak ada di manapun, hanya satu, dan kau pemiliknya, jaga dengan baik Xu" AYH XU

"Jika setiap hari aku menginginkannya?"

"Kau bisa datang ke tempatku, tidak jauh dari sini"

"Dimana?"

"Kau lihat, pohon kecil itu, jika kau kesana kau akan melihat sebuah gua kecil, namun saat masuk ia sangat besar, disitulah aku tinggal, dan disitulah banyaknya bebatuan yang kini kau cari, bagaimana?"

"Tapi... Siapa namamu?"
















































































"Aku Lee Chan"

my king is human [JunHao] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang