bab 37

739 95 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Umur Zayn kini sudah memasuki 3 bulan dan Lisa kini sedang mengajak
Anaknya berjalan-jalan diarea pondok pesantren menggunakan stroler .

Setelah pekerjaan rumah dan memandikan zayn selesai rasanya Lisa sangat rindu ikut acara kajian di Tempat ustadz akbar maupun dipondok pesantren .

"LISAAAA " teriak Jennie datang menghampiri Lisa . " mbak ? Ada apa?" Tanya Lisa dengan senyumnya .

" ke masjid yuk , Gapapa nanti aku bantuin pegangin zayn ... umi udah disana , ada pengajian Ibu-ibu desa
Kamu tau ga?? Yang dateng ngisi ceramah siapa?" ucap Jennie sangat antusias .

" siapa mbak?" Tanya Lisa .

" Ustadzah Okki setiana dewi " ucap Jennie , berhasil membuat Lisa sangat senang mendengarnya karna Lisa memang sangat gemar mendengarkan ceramahnya yang selalu menyentuh hati .

" Aku belum izin tapi sama mas Jeon " ucap lisa masih memegang stoler anaknya . " Yaudah kamu chatt aja , lagi masih dipondok gapapa kan ? Kamu juga udah pumping belum? Masukin botol aja asi kamu " titahnya .

" Okeh deh mbak , Lisa siap-siap dulu" .

" Okee ayuk aku sekalian mau gantiin baju Zayn yaa , yang lucu " ucap jennie diangguki lisa . Jennie pun mengambil alih Zayn yang berada didalam stolernya rasanya begitu gemas dengan badan Zayn yang bulat .

" mbak kasian dede dalem perut mbak "

" hahaha gapapa Lisaa " jawab Jennie membawa zayn masuk kedalam rumah Adiknya .





Setelah selesai dengan Gamisnya yang terlihat sederhana dan Baju kodok zayn yang lucu , Lisa , jennie dan Zayn pun berjalan ke masjid untuk mengikuti acara pengajian ibu-ibu desa .

Dan sampailah dimana saatnya ustadzah okki menyampaikan ceramahnya dihadapan seluruh jamaah .

" Kecewa datang dari hati yang bersandar dan berharap kepada manusia. Semakin dalam kita berharap kepada manusia maka semakin mudah pula hati kita tersakiti. Ketika kita mengharapkan rasa dan kebaikan yang kita beri nantinya akan terbalas, dan kita menginginkan agar orang lain melihat dan menghargai jerih payah kita, hendaknya kita bersiap diri akan datangnya kekecewaan.

Setiap diri kita memiliki perasaan, dan dari perasaan itu muncullah rasa harap. Kita ingin mendapatkan kebahagiaan, ketulusan, dan cinta dari orang yang bisa kita percaya. Perasaan kita terikat dan menguat dalam ribuan harapan. Namun, apabila seluruh harapan tersebut tidak terwujud, maka yang paling berhak disalahkan adalah diri kita sendiri, karena kita menyandarkan harapan kita kepada manusia. Sudah terlalu banyak hal menyakitkan di dunia ini, dan dikecewakan manusia adalah yang terburuk. Mengapa begitu?

Barangkali sabda Nabi Muhammad ini dapat menjawab salah satu alasannya:

Sungguh, hati anak Adam itu lebih mudah terbolak-balik daripada air yang mendidih dalam bejana. (HR. Ahmad dan ath-Thabrani)

Cinta diatas Sajadah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang