22. bikini

5.4K 329 30
                                    

"Audrey Sheilla."

Audrey mengangkat tangannya, ketika namanya disebut oleh Saskia. Audrey maju ke depan, mengambil lembar jawaban dan soal lalu tanda tangan kehadiran. Sebelum ia kembali ke meja, Audrey sempat melirik ke arah Saskia. Entahlah, menurutnya jika Saskia sedang dalam mode dosen, ia akan terlihat jauh lebih cantik dan berwibawa. Audrey suka, keculi satu; Saskia sangat profesional. Selama ini, Saskia tidak pernah bersikap membeda-bedakan Audrey dengan mahasiswa yang lain. Audrey tidak pernah diistimewakan, begitupun dengan mahasiswa lain meski mahasiswa itu terkenal aktif di kampus.

"Kamu nggak balik ke meja?"

"Eh? Iya, Bu." Audrey balik ke mejanya setelah mendapat teguran dari Saskia. Berhubung nama Audrey berawalan dari huruf A, maka dia duduk dipaling depan, tepat di depan meja pengawas. Sepanjang ujian berlangsung Audrey sulit fokus, parfum Saskia membuatnya ingin mengendus leher dosen muda itu saat ini juga. Tapi tentu saja Audrey tidak segila yang ada dipikirannya, dia mencoba untuk fokus pada kertas jawaban. Menulis apapun yang dia ingat, tapi sialnya Audrey lupa semua jawaban yang mesti dia tulis.

"Waktunya tinggal lima belas menit lagi," kata Saskia, mengingatkan para mahasiswanya untuk bergegas mengumpulkan lembar jawaban jika memang sudah selesai. Saskia melirik Audrey, gadis itu nampak berpikir keras tentang jawaban yang mesti ditulis. Saskia beralih pada lembar soal yang ada di mejanya, pertanyaan yang dibuat berisi penalaran. Harusnya Audrey bisa menulis jawaban dengan mudah karena yang ditulis sesuai dengan opini mahasiswa itu sendiri.

"Audrey?" Saskia memanggil nama Audrey karena hanya Audrey yang belum selesai mengerjakan padahal waktunya sudah habis dan mahasiswa lain sudah keluar dari ruangan. Audrey menghela napas, dia berdiri lalu mengumpulkan kertas ujian ke meja pengawas.

"Soalnya susah banget," ucap Audrey sambil membereskan alat tulisnya.

"Inikan soal penalaran, harusnya kamu bisa ngisi dengan opini kamu."

"Ya tapi soalnya diluar nalar aku, jadi susah," Audrey masih menggerutu. Kepalanya benar-benar sakit tiap kali mengerjakan soal, untung saja ini hari terakhir mereka ujian, jadi Audrey bisa kembali menjalani hidupnya yang santai.

Saskia yang tahu jika mood gadis itu sedang buruk lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Buat kamu," ucapnya sembari menyerahkan sebuah coklat berukuran sedang kepada Audrey, lalu berlalu pergi membawa hasil ujian para mahasiswa. Audrey memandang coklat pemberian Saskia dengan senyum yang mengembang, lalu membaca sebuah notes kecil yang menempel dibungkusnya.

Good work, Audrey. Im so proud of you. You deserve a chocollate, this one's for you. :)

Dengan gambar bunga disebelah tulisannya.

Audrey mesem-mesem sendiri, sakit kepalanya mendadak hilang ketika menerima small gift dari Saskia ini.

"Kok cuma lo doang sih yang dapet coklat?" Mario dari belakang mengintip apa yang di dapat oleh Audrey. Laki-laki jangkung itu bisa dengan mudah mengetahui apa yang dipegang oleh Audrey meski gadis itu membelakanginya.

"Karena gue mahasiswa kesayangannya," jawab Audrey cengengesan. Dia memasukkan coklat itu ke dalam tasnya untuk disimpan karena ini adalah hadiah pertama yang Audrey terima dari Saskia. "Kantin yuk, laper gue."

"Bentar-bentar, lo pacaran sama Bu Saskia?"

"Keliatan banget, ya?"

"Jadi beneran, Drey? Kok bisa sih anjing lo dapet dosen, mana cakep banget lagi. Gue yang laki-laki tulen nggak dapet cewek satu pun di kampus ini."

Audrey yang berjalan lebih dulu mendadak berhenti lalu mengangguk tanpa ragu, kemudian kembali menjauhi Mario dan membiarkan laki-laki itu mengoceh sepanjang jalan tentang bagaimana bisa, sejak kapan, mulai darimana, apa yang membuat mereka bisa berhubungan. Audrey yang mendengar pertanyaan-pertanyaan itu hanya tertawa kecil, dia suka menjahili Mario yang tengil itu.

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang