13. Harder, Saskia.

6K 319 24
                                    

18+++ hanya untuk dibaca bukan untuk ditiru😝






Saskia merasakan panas dikepalanya saat Audrey dengan nakal mencumbui lehernya begitu rakus. Ia berusaha untuk menghentikan kegiatan mereka, namun, oh! Ini terasa nikmat sekali! Bibir Audrey yang basah dan lembut mengenai kulit sensitif Saskia. Saskia tak bisa menahannya lagi, ia merubah posisi mereka. Saskia akan selalu menjadi dominan, ia tidak akan membiarkan siapapun mengendalikan dirinya di atas ranjang.

Tangannya bergerak mengusap wajah Audrey, pipi gadis itu memerah dengan mata yang asik terpejam merasakan kelembutan sentuhan Saskia di wajahnya hingga turun ke leher. Saskia mendekatkan bibirnya pada cuping telinga Audrey, menjilat dan menghisap bagian itu hingga membuat sang empunya meringis kegelian namun disaat yang bersamaan ia menarik rambut Saskia untuk melakukan hal itu lebih dalam.

"Argh~ Saskia!" Audrey tersentak saat Saskia menggigit daun telinganya, Audrey berusaha menjauhkan diri namun Saskia menahannya, bibirnya turun menjilati bibir bagian bawah Audrey, meminta gadis itu membuka mulutnya. Jilatan dan hisapan pada bibir Audrey membuat Saskia semakin teransang dibuatnya. Ia sangat penasaran, bagaimana jika bibirnya turun ke bawah sana? Akan selembut apa? Boleh, kah Saskia melakukan itu saat Audrey sedang tak sadar begini?

Saskia seakan mendapat akal sehatnya kembali, dia hendak menjauh dari Audrey namun melihat Audrey terkulai lemah di bawahnya membuat Saskia ragu. Akan sangat disayangkan jika Audrey ia lewatkan begitu saja, apalagi saat wajah cantik itu berkilat karena keringatnya sendiri. Saskia mencoba untuk mengenyahkan segala keinginannya, ia takut Audrey akan mengira bahwa dirinya diperkosa, saat pikirannya berkecamuk sambil memandangi wajah tipsy gadis di bawahnya, tiba-tiba ia merasakan tangan Audrey yang menuntun tangannya menyentuh payudara miliknya. "Please, Saskia," pintanya, terdengar seperti rengekan anak usia 5 tahun yang minta dibelikan es krim oleh ibunya.

"Saya tidak bisa Audrey," Saskia berbisik tepat disamping telinga Audrey.

Audrey yang masih setengah sadar itu memegang bahu Saskia, "aku mau disentuh kamu, Saskia!"

"Audrey..."

"Fuck me, please!"

Kalimat tadi seolah menjadi bahan bakar yang membuat hasrat Saskia semakin terbakar. Ia kembali mencumbui bibir Audrey, menghisap dan menjilatnya cukup kasar dengan tangan yang sibuk memainkan payudara milik Audrey. Saskia menjauhkan dirinya sejenak, ia membuka kaos yang dikenakan Audrey sehingga kini hanya menyisakkan bra berwarna hitam yang menutupi kedua payudaranya. Saskia membuka tanpa ragu bagian terakhir itu, dan sekarang bagian atas tubuh Audrey terekspos sempurna di bawah Saskia.

Saskia meremas pelan payudara kanan milik Audrey, ia memainkan puting kecil berwarna pink tersebut menggunakan lidahnya, Saskia segera melahap puting yang udah mengeras itu. Ia sesekali menggigit bagian itu hingga membuat Audrey lagi-lagi tersentak, namun ia tidak menghentikan apa yang sedang Saskia lakukan dan justru menikmati setiap sentuhan wanita itu walau Audrey tidak bisa membedakan antara kenyataan dan halusinasi. Audrey masih berpikir jika ini hanya ada di dalam bayangannya saja, di dalam bayangan Audrey, Saskia tengah bergerak turun membuka celana dalam yang ia kenakan, lalu wanita itu menyuruh Audrey membuka kakinya lebar-lebar.

Dan sekarang, Audrey sudah telanjang bulat. Ia merasakan hawa dingin menyeruak ke tubuhya, namun di detik berikutnya, ia merasa bagai akan terbang saat merasakan ada sesuatu yang lembut dan basah menjilati vaginanya dengan tempo yang mula-mula pelan, berubah menjadi semakin cepat.

Audrey mencengkram sandaran sofa, wajahnya nampak frustrasi, disela-sela desahannya, Audrey merengek hampir akan menangis. Ia menekan kepala Saskia, membiarkan wanita itu 'memakannya' hingga habis. Cairan milik Audrey sudah memenuhi area mulut Saskia, ia tahu kalau sebentar lagi Audrey akan cum, akan tetapi Saskia malah menjauhkan wajahnya, hingga membuat Audrey menggeram frustrasi. Ia memandang Saskia dengan matanya yang sayu, seolah memohon pada wanita itu untuk melanjutkan kegiatannya.

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang