32. whats wrong with her?!

1.4K 129 5
                                    

Masa lalunya balik lagi.

Kalimat itu terus memutar diotaknya. Apakah benar hal itu terjadi? Audrey memang tidak tahu bagaimana masa lalu Saskia sebenarnya, namun, ah entahlah. Kepalanya begitu sakit memikirkan hal ini, kakinya juga mendadak keram dan sakit untuk digerakkan. Audrey meringis, sakit sekali. Ia berusaha memijat kakinya sendiri untuk meredakan sakitnya, tapi itu tidak membantu. Tidak siapapun di rumah ini yang bisa membantu Audrey meredakan kram di kakinya.

Untung saja kram itu tidak berlangsung lama, ia pun segera mengistirahatkan dirinya karena ia merasa kelelahan karena seharian ini berada di luar rumah dan mengikuti perkuliatan sebanyak sembilan SKS.

Malam menjelang, seperti biasa Saskia belum pulang. Seminggu sudah berlalu, dan wanita itu masih mengabaikannya. Audrey termenung di taman belakang yang mulai tidak terurus itu karena suasana rumah yang buruk. Ia memikirkan ini; bagaimana jika apa yang dikatakan Mario memang benar adanya?

Lantas, untuk apa Audrey bertahan sejauh ini jika akhirnya ia kalah dengan masa lalu Saskia? Tanpa sadar Audrey terisak pelan. Ia mengelus perutnya yang membuncit itu dengan lembut.

"Adek-adek kok nendang Bunda sih?" Audrey berbicara pada perutnya. "Ikut Sedih ya kalau liat Bunda sedih?" Ia terus mengelus perutnya dengan lembut. "Adek tenang aja, Bunda baik-baik aja kok. Adek sehat ya di dalam perut Bunda, biar kita bisa cepet ketemu. Bunda gak sabar mau gendong Adek."

Audrey berbicara sendirian. Hawa dingin menyeruak menusuk kulitnya. Audrey hendak berlaku egois, namun tendangan kecil yang terasa diperutnya membuat ia yakin bahwa yang tidak nyaman saat ini mungkin bukan hanya dirinya akan tetapi mereka yang di dalam perut Audrey juga merasakan hal yang sama.

Lantas ia pun masuk ke dalam rumah, meminum susu ibu hamil sejenak kemhdian melangkah ke kamar. Ia ingin kembali merebahkan diri, namun dirinya sedikit terkejut dengan kehadiran Saskia yang kini telah berbaring membelakanginya seperti biasa. Audrey juga tak lagi memeluk wanita itu, ia ingin terbiasa tidur tanpa dipeluk Saskia, sama seperti Saskia yang tenang ketika tidur tanpa memeluk Audrey.

Namun ternyata Audrey salah. Saskia tidak tenang dalam lelapnya, sudah satu minggu ini dia tidak bisa tidur dengan pulas. Hatinya sesak, ingin menangis dalam pelukan Audrey akan tetapi Saskia tak mampu. Ia memilih menjauh sejenak, membiarkan pikirannya lebih lengang.

"Aku kangen kamu.." ujar Saskia lirih pada akhirnya seraya memeluk Audrey dari belakang.

Pagi hari....

Audrey sengaja bangun lebih pagi hari ini karena dia sudah benar-benar tidak tahan dengan sikap Saskia, saat dia hendak membangunkan wanita itu sekaligus membicarakan hal yang selama ini mengganggunya, tiba-tiba saja Audrey dikejutkan dengan suhu badan Saskia yang cukup tinggi.

"Astaga badan kamu panas banget," kata Audrey. Ia segera mengambil bye-bye fever untuk meredakan panasnya. "Aku bikinin kamu bubur dulu biar bisa minum obat."

Saskia tidak merespon apapun, dia sibuk menggigil dari balik selimut. Tak butuh waktu lama, Audrey kembali masuk ke kamar. "Saskia bangun dulu."

Mata Saskia terbuka perlahan, pipi wanita itu memerah dan bibirnya memucat yang menandakan bahwa demamnya belum juga reda. "Sini aku suapin dulu." Saskia bersandar lemah pada sandaran ranjang seraya memakan bubur buatan Audrey dengan perlahan. "Kamu tuh terlalu cape kerja makanya bisa sakit gini. Udah, besok-besok kamu harus pulang tepat waktu. Tenagamu jangan diforsir terus biar gak tumbang lagi." Audrey masih mengomel bahkan ketika Saskia hendak meminum obatnya. "Denger nggak apa yang aku bilang?"

"Iya aku denger."

"Paham gak?"

Saskia mengangguk lemah. Ia sungguh tidak tahan, dan sangat ingin beristirahat dengan tenang.

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang