Tadinya mau aku unpublish ya, tapi pas baca reply-an beberapa reader bikin aku mikir lagi😭 jadi yaudahalh ya, aku bikin ini tamat dulu baru di unpublish. selamat membacaaa
Rintik hujan tengah membasahi kota Jakarta sedari pagi tadi, membuat Audrey harus berdiam diri di rumah sambil mengamati setiap tetesan air yang melewati jendela kamrnya.
Sore pun sudah menjelang, tapi tak ada yang bisa Audrey lakukan selain berguling ke kiri dan ke kanan seraya bermain ponsel hingga kepalanya terasa sakit karena rebahan sepanjang hari. Meski ini hari minggu, tak banyak yang bisa Audrey lakukan karena semenjak hamil, entah mengapa Audrey merasa tingkat kemalasannya untuk keluar dari rumah meningkat drastis.
Justru sekarang ini, Audrey jadi lebih senang di rumah. Membuat makanan yang dia mau, membereskan rumah, bahkan menanam beberapa bibit bunga di taman belakang. Sebuah hal yang tak pernah hinggap dibenak Audrey bahwa dirinya akan menjadi seorang ibu rumah tangga, dan anehnya lagi, Audrey sangat menikmati perannya itu.
Setiap pagi, ia membuatkan sarapan, menyiapkan keperluan Saskia, dan mendapatkan hadiah yang paling ia suka; dicium keningnya sebagai tanda terimakasih dari Saskia. Siapa yang sangka, hal-hal membuat hidup Audrey sangat berharga dan menyenangkan.
"Lagi mikirin apa?" Saskia masuk ke kamar, hanya menggunakan handuk kimono yang melilit tubuhnya.
"Ko kamu nggak bilang sih kalo udah pulang?" Audrey segera bangun dari kasur lalu menghampiri Saskia yang tengah duduk dimeja rias. Gadis itu membantu Saskia mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Bibir Audrey melengkung ke atas saat melihat Saskia memandangnya melalui cermin.
"Bukannya jawab malah ngeliatin aku kaya gitu."
Saskia terkekeh kecil. "Tadi aku naik ojek online makanya kehujanan, terus sengaja langsung mandi biar nggak bikin basah ke mana-mana."
"Ohh.. iya ya, aku baru inget kalau mobil kamu lagi di bengkel."
Wanita yang usianya lebih tua dari Audrey itu tiba-tiba mencium tangan Audrey dengan lembut. "Aku ngerasa makin hari kamu makin cantik."
"Lagi gombal, ya?"
Saskia hanya menggelengkan kepala. Ia terus menciumi tangan Audrey seraya menutup mata, menikmati lembutnya kulit gadis itu. "Kenapa ya kita nggak ketemu lebih awal aja? Mungkin hidup aku bakal lebih bahagia, hal-hal sulit yang terjadi di masa lalu bisa lebih mudah aku lewati kalo ada kamu."
"emm?" Alis Audrey terangkat sedikit. "Bukannya kamu menolak aku ya diawal-awal?"
Saskia menggeleng. Ia memutar tubuhnya agar bisa berhadapan langsung dengan Audrey. "Nggak, sayang."
"Tapi--"
"Sstt.. bukannya kita udah pernah bahas itu?"
"Iya sih.."
"Sepertinya, dulu nyakitin banget ya buat kamu?"
Audrey mengangguk tanpa ragu. "Aku nggak pernah diperlakukan seburuk itu sama seseorang," jujurnya. Jika melihat kilas balik tentang hubungan mereka, Audrey tak dapat memungkiri jika dirinya masih kesal pada Saskia. Saskia yang mendengar itu berubah murung, wajahnya tak lagi bersahabat. Melihat itu, Audrey segera meraih wajah Saskia agar memandang dirinya kembali. "Tapi gak papa, kamu harus bayar itu semua dengan mencintai aku seumur hidup kamu. Nggak ada yang boleh pisahin kita, bahkan maut sekalipun!"
"Itu seperti kalo aku mati, kamu bakal ikut juga?"
Audrey mengangguk tanpa ragu. Saskia menelan ludahnya, ia takut jika hal mengerikan itu terjadi pada mereka. "Salah satu dari kita harus hidup untuk nemenin mereka," ujar Saskia, sambil mengelus perut Audrey yang sudah mulai membuncit itu. "Tapi aku selalu berdoa semoga kita berdua panjang umur dan bisa melihat mereka lahir sampai dewasa, sampai kita punya cucu. Harus, Drey."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture is My Wife
ChickLit18+++ Menceritakan tentang Saskia Larissa, seorang dosen Prodi Akuntansi yang dijodohkan secara tidak sengaja dengan Mahasiswinya sendiri, Audrey Sheilla. Perjodohan itu membawa Saskia menemukan dirinya yang 'baru' setelah perasaannya mati selama be...