SEVENTEEN
Harry Potter
Seventeen hanya milik Pledis,
Harry Potter hanya milik J.K Rowling Dan Author hanya meminjam
Genre : BxB, Yaoi or Gay
Gak suka? Pergi
💎
💎
💎
💎
💎
Ditempat Batu Bertuah
Jeonghan dengan perlahan, berjalan menuruni tangga yang ada di sana, menuju jebakkan terakhir. Saat di ujung ruangan, di bawah tangga, tiba-tiba Jeonghan kembali merasakan sakit dan perih yang luar biasa dari bekas lukanya.
Saat sudah sampai di ujung ruangan, Jeonghan melihat Cermin Tarsah. Dan di depan cermin tersebut, berdiri seorang lelaki dengan kepala yang di tutupi surban. Jeonghan berjalan pelan, mendekat.
"Kau?" Kata Jeonghan kepadanya.
Dan sosok itu berbalik. Dan ternyata, bukan Snape tapi Quirrell yang akan mencuri Batu Bertuah. Jeonghan terdiam, tak percaya.
"Kau pasti mengira itu Snape? Ya, dia memang terlihat seperti itu, bukan? Lagi pula, siapa yang akan mencurigai,... Prof. Quirrell yang gagap dan malang?" Jelas Quirrell sambil berpura-pura gagap di akhir kalimat.
"Namun, hari itu, di pertandingan Quidditch, kenapa Snape yang mau membunuhku" kata Jeonghan masih bingung.
"Tidak, sayang. Akulah yang mencoba membunuhmu! Lalu, percayalah kepadaku,... jika jubah Snape tidak terbakar dan tidak merusak kontak mataku,... aku akan berhasil. Walaupun Snape berusaha merapalkan mantra penangkalnya" jelas Quirrell kesal.
"Snape mencoba menyelamatkanku?" Kata Jeonghan semakin terkejut.
Quirrell tak menjawab dan tetap melanjutkan.
"Aku tahu sejak awal kau akan membahayakanku,... terutama setelah Halloween" kata Quirrell.
"Jadi benar, kau membiarkan Troll itu masuk?" Tanya Jeonghan.
"Ya, Yoon. Snape, sayangnya, tidak tertipu. Sementara semua orang berlarian di ruang bawah tanah,... dia mendahuluiku dan pergi ke lantai tiga. Tentu saja,... dia tak pernah mempercayaiku lagi" jelas Quirrell, lalu berbalik menatap cermin.
Saat Quirrell berbalik, rasa sakit di bekas lukanya Jeonghan kembali. Jeonghan meringis kesakitan, karenanya. Jeonghan memegang bekas lukanya, dengan tangan kanan yang terluka penuh darah di punggung tangannya.
"Dia jarang meninggalkanku sendirian. Namun, dia tak mengerti. Aku tidak pernah sendirian. Tidak pernah. Sekarang, apa yang di lakukan cermin ini?"
Jeonghan diam, memperhatikan saat guru itu terus mengoceh, lalu berbicara pada dirinya sendiri. Quirrell melihat ke dalam cermin.
"Aku melihat apa yang aku inginkan. Aku melihat diriku memegang batu itu. Namun, bagaimana aku mendapatkan batu itu?" Kata Quirrell kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts
FantasiaJeonghan tahu dirinya tidak normal. Dia hanya tidak tahu dirinya adalah seorang penyihir. Atau: Cerita dimana Jeonghan adalah Harry Potter. Kisah member Seventeen berada didunia Harry Potter, dengan alur cerita yang sama, namun dengan percintaan dan...