Apa ini memang bagian dari rencana Audrey? Jadi Audrey sengaja melarang Saskia untuk menyentuhnya, lalu dia akan membuat Saskia melanggar larangannya sendiri? Pantas saja dari tadi, gadis itu berjalan mondar-mandir hanya mengenakan sehelai handuk. Alasannya macam-macam, dari mulai sabunnya ketinggalan sampai lupa matikan keran air. Saskia yang kebetulan sedang menikmati makan malamnya jadi dibikin salah fokus terus, tapi belum sampai kepada tahap ingin menerjang gadis itu. Pokoknya, Saskia juga bisa tahan dengan segala godaan itu!
"Mulai minggu depan aku sibuk ya," kata Audrey, kali ini pakaiannya sudah lengkap. Dia mengenakan hotpants berwarna hitam dan sweater biru langit, mungkin kulit Audrey sudah protes kedinginan makanya dia menggunakan pakaian normal kali ini. "Waktu itu temen yang aku temuin di Bali nawarin jadi freelance model."
"Model apa?"
"Pakaian dalam," jawabnya enteng, dan malah membuat Saskia menyemburkan minumannya sendiri.
"Pakaian dalam?"
"Iya, kenapa emang? Kok kaya kaget gitu sih."
Saskia menepuk jidatnya. "Ya jelas lah, emang siapa sih yang suka liat pasangannya sendiri jadi model begitu? Enggak-enggak, pokoknya aku ga ngizinin!"
"tapi bukannya bagus? Siapa tau aku bisa nemu passion aku disitu."
Saskia berdecak malas. "Gak bisa. Aku gak setuju."
"Ih aku cuma bilang ya, bukan minta persetujuan kamu. Kamu juga kemarin robek kertas hasil check up-ku tanpa minta persetujuan dulu tuh," Audrey masih saja menyebalkan. Bahkan dua kali lipat lebih menyebalkan dari yang sebelum-sebelumnya. Astaga. Saskia sangat pusing menghadapi tingkah laku gadis ini.
"Emang apa sih faedahnya jadi model pakaian dalam? Mending sini deh pose depan aku, biar aku yang fotoin kamu. Gini-gini dulu waktu kuliah aku pernah ikut UKM fotografi. Foto gak pakai baju juga nggak masalah kalau sama aku."
Audrey menolak dengan tegas. "Aku mau jadi model pokoknya!"
"Drey, tolong lah jangan uji kesabaran aku," Saskia melembutkan suaranya, berusaha membuat gadis ini mengerti.
"Dasar kamunya aja yang gak sabar, galak, tukang bentak, pelit nilai!"
"What--"
"Ah udah deh, aku mau tidur. Males ngomong sama kamu!"
Lalu Audrey pergi begitu saja, meninggalkan Saskia yang masih cengo. Semenyeramkan itukah dirinya dimata Audrey? Dan apa tadi, pelit nilai? Apa mahasiswanya tidak tahu jika Saskia selalu meng-katrol nilai akhir mereka supaya dapat nilai yang terbaik? Kalau tetap mengulang mata kuliah, itu bukan salah Saskia.
***
Benarkah, Audrey akan menjadi model pakaian dalam? Maksud Saskia, kalau pun memang dia mau jadi model atau apapun itu terserah saja asal jangan model pakaian dalam. Saskia tidak akan rela jika tubuh Audrey dinikmati oleh orang lain, hanya dirinya yang boleh menikmati bagian-bagian itu. Bagaimana cara merubah keputusan gadis itu? Sejak kemarin Audrey sungguh membuat Saskia pusing. Belum lagi dia juga sungguh-sungguh menghindari yang namanya bersentuhan, kamarnya bahkan sudah dikunci sejak jam delapan malam sehingga Saskia tidak bisa menyelinap masuk.
Saskia bisa, bisa gila lama-lama. Pikirannya jadi bercabang ke dalam banyak hal, sedaritadi yang dilakukan Saskia hanya membuat daftar prioritas pengeluaran yang harus ditambah dan dikurang jika dia menuruti keinginan Audrey. Gaji sekecil ini berkelahi dengan pengeluaran yang terlalu besar. Kebutuhan mereka akan naik sebesar seratus persen jika punya anak, belum lagi biaya IVF yang tidak murah jika dilakukan.
Apa Saskia harus melakukan pinjaman ke bank?
Hmmm, tidak-tidak. Kenapa dia harus memikirkan punya anak ketika Audrey bilang akan jadi model pakaian dalam? Saskia yakin kalau Audrey hanya menggertaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecture is My Wife
ChickLit18+++ Menceritakan tentang Saskia Larissa, seorang dosen Prodi Akuntansi yang dijodohkan secara tidak sengaja dengan Mahasiswinya sendiri, Audrey Sheilla. Perjodohan itu membawa Saskia menemukan dirinya yang 'baru' setelah perasaannya mati selama be...