iya iya ini update 😫🫶🏻
Hari ini Saskia dan Audrey pergi menemui dokter obgyn yang akan menangani proses bayi tabung yang akan mereka jalani. Sebelumnya, Saskia dan Audrey sudah mencari tahu seluk beluk tentang dokter yang akan mereka datangi ini. Tentu bukan hal yang mudah untuk membuat janji temu karena dokter ini memiliki jadwal yang cukup padat serta tidak melayani sembarang pasien. Beruntungnya Audrey bisa mendapatkan akses untuk menghubungi dokter tersebut karena kebetulan sang dokter adalah teman baik Papanya.
"Kamu kenapa?" tanya Audrey ketika melihat Saskia yang tidak henti-hentinya menggerakkan kaki. Keringat terlihat membasahi kening Saskia sampai membuat Audrey gemas. Dengan telaten ia menyeka keringat tersebut menggunakan beberapa helai tisu. "Kok jadi kamu yang gugup sih?"
"Aku belum siap ketemu dokternya," ungkap Saskia dengan jujur. Air wajah yang biasanya tegas kini merubah sayu. Terlihat gelisah dan tidak nyaman disaat yang bersamaan.
"Lah, kan aku yang mau hamil. Yang tindakan juga aku, kenapa jadi kamu yang gugup gini deh?" Audrey masih belum paham kalau mental Saskia benar-benar belum siap saat ini.
"Aku gak tau, Drey. Kita pulang aja yuk," Saskia menarik-narik ujung baju yang dikenakan Audrey sampai membuat Audrey terpaksa menepis tangan wanita itu. "Drey.."
"Kan kita belum ketemu dokternya, masa mau pulang gitu aja sih." Audrey tetap kekeh pada pendiriannya untuk melanjutkan pertemuan ini.
"Ayolah, kita bisa bicarakan masalah ini lagi nanti."
"Nanti kapan? Sekarang loh tinggal nunggu dipanggil buat mulai sesi konsultasi. Apalagi sih yang harus kamu takutin? Aku yang bakal hamil biasa aja tuh."
Saskia mendesah pelan. Percuma debat dengan bocah itu. Ia menarik napas perlahan untuk menenangkan hatinya. Saskia sendiri tidak tahu kenapa dirinya begitu takut menghadapi situasi ini. Pikirannya terus bercabang antara iya atau tidak, sebab ia tahu kalau Saskia belum benar-benar menginginkan seorang anak.
Tiba saatnya mereka masuk, ruangan ini di dominasi dengan cat berwarna putih. Rasa dingin langsung menusuk kulit Saskia, hawa disini benar-benar membuat ia semakin tidak nyaman.
"Selamat pagi. Audrey, ya?"
"Iya, Dok," Audrey berjabat tangan dengan dokter yang bernama Anton itu.
Dokter Anton seusia papanya, mereka bisa berkenalan karena berada di satu club motor yang sama. Dokter Anton bersama kumis tebalnya tersenyum dengan ramah, menyuruh keduanya untuk duduk.
"Saya Saskia," ucap Saskia memperkenalkan diri. Dokter Anton juga sudah tahu soal Saskia karena Hutama sudah menjelaskan semuanya, dan ia pun paham dengan hal ini. "Saya sebetulnya agak takut untuk menjalani program kehamilan ini," katanya secara tiba-tiba.
Reflek Audrey menoleh, jangan sampai Saskia meminta secara langsung kepada Dokter Anton untuk membatalkan rencana yang sudah mereka susun?!
Sebelum itu terjadi, Audrey ingin menghentikan Saskia, ia akan menyela apa yang akan diucapkan oleh Saskia di detik berikutnya. Namun bibirnya mendadak bungkam ketika mendengar penuturan Saskia.
"Saya takut Audrey kenapa-kenapa karena nanti dia yang akan hamil, segala tindakan yang dilakukan pasti akan dia rasakan secara langsung. Saya takut fisik Audrey nggak kuat buat nerima itu semua," jelasnya disertai helaan napas yang samar.
Dokter Anton kembali tersenyum untuk menenangkan kegundahan hati Saskia. "Bu Saskia tenang saja, proses ini akan diawasi langsung oleh saya. Lagipula saya sudah membaca hasil medical check up milik Audrey dan semuanya normal, jika sesuai dengan timeline maka tidak akan sulit untuk menjalani proses ini," jawaban Dokter Anton terdengar lugas. "Resiko seperti nyeri itu umum terjadi, biasanya dirasakan ketika calon ibu meminum obat untuk menstimulus ovarium, tapi semua itu tetap berada dalam pengawasan kami sebagai tenaga kesehatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture is My Wife
ChickLit18+++ Menceritakan tentang Saskia Larissa, seorang dosen Prodi Akuntansi yang dijodohkan secara tidak sengaja dengan Mahasiswinya sendiri, Audrey Sheilla. Perjodohan itu membawa Saskia menemukan dirinya yang 'baru' setelah perasaannya mati selama be...