Diana merapihkan rambutnya yang hari ini dia kuncir dengan rapih. Memperhatikan penampilannya dari cermin di depannya, ia menarik napas panjang sebelum berjalan keluar dari dalam toilet.
Seminggu setelah ia melamar pekerjaan di hotel itu, dirinya mendapatkan panggilan tes dan hari ini adalah hari dimana tesnya dilaksanakan.
“Gak usah gugup, Diana. Ini bukan pertama kalinya. Semangat.” Gumamnya.
Matanya melirik ke arah beberapa peserta yang juga ikut mendapatkan panggilan tes sepertinya. Meskipun sudah mempersiapkan diri dengan baik sejak tiga hari yang lalu, Diana percaya diri akan kemampuan otaknya, namun tidak percaya akan penampilannya sendiri. Dan peserta tes lainnya tampak lebih cantik dan juga tampan dibanding dia yang kentang ini.
Ayolah, kesan pertama yang dia pikirkan begitu melihat calon tempat kerja barunya adalah kelas atas dan juga megah. Lagipula biasanya orang yang dicari untuk dua bidang kosong ini harus berpenampilan menarik, sementara dia.. ya sudahlah.
“Semua peserta silahkan masuk ke ruangan satu.”
Diana mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan setelah duduk di kursi kedua dari depan. Pintu ruangan kembali terbuka, seorang pria yang sepertinya seorang hrd masuk dan tersenyum pada para peserta.
“Jadi tes ini terdiri dari 100 pertanyaan, sementara waktunya 45 menit. Pertanyaannya mencakup matematika dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan juga pengetahuan dasar. Kalian bisa kerjain yang kalian bisa, tapi lebih baik kerjain semua soal karena setiap soal ada pointnya masing-masing.” Jelas orang itu.
“Kalian ngerti?”
“Iya, Pak.”
“Oke, kalo gitu waktunya dimulai dari sekarang. Selamat mengerjakan.”
Empat puluh lima menit kemudian, waktu mengerjakan selesai. Diana menarik napas panjang dan membiarkan petugas mengambil lembar jawabannya.
Meski dirinya sudah mempersiapkan diri, namun ternyata soal tesnya tidak semudah yang ia perkirakan. Tidak terlalu mudah tapi tidak terlalu sulit juga, ada beberapa soal yang belum sempat dia kerjakan karena terlalu sulit.
“Tesnya udah selesai. Silahkan tunggu diluar, nanti nama peserta dipanggil ke ruangan untuk mengetahui hasilnya.”
Diana membuka ponselnya ketika sudah berada di luar ruangan. Ia melihat ada beberapa notif masuk salah satunya dari room chatnya dengan sosok wolf ini. Tersenyum kecil, ia membuka pesan tersebut.
Temen kamu udah selesai belum tesnya?
Gimana soalnya? Susah kah?
Ah, temen saya belum wa apa-apa.
Tapi kayaknya dia mikir keras deh, soalnya sampai jam segini belum kasih kabar ke saya.
Sesusah itu?
Waktu itu saya gak perlu pake tes sih.
Gak pake tes? Terus gimana masuknya?
Emm.. pake uang
Diana tercengang. Sesaat dirinya lupa dengan kekuatan benda tipis dan kadang terlipat lecek nan kotor itu. Diana tersenyum kecil, dunia ini berjalan dengan uang. Ia mulai terbiasa memahami kalimat itu.
Mengetikkan balasan dengan cepat, ia tidak ingin membuat lawan chat yang sudah dua kali menolongnya itu tersinggung.
Oke, oke, saya paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos
RomanceBagi Diana kemunculan kembali Keano adalah bentuk kesialan sekaligus keberuntungan dalam hidupnya. Rasa bersalah karena sudah menorehkan luka dan membuat malu pria itu, membuat Diana kini secara tidak sadar selalu memperhatikan Keano. Ia bukanlah pe...