(2) Ramuan Polijus

45 6 6
                                    

SEVENTEEN
Harry Potter
Seventeen hanya milik Pledis,
Harry Potter hanya milik J.K Rowling Dan Author hanya meminjam
Genre : BxB, Yaoi or Gay
Gak suka? Pergi

💎

💎

💎

💎

💎


Kantor Kepala Sekolah

Jeonghan tiba di puncak tangga batu, dan dia mencoba membuka pintu tersebut. Tidak dikunci. Dengan hati-hati, Jeonghan masuk kedalam. Dia memasukkan kepalanya ke dalam terlebih dahulu dan memanggil sang kepala sekolah.

"Profesor Dumbledore?" Panggilnya.

Tidak ada sahutan.

Dari semua kantor guru yang pernah didatanginya, kantor Dumbledore lah yang paling menarik. Kalau tidak ketakutan setengah mati, membayangkan dirinya akan dikeluarkan dari sekolah, Jeonghan akan senang sekali punya kesempatan melihat-lihat.

Ruangan itu besar dan bundar penuh bunyi-bunyi kecil ganjil. Sejumlah peralatan perak yang aneh tergeletak di atas meja-meja berkaki panjang kurus. Mendesing dan mengeluarkan gumpalan-gumpalan kecil asap.

Dindingnya dipenuhi lukisan para mantan kepala sekolah. Pria dan wanita. Ada juga meja besar sekali, berkaki seperti cakar. Dengan memberanikan diri, Jeonghan masuk ke dalam ruangan tersebut dan melangkah maju mendekati meja tersebut.

Dan diatas rak buku di belakang meja tergeletak sebuah topi sihir kumal bertambal. Topi seleksi. Seakan tahu keberadaannya, topi itu mulai bangun dan berbicara kepadanya.

"Ada yang kau pikirkan, Yoon?" Tanyanya.

"Aku hanya ingin tahu, apa kau menempatkanku di asrama yang tepat" jawab Jeonghan.

"Ya, cukup sulit mencari tempat yang tepat untukmu. Namun, aku berpegang pada apa yang saya katakan tahun lalu. Kau akan menjadi murid hebat di Slytherin" balasnya.

Perasaannya terpukul sekali mendengar balasan topi seleksi.

"Kau salah" kata Jeonghan kepadanya.

Topi itu kembali diam, tak bergerak. Kemudian bunyi ganjil seperti orang tercekik di belakangnya, membuatnya berputar. Ternyata, dia tidak sendirian.

Pada tenggeran emas di ujung meja besar, bertengger seekor burung yang kelihatannya sudah tua sekali. Mirip kalkun yang sudah dicabuti bulunya separuh. Jeonghan memandangnya, dan si burung berwarna merah itu balas memandangnya.

Jeonghan tersenyum kecil kepada burung tersebut yang kelihatannya ramah kepadanya. Mengeluarkan bunyi tercekik lagi. Burung itu kelihatannya sakit parah. Matanya sangat redup.

Dan sementara Jeonghan memandangnya, dua bulu rontok dari badannya. Ketika si burung mendadak menyala, terbakar. Jeonghan mundur kaget, saat si burung menjadi bola api, dia memekik keras dan detik berikutnya yang tinggal hanyalah seonggok abu berasap dengan sisa-sisa api kecil. Cemas.

"Jeonghan?"

Panggilan namanya membuat Jeonghan sontak langsung menoleh ke sumber suara. Dia atas sana, terlihatlah sang kepala sekolah. Dumbledore lah, yang baru memanggilnya.

"Profesor. Burungmu,... tak ada yang bisa kulakukan. Dia baru saja terbakar" jelas Jeonghan cepat.

Betapa herannya Jeonghan, Dumbledore malah tersenyum.

Hogwarts Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang