1

687 37 14
                                    

Siang itu di bandara yang ramai seperti biasanya.seorang laki-laki terlihat duduk sambil memegang dua ice americano untuknya dan untuk orang yang sedang dia tunggu kedatangannya.

Beberapa waktu berlalu,orang yang di tunggu pun sudah terlihat dan haru nama laki' itu, langsung berdiri dan melangkah sembari tersenyum menuju orang yang ditunggunya.

Mereka pun bertemu dan orang yang datang pun langsung memeluknya dan berkata "oppa aku merindukanmu"haru yang di peluk pun membalas pelukan itu,hanya pelukan ringan yang biasa orang lakukan untuk melepas rindu dan haru juga berkata "aku bukan oppa mu" sambil mendorong pelan dahi orang yang di peluknya,hanya bercanda.
Yang di dorong pun hanya bisa cemberut.dia juga bercanda.orang itu berdecak berkata"perkataan itu lagi"beo nya.

"ini untukmu"haru memberikan kopi yang sudah ia siapakan tadi"hanya ini?ckk...tidak terniat sekali"jawab orang itu tapi tetap mengambil minumannya.iya kembali berkata"harusnya oppa menyiapkan yang lebih lagi untuk menyambut ku,kalo sekedar kopi pun aku sudah meminumnya tadi"sedangkan yang di omeli pun hanya acuh karena sudah tau jawaban yang akan dia terima.

"Haruskah aku menyiapkan karpet merah,para wartawan untuk mewawancarai mu beserta para bodyguard untuk menjaga mu?"haru berkata sambil langsung menatap orang itu tepat didepan wajahnya dan membuat orang itu terkejut dan hampir saja menjatuhkan kopi yang itu pegang."aiss tidak juga harus seperti itu, sudahlah oppa memang tidak bisa di harapkan"jawab orang itu dan setelah itu haru mengambil alih koper yang orang itu bawa dan mereka langsung berjalan menuju mobil baru yang terparkir.

Pharita.iya,itulah nama orang yang di tunggu haru di bandara sedari tadi,dan dia juga yang memeluk dan mengomeli haru.mereka adalah teman sedari kecil sudah sangat dekat sampai tidak ada yang akan sakit hati dengan perkataan ketus satu sama lain.mereka juga saling menyayangi satu sama lain sebagai teman? saudara?atau lebih?entah lah.

Didalam mobil "oppa apa kita akan langsung kerumahmu?"tanyanya."kenapa?kau ingin ke apartemenku dan mengambil semua barangku?"tanya haru yang sebenarnya tidak serius dengan perkataan nya."oppaaaa aku bukan anak kecil seperti dulu lagi"jawab pharita kesal karena sedari dulu sampai sekarang baik di telepon ataupun bertemu langsung,haru selalu mengejek nya Dengan kenangan masa kecil mereka.

Pharita akan memukul tapi haru lebih dulu menghindar"ah iya maaf maaf aku hanya bercanda"jawab haru yang diselingi dengan kekehan kedua orang itu."kita akan kerumah eomma appa ku,mereka sudah menunggumu sedari tadi"haru lanjut berkata."benar?wah aku sungguh sangat merindukan paman dan bibi, apakah mereka baik' saja?apa mereka masih menyayangiku melebihi anaknya sendiri"gumam pharita dan sengaja mengungkit juga kejadian masa lalu mereka yang membuat haru balas mengejek"iya ya,eomma dan appa ku masih menyayangi ikan phari nya"yang langsung mendapatkan tamparan tipis dibelakang kepalanya.

Mereka banyak berbincang,mengejek, bercerita bahkan saling mengomeli selama perjalanan menuju kerumah orangtua haru.

sesampainya didepan rumah pharita langsung di sambut oleh kedua orang tua haru.pharita dipeluk diperlakukan dengan sangat baik, apalagi oleh ibu nya haru.pharita pun melakukan hal yang sama,dan tidak lupa memeluk dan menyapa ayahnya nya haru, setelah bertegur sapa pharita pun di persilahkan masuk kerumah sembari masih bergandengan dengan ibunya haru.

Haru yang melihat itu hanya tersenyum tipis dan sang ayah yang melihat itupun langsung menegur anaknya sambil berkata"kenapa?kau masih cemburu seperti dulu atau karena Rita sudah sangat cantik sekarang?"ucap sang ayah bercanda menjahili anaknya.

"Apa yang appa katakan,aku bukan anak kecil lagi yang cemburu seperti dulu.kalo soal cantik,bukan kah dia memang sudah cantik sedari dulu?aku jadi tidak terkejut melihatnya secantik ini sekarang."ucap haru yang di angguki ayahnya dan mereka sama' melangkah kedalam rumah.

we're NOT butterflies{End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang