29. annoying

4.5K 315 41
                                    

"Mulai hari ini bobo bareng aku terus ya? Nanti barang-barang kamu kita pindahin ke kamar aku, kamar yang sekarang kosongin aja. Dua bulan lagi baru kita isi sama perlengkapan dedek bayi," kata Saskia setelah mereka kembali menginjakkan kaki di rumah sepulang dari tempat Dokter Anton. Audrey langsung menyetujui usulan Saskia, tapi berhubung tubuhnya merasa kelelahan, ia pun memilih untuk langsung beristirahat di kamar.

Tak berselang lama, Saskia kembali masuk ke kamar sambil membawa nampan berisi makanan. "Kamu masak sendiri?"

Saskia menggeleng polos. "Beli pakai ojek online," jelasnya. "Kok diem aja, sih?" Saskia malah heran ketika Audrey malah bengong padahal dirinya sudah menyodorkan sesendok nasi dan ayam berniat menyuapinya.

"Aku seneng banget Papa tiba-tiba jodohin kita."

"...Lalu?"

"Kalau pada saat itu aku tetep kekeh nolak, mungkin sekarang aku gak akan bisa merasakan cinta yang sebesar ini dari kamu."

Saskia mendengarkan apa yang ingin Audrey ucapkan sambil menyuapi gadis itu. Lucu sekali, pikirnya. Audrey bicara dengan mulut yang penuh makanan. "Tapi aku sedih sih kamu pernah benci sama aku, bahkan ngobrol pun kamu gak mau. Pokoknya aku gak mau kejadian itu sampe keulang lagi."

"Aku gak pernah benci kamu, Drey. Cuma dari dulu aku memang agak sulit menerima orang lain masuk ke kehidupanku, makanya aku pasang boundaries setinggi langit," Saskia sedikit membela diri. "Sayangnya bocah ini bisa mendobrak batasan-batasan yang sudah susah payah aku buat itu,"
ujarnya seraya mencubit gemas pipi kiri Audrey sambil tertawa pelan.

"Jangan pernah tinggalin aku, ya. Aku bener-bener takut kamu pergi." Audrey tiba-tiba terisak kecil di depan Saskia, Saskia jelas panik. Ia meletakkan nampannya di nakas lalu membawa Audrey kepelukannya.

"Aku gak punya alasan buat ninggalin kamu, Drey," ucapnya dengan lembut untuk menenangkan gadis ini. Entah perasaan Saskia saja atau bagaimana, tapi ia merasa kalau Audrey lumayan sensitif hari ini.

Hari-hari sudah berlalu dan kini usia kandungan Audrey mulai menginjak 2 bulan. Audrey mulai mengalami morning sickness yang cukup parah. hampir setiap pagi Audrey selalu terbangun dengan keadaan perut yang mual dan muntah.

"Ini udah dikasih freshcare masih aja mual," ia menggerutu pada Saskia. Saskia yang sedaritadi menungguinya di kamar mandi mulai kebingungan menghadapi Audrey yang hipersensitif begini. "Kamu juga ngapain sih pake parfum yang ini? Aku gak kuat tau sama baunya, bikin mual!"

Ia mengendus wangi tubuhnya sendiri untuk mencium bau yang dimaksud Audrey, padahal Saskia belum menggunakan parfum apa-apa. "Sana ah! Aku males sama kamu!" Audrey menepis, menyuruh wanita itu untuk pergi.

Raut muka Saskia berubah cengo mendengar ucapan Audrey. "Hush hush."

Saskia menghela napas, ia undur diri dari hadapan gadis itu sebelum kena marah lagi nantinya.

"Drey udah mendingan belum?" Saskia bertanya saat Audrey tengah duduk di kursi makan sambil meminum susu ibu hamil. Baru akan mendekat, Audrey sudah menahan tubuh Saskia, menyuruh wanita itu untuk tidak mendekatinya.

"Jauh-jauh dulu deh," Audrey langsung menutup hidungnya saat Saskia mendekat. Apalah Audrey ini, gerutu Saskia dalam hati.

"Aku bikin kamu alergi ya?" tanya Saskia, cukup dramatis. Padahal dia sudah dandan cantik dengan stelan blazzer hitam yang selalu ia pakai tiap mengajar ke kampus seperti biasa tapi hari ini semuanya berubah seolah Saskia adalah kuman yang perlu dihindari.

"Nggak... cuma aku juga gak tau, deket kamu bikin aku mual terus bawaannya," ia mengeluhkan keadaannya sambil menutup mulut dan hidung.

Saskia berdehem sejenak. "Aku udah beli buah-buahan yang kamu minta, udah aku kupasin juga tinggal dimakan aja."

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang