Setelah ia di tinggal berdua dengan haru ia merebahkan kepalanya di atas kasur haru di sebelah lengannya, tangannya bergerak untuk memegang tangan haru yang terinfus.dulu sewaktu kecil ia sangat ingin memegang tangan haru namun tidak berani karena takut haru kecil akan kesakitan namun sekarang dengan lembut ia mengusap tangan itu, dengan airmata yang di biarkan mengalir begitu saja.dulu Rita kecil mengasihani oppa nya yang terbaring tak berdaya, sekarang ia masih merasakan hal yang sama namun sekarang ia mengasihani haru dan juga dirinya sendiri.kenapa semua ini terjadi padanya,tanda tanya yang besar selalu bersarang di kepalanya.
"Apa yang kau lakukan oppa?kenapa kau membuatku merasakan sakit seperti ini untuk kedua kalinya kenapa? apakah aku pernah berbuat salah di kehidupan sebelumnya sampai aku tidak di izinkan untuk hidup dengan tenang?begitu kah oppa?"
" aku mempunyai ayah yang begitu jahat hingga tak pantas di sebut ayah,hingga dulu aku iri melihat anak' lainnya mempunyai seorang penjaga yang selalu menjaga mereka dan kau hadir membuatku merasakan bahwa aku punya penjaga ku sendiri,dan aku menyukainya.dulu aku pikir aku sudah bisa bahagia dan bisa melanjutkan hidup dengan tenang namun aku salah,orang jahat itu kemudian membuat kehidupan ku seperti berjalan di atas pecahan kaca hingga ingin rasanya aku menyerah untuk berjalan namun untungnya aku mempunyai eomma yang akan selalu mengobati kakiku saat pecahan kaca tersebut melukai kakiku". ucapan nya terjeda saat Rita menghela nafasnya dalam dalam sebelum kemudian ia melanjutkan ocehannya.
"tapi setelah itu eomma pergi meninggalkan ku, membiarkan ku babak belur sendirian tanpa bisa lagi mengobatinya dan kau lagi lagi datang dengan membawa banyaknya perban untuk mengobati luka ku,perlahan merawatku dengan kasih sayang hingga luka ku perlahan membaik tapi sekarang,kau membuka lagi semua luka itu yang telah kau perban sendiri,luka ku yang kau obati tapi sekarang kau sendiri yang melukai ku,kau sendiri yang membuat semua luka ku kembali terasa sakit.apa salah ku oppa?se tidak pantas itu kah aku hidup dengan tenang?kenapa bukan aku saja yang kecelakaan tadi dan mati di tempat?kenapa bukan aku saja yang harusnya di posisi mu sekarang oppa kenapa bukan aku?".ocehan Rita yang di iringi dengan isak tangis yang sengaja ia tahan,namun semakin di tahan semakin membuatnya sesak.
"Dan aku menyesal karena waktu itu aku tidak menjawab pernyataan mu,aku mencintaimu oppa,sangat mencintai mu hingga aku sangat takut kehilanganmu,aku bersumpah aku sangat takut kehilanganmu".
"aku bukannya tak ingin menjawab pernyataan cintamu dan membalasnya, bukannya tak ingin tapi tak bisakah kita seperti ini saja tanpa status apapun? apakah kita harus mempunyai status pacaran terlebih dahulu baru bisa mengungkapkan kasih sayang? haruskah seperti itu oppa?"
"Tak bisakah kita sama seperti biasanya saja?oppa bisa memelukku,oppa bisa menyampaikan rasa sayang mu,oppa bisa bergantung padaku dan oppa bisa melakukan banyak hal denganku selama ini tanpa status apapun dan begitupun sebaliknya.aku bisa bergantung padamu,aku bisa bermanja dengan mu,aku bisa mengandalkan mu bahkan aku bisa menciummu bahkan kau pun begitu,sering kali kau tiba-tiba menciumiku tapi aku tidak pernah masalah dengan semua itu,lalu kenapa kita harus mempunyai status?".
"Apa karena oppa takut aku tiba-tiba mempunyai kekasih lalu kau tak lagi bisa memiliki ku seutuhnya?begitulah oppa?bukan kah sudah pernah ku bilang bahwa apapun yang terjadi aku tetaplah milikmu,kau tak ingat?".
"Bukan aku tak ingin membalas perasaanmu tapi aku takut jika nanti setelah status berpacaran itu kita jalani,semua hal berubah,aku takut aku semakin banyak menuntut padamu dan kau pun begitu,aku takut tidak bisa menoleransi apapun kesalahan mu dan kau pun begitu.aku tidak ingin semua kebiasaan yang kita lakukan selama belasan tahun ini berubah nantinya hanya karena status kita,aku tidak ingin kita nantinya tiba' asing dan aku kehilanganmu, kehilangan semua kebiasaan menyebalkan mu,aku tidak ingin oppa,itulah kenapa aku tidak menjawabnya kemarin.ku harap oppa mendengarkannya dan menghargai keputusan ku tanpa meninggalkan ku,ku mohon oppa". meskipun terdengar egois namun itulah yang Rita rasakan,ia hidup di tengah keluarga broken home, keluarga yang berantakan tentang cinta,karenanya ia tak ingin mempunyai status pacaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
we're NOT butterflies{End}
Dragoste"hei apa kau memiliki seorang yang kau sukai di sekolahmu?"tanya seorang wanita yang duduk di sebelahnya. "aku?"gadis kecil itu bertanya kembali.iya kau,jawab wanita itu. "hmm aku menyukai teman sekelas ku,dia pandai bernyanyi". jawabnya sambil meni...