11. Bantuan Audrey

4K 268 5
                                    

Face claim di dalam cerita ini menggunakan asas sukak-sukak author jadi gak ada hubungannya sama shipper-shipper yang ada 😋🙏🏻


Face claim di dalam cerita ini menggunakan asas sukak-sukak author jadi gak ada hubungannya sama shipper-shipper yang ada 😋🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saskia baru menyadari satu hal; Audrey tidak pulang semalaman. Tidak ada kabar apapun darinya, hal itu membuat Saskia khawatir dengan gadis itu. Dia pun berniat untuk menghubungi Audrey namun suara klakson mobil di depan rumahnya sudah terdengar. Saskia menghela napas kesal. Dia mengambil tas dan beberapa map yang mesti di bawa ke kampus lalu menghampiri si pengemudi itu.

"Smile, Saskia. Aku enggak suka kalau wajah kamu kayak gitu."

Dalam setiap interaksi dengan Rizki, Saskia merasakan tekanan yang tak terduga dan tidak diinginkan. Upaya Rizki untuk memaksanya menjadi kekasihnya dengan cara yang salah hanya membuat hubungan profesional di antara mereka semakin rumit. "Jalan, aku udah telat ngajar."

Rizki menuruti kemauan Saskia, namun bukan kampus yang mereka tuju melainkan sebuah rumah makan. Pria itu mengabaikan tatapan tidak suka yang dilayangkan oleh Saskia dan langsung turun meninggalkan wanitanya.

Mau tidak mau, Saskia harus mengikuti kemauan Rizki. Dia ikut turun dan mengekori pria itu di belakang, banyak orang yang terpesona oleh ketampanan dan kecantikan yang dimiliki keduanya, mereka berpikir kalau Rizki dan Saskia merupakan pasangan serasi yang amat cocok, padahal yang sebenarnya terjadi, Saskia sedang berada dalam tekanan pria itu. Pria brengsek yang memaksanya untuk menuruti setiap keinginan dirinya dengan cara yang licik dan menjebak.

"Loh, Jarvis," Saskia mendongak saat pria itu menyebut nama seseorang, Saskia juga mengenal nama orang yang tadi disebutkan, Jarvis Christian, mantan Presiden Mahasiswa Universitas Xavier. Jarvis sangat terkenal semasa kuliah, jadi tak heran jika Rizki mengenalnya, begitupun Saskia, meskipun Saskia tidak seakrab Rizki dan Jarvis.

"Selamat pagi, Pak Rizki dan Bu Saskia," Jarvis membalas sapaan Rizki. Tidak disangka, ternyata disitu juga ada Audrey yang masih berdiri dibantu dengan tongkat efek cedera di kakinya. Jarvis, dengan senyuman hangat, segera memperkenalkan Audrey kepada Saskia dan Rizki. Saskia dan Rizki menyambut mereka dengan ramah, meskipun di balik senyuman, Saskia merasa kebingungan; untuk apa Audrey di sini bersama Jarvis? Apa mereka memang bersama, semalaman?

My Lecture is My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang