19. D-day

3.8K 256 4
                                    

Sesuai dengan undangan yang Audrey terima tempo hari, dia kini sedang bersiap untuk pergi ke gedung di mana perhelatan pernikahan akan diberlangsungkan. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Audrey, ia sangat ingin menjadi bagian dari acara dari sahabatnya, akan tetapi Audrey tidak diundang secara langsung oleh Najwa sendiri. Najwa seolah tidak menganggap keberadaan ketiga sahabatnya sehingga hanya diperlakukan sebagai tamu undangan saja.

"Pergi sama siapa?" Saskia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop, meski ia tak melihat Audrey namun dia bisa merasakan kehadiran gadis itu dan wangi floral menyeruak memenuhi indera penciuman Saskia. Saskia suka wangi yang lembut begini.

Gadis yang berdiri tak jauh dari Saskia itu menjawab, "bareng kak Jarvis." Audrey menjawab cuek karena dia sibuk memastikan barang-barang yang ia bawa di dalam slingbag berukuran kecil itu sudah lengkap tidak ada yang tertinggal. "Aku masak sup lagi kalau kamu mau tinggal angetin," ucapnya.

Saskia meletakkan kacamata baca yang ia kenakan ke meja lalu memandang Audreey, benar saja, gadis itu terlihat lebih cantik dari biasanya. Make up kali ini lebih tebal, namun terlihat flawless dan manis, dress yang ia gunakan berwarna softpink cocok dengan make up diwajahnya. Untuk sesaat Saskia sempat terpana atas kecantikan gadis itu, tetapi di detik berikutnya ia berusaha untuk terlihat biasa saja saat Audrey menerima panggilan dari seseorang.

"Oh kamu udah di depan? Oke aku ke situ sekarang," ucapnya, kemudian kembali memasukan benda itu ke dalam tasnya. "Kak Jarvis udah di depan, aku pergi dulu ya."

"Emang dia enggak heran kenapa kamu di sini?"

"Aku bilangnya ini rumah sepupuku," jawab Audrey. "Aku pergi dulu."

Ia buru-buru pergi meninggalkan Saskia tanpa basa-basi yang lain. Entahlah, untuk pertama kalinya sejak mereka tinggal bersama, baru kali ini Saskia merasa diabaikan kehadirannya oleh Audrey. Audrey terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, membuat Saskia jadi nano-nano, dia bingung kenapa dirinya mendadak sedih saat melihat seorang laki-laki menggunakan batik berwarna abu-abu dan celana bahan hitam turun dan membukakan pintu untuk Audrey kemudian mereka pergi begitu saja.

Saskia menghela napas, ia kembali berusaha fokus dengan pekerjaannya di laptop tapi pikirannya tertuju pada gadis itu terus. Bahkan Saskia berulang kali melihat ponselnya, siapa tahu ada pesan dari Audrey meski yang didapatkan oleh Saskia hanyalah kekecewaan karena tidak ada nama Audrey dari sederet pesan yang masuk.

Bosan dengan pekerjaannya, Saskia memilih untuk menghangatkan sup buatan Audrey.

"Sup buatan Audrey selalu enak, tapi lama-lama bosen juga seminggu ini makan sup terus, tapi kalo gak dimakan, nanti dia gamau masakin aku lagi." Ia berbicara pada angin. Saskia menyendokkan sup buatan Audrey ke dalam mangkuk lalu menikmati makanannya sambil menonton drama yang selalu ia putar ketika bosan yaitu drama Korea berjudul Mr. Queen, Saskia sudah menonton drama Korea itu sebanyak empat kali, selalu diulang-ulang karena Saskia suka menonton tontonan yang menurutnya lucu, seperti tingkah Queen di dalam film ini.

"Ngapain si aku meriksa HP mulu? Kaya enggak ada kerjaan aja," Saskia menghempaskan ponselnya ke meja makan lalu lanjut menyaksikan drama favoritnya di laptop.

Siang menuju sore, Saskia sudah mulai merasakan kebosanan yang hampir membunuhnya perlahan.

Ia bengong untuk beberapa saat, mencari cara untuk menghilangkan rasa bosan di hatinya. Main? Tapi Saskia tidak punya teman dekat, Saskia merasa sungkan jika mengajak seseorang pergi menghabiskan waktu padahal mereka tidak terlalu dekat. Lalu pergi keluar sendirian? Opsi yang buruk. Saskia hanya akan terlihat dua kali lebih menyedihkan jika pergi sendirian di hari minggu ini. Tidur? Tidak bisa, kalau matanya memang bisa terpejam, tidak mungkin Saskia hanya guling-guling di atas kasur dengan pikiran yang penuh akan kebingungan.

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang