Chapter 2

1.1K 84 0
                                    

Happy Reading

*****

Bitna Sarita. Gadis yang lahir 20 tahun lalu itu memiliki perawakan tinggi dan berbadan keras. Ia tidak feminim juga tidak tomboy, bisa di bilang biasa saja. Ia seperti wanita pada umumnya yang kadang memakai rok ataupun celana. Hanya saja karena hobinya yang lebih ke permainan laki-laki, tak jarang beberapa pria takut mendekati Bitna.

Bitna memang seorang petarung handal, penembak jitu, dan gadis pintar. Semua itu memang ia tekuni sejak kecil, seperti ikut club taekwondo, boxing, dan club tembak. Dan karena ibunya sangat support jadi ia juga makin senang melakukannya.

Pagi ini Bitna benar-benar merasa sangat sial. Pertama, ia bangun kesiangan, yang padahal ia ada kuis di jam 9 pagi.

Lalu kedua, ia kebelet pup tepat saat hendak berangkat. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 8.30 WIB.

Bitna memang memiliki kebiasaan buruk, yakni Pup di saat keadaan mepet-mepet seperti ini. Ditambah kebiasaan Pup-nya yang selalu lama, membuatnya mau tak mau harus mengumpat indah berkali-kali. Si*lan.

Tapi ya mau bagaimana lagi, kalau ia tak mengeluarkan isi perutnya ia takut malah akan menjadi masalah ketika di kelas.

Bitna berlari terbirit-birit menuju mobilnya, seraya menguncir rambutnya asal.

Setelah masuk mobil, tasnya ia lempar ke arah bangku penumpang sampingnya. Tanpa basa-basi, ia segera menancap gas mobil.

Bitna mendesis panik, karena sisa waktu kurang dari 20 menit. Sedangkan perjalanan dari rumah menuju kampus kurang lebih 15 menit dengan berkendara normal. Jadi Bitna benar-benar harus mengebut, agar bisa sampai kelas tepat waktu.

Saking cepatnya Bitna mengendarai mobil, ia sampai tak memperhatikan jalanan sekitar yang nampak rusuh itu.

Beberapa mobil yang berlalu lalang berhenti di tengah jalan, membuat Bitna berkali-kali harus menghindarinya.

"Ck, kenapa sih orang-orang, parkir kok pada di tengah jalan." Gerutunya kesal.

Sebenarnya, tidak hanya mobil yang berhenti di jalanan. Tapi banyak sekali orang-orang yang berkerumun di tepi jalan, juga emperan gedung. Tapi nyatanya Bitna sama sekali tidak ngeh dengan itu semua.

Karena jelas Bitna tak perduli, dan yang ia pikirkan sekarang hanya bagaimana cara sampai kampus tepat waktu. Itu saja.

Boommm...

Tiba-tiba bunyi ledakan terdengar begitu kerasnya. Hingga Bitna yang berkendara laju pun, masih dapat mendengarnya.

Bitna mengintip dari kaca spion samping kanan mobilnya. Dapat ia lihat sebuah mobil pemadam kebakaran meledak, setelah menabrak dinding bangunan tinggi.

Tapi yang membuat Bitna heran, banyak sekali orang yang mulai berkerumun mengelilingi mobil pemadam kebakaran itu. Padahal mobil itu jelas-jelas terbakar _berkobar api_.

"Gimana sih. Padahal itu meledak, malah pada deket-deket. Ck." Bitna geram dengan tingkah orang-orang di sana. Tapi mau bagaimana lagi ia tidak bisa ikut mengurusi, ia mementingkan Kuisnya, jadi ia harus fokus untuk menyetir.

Saat Bitna hendak memfokuskan kembali ke jalanan depan. Ia malah di kejutkan oleh seorang pria yang tiba-tiba menyebrang jalan sembarangan.

Dan akhirnya,

"Akhh..." Bitna membulatkan mata lebar, seraya menginjak pedal rem kuat-kuat.

Cittt....

Brakkk..

Namun naasnya, adegan tabrakan pun tak terelakkan. Padahal Bitna sudah menginjak rem dalam-dalam loh, tapi karena mobilnya melaju kencang dan orang itu berjarak terlalu dekat, jadilah hal seperti ini.

Zombies: Run Away [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang