"Kamu lagi bikin apa?"
"Ah ini, aku lagi masak kerang saus tiram, tapi aku ga punya saus tiramnya. Kamu bisa beliin ga?"
"Bisa-bisa."
"Nitip bawang merah juga ya, beli aja lima ribu di warung."
"Oke."
"Terus beliin juga nanas muda ya."
"Siap."
"Sekalian—"
"Aduhh, kamu kirim di WA aja biar aku ga salah beli."
Audrey mengangguk tak acuh, dia langsung mengetikkan beberapa jenis bumbu dapur yang harus Saskia beli ke supermarket. Saskia pun bergegas pergi menggunakan motor matic menuju tempat yang menyediakan segala kebutuhan Audrey barusan. Tidak butuh waktu lama, Saskia sampai di depan gedung supermarket. Ia segera membeli semuanya, tapi apa tidak terlalu sedikit ini? Bawang merah hanya segenggaman tangan, hmm. Saskia memilih untuk menambah jumlah bawang merahnya menjadi satu kilo, daun bawang satu kilo, dan nanas 3 kilo, pasti Audrey akan memuji kepintarannya ini.
Setengah jam berselang, Saskia kembali masuk ke rumah, dia menyerahkan sekantung plastik belanjaan yang cukup besar. Audrey melongo ditempat, ini kenapa jadi banyak sekali? Jauh dari yang ia butuhkan di awal.
"Kamu ngapain beli daun bawang sebanyak ini, Saskia?" suaranya tiba-tiba meninggi, ia berkacak pinggang di depan wanita ini.
Dengan polosnya, Saskia menjawab, "takut kamu kurang."
"Tapi ini kebanyakan! Astaga. Ini juga nanasnya banyak banget, ini kamu mau gugurin kandungan siapa coba?"
"Ehh, kok gitu ngomongnya? Aku kan gak tau takaran pastinya segimana. Aku cuma takut kamu kekurangan bahan, makanya aku beli lebih."
Audrey berdecak kesal. "Lebih sih lebih, tapi ini kelebihan."
Saskia menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali itu. "Terus gimana? Masa dibalikin."
"Ish, udahlah sana jangan gangguin aku. Aku mau masak. Hus-hus!"
Dengan berat hati, Saskia pun pergi dari hadapan Audrey. Dia berjalan lunglai ke kamarnya seperti anak kecil yang dimarahi oleh ibunya.
Audrey kembali melanjutkan aktivitasnya, meski dia masak sambil menonton tutorial di youtube, namun tangannya memang cekatan dalam mengolah bahan makanan. Sedari dulu Audrey memang pandai memasak, namun dia tidak punya alasan untuk melakukan kegiatan itu, dulu. Sekarang, Audrey ingin Saskia merasakan masakannya setiap hari. Audrey mau membuat pipi tirus Saskia menggembung dengan sentuhan masakannya.
Dua jam kemudian, Audrey selesai membuat hidangan untuk makan siang mereka. Ada kerang saus tiram, sayur capcay, dan juga goreng ayam. Makanan ini memang basic, tapi Audrey berharap Saskia bisa suka dengan masakannya.
"Saskia, ayo makan dulu."
Audrey membuka pintu kamar Saskia lebar-lebar, dilihatnya wanita itu sedang tertidur dengan posisi menyamping dan mulut yang terbuka sedikit. Terdengar dengkuran halus di sana, Audrey terkekeh geli. Baginya setiap apapun yang sedang dilakukan Saskia, semuanya terlihat menggemaskan dimatanya.
"Saskia.." Audrey mengguncang bahu ringkih wanita itu. Perlahan tapi pasti mata Saskia mulai terbuka. Dia memandang Audrey dengan setengah mengantuk.
"Apa?"
"Makan dulu, aku udah selesai masaknya."
Bukannya bangkit, Saskia malah mengubah posisi tidurnya dengan paha Audrey sebagai bantalan dan ia memeluk perut ramping Audrey kemudian menenggalamkan wajahnya di sana. Audrey tersenyum, tangannya bergerak mengelus puncak kepala Saskia dengan penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture is My Wife
ChickLit18+++ Menceritakan tentang Saskia Larissa, seorang dosen Prodi Akuntansi yang dijodohkan secara tidak sengaja dengan Mahasiswinya sendiri, Audrey Sheilla. Perjodohan itu membawa Saskia menemukan dirinya yang 'baru' setelah perasaannya mati selama be...