Happy Reading
*****
Manusia selalu identik dengan kata penyesalan. Mereka sering kali menyesal dengan apa yang sudah di lakukan sebelumnya, mulai dari hal remeh hingga hal berat.
Seperti menyesal karena tidak mengerjakan tugas, sehingga di hukum di sekolah. Menyesal karena begadang, membuatnya harus terlambat. Atau mungkin seperti Bitna yang menyesal karena sejak awal tidak mempercayai Raden dan selalu meremehkan Raden.
Bitna sangat menyesali itu semua. Dulu ia selalu mengata-ngatai Raden, dengan ke freak-an Raden dalam mempelajari Zombie. Ia juga seolah tutup telinga ketika temannya itu membahas ini itu tentang Zombie, mulai dari ciri-ciri kebiasaan dan yang lainnya Bitna sama sekali tidak pernah mau mendengarkan.
Dan sekarang, Bitna sangat perlu memahami semua tentang Zombie. Sebab ia takut salah langkah seperti tadi, ia juga tak ingin membahayakan dirinya juga Raden.
Mungkin setelah keadaan membaik, atau setidaknya mereka berada di tempat yang aman, Bitna akan meminta Raden untuk menjelaskan ulang.
"Na,"
"Na?"
Bitna sontak gelagapan mendengar panggilan Raden. Ah, sepertinya ia tadi sempat melamun.
"Iya?"
Raden menatap Bitna di belakangnya itu garang. "Lo ngelamun?"
"Em, dikit." Cicit Bitna seraya mengangkat tangan dan membentuk huruf C dengan ibu jari dan telunjuknya itu.
"Ck, lo harus fokus Na. Di keadaan seperti ini kita nggak tau bahaya apa yang mengancam." Raden kesal bisa-bisanya Bitna seperti itu. Melamun? Hei untuk sekedar berjalan santai saja sepertinya Raden tidak bisa, tapi temannya itu malah melamun.
"Iya-iya Den maaf." Meski kata-kata Bitna terdengar seolah tak ada niat, tapi kenyataan nya ia sangat tulus mengucapkan maaf. Ia juga menyesal tidak fokus di keadaan seperti ini. Mesko kalau dipikir-pikir lagi sebenarnya Raden juga memiliki kebiasaan melamun, malah-malah melamun saat di mobil, tapi kali ini Bitna tak ingin berdebat sekarang m
"Okay. Awas aja ngelamun lagi." Ancam Raden serius. Ia tak main-main, karena jika terjadi apa-apa dengan gadis ini sebab kelalaiannya sendiri, Raden tetap yang akan merasa sangat bersalah
"Iya Den, iya."
Mereka pun berlanjut menuruni tangga menuju basement _pelan_.
Pandangan Raden tak henti-hentinya menatap sekitar terutama bawah, mengingat tidak ada yang tau ada Zombie atau tidak di sini.
Tapi semakin mereka melangkah turun, semakin pula mereka mendengar sesuatu.
Bitna dan Raden saling menatap satu sama lain. Pikiran mereka langsung tertuju pada Zombie?
Mereka mendengar suara seseorang yang seperti tengah mengunyah sesuatu perlahan.
Tubuh Bitna kembali menegang, takut-takut Zombie di sana sangat banyak.
Raden pun mengajak Bitna untuk kembali melangkahkan kaki menuruni tangga.
Saat mereka sudah sampai di undakan tangga lantai dua. Mereka sadar kalau ternyata tidak banyak Zombie di sana, karena mereka juga tidak melihat sosoknya sama sekali.
"Den?"
"Nggak papa kita turun lagi." Bisik Raden pada Bitna.
Langkah pelan mereka langsung terhenti ketika suara itu menghilang. Baik Bitna maupun Raden sudah bersiap dengan pistol di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombies: Run Away [SELESAI]
Mystery / ThrillerMengerikan, dengan kulit pucat penuh ruam-ruam hitam menjalar, mulut yang penuh darah, serta luka-luka lebar menganga hingga menampakkan daging dan tulang bagian dalam. Ya, itulah ciri-ciri Zombie. Zombie adalah mayat hidup yang ceritanya hanya ada...