Happy Reading
*****
Meski baru terhitung 2 tahun saja perteman antara Bitna dan Raden berlangsung, namun Bitna sudah sangat memahami Raden.
Raden itu anak yang pintar. Walaupun dari luar Raden nampak baik-baik saja, sebenarnya Raden sudah melewati berbagai macam kehidupan yang kelam. Sejak kecil Raden memang tinggal bersama pamannya, sedangkan ayahnya sendiri tidak mau mengurus i Raden dan membuangnya tanpa alasan yang jelas.
Tapi saat SMA Raden sudah harus tinggal sendiri karena pamannya _yang merawatnya dengan sayang_ telah meninggal dunia.
Bersyukur Raden memiliki tabungan, jadi dia tak khawatir untuk tinggal di mananya. Karena sejak kecil Raden suka menggambar, maka dari sana dia mulai mendalami dunia design grafis, lebih tepatnya sejak duduk di bangku sekolah menengah bawah.
Raden hidup dengan uang yang ia hasilnya dari men-design, untuk menyewa apartement, berkuliah, membeli mobil, dan lain sebagainya. Raden juga sangat pintar me-manage keuangan, dengan berinvestasi dan lain sebagainya.
Mendengar cerita masa lalu Raden, dan jalan berliku Raden, kadang membuat Bitna langsung insecure. Ia sendiri merasa tak pernah bersyukur dengan alur kehidupannya.
Ibu yang sangat menyayangi-nya meski berprofesi sebagai pelacur. Atau adik yang juga menyayangi-nya meski bukan adik kandung.
Kadang Bitna merasa menjadi orang yang sangat egois terhadap ibu dan adiknya.
Walaupun ibunya salah dengan profesinya, nyatanya Sinta tetaplah ibu yang baik untuknya. Dan Bayu juga tidak salah, dia tidak tau apa-apa tentang permasalahan orang tua, dia hanya di lahirkan ke dunia atas izin tuhan.
Dan selama ini Bitna hanya terus menyangkal, merasa sudah tak menyayangi dan memperdulikan ibunya itu. Padahal dulu ibunya adalah wanita yang hebat. Merawat Bitna sendiri tanpa sosok suami, dan guru untuk segala apa yang Bitna pahami saat ini.
Bitna cukup menyesal. Ya menyesal, setelah semua ini ia baru merasakannya.
Ibunya, bagaimana keadaan dia. Apakah sekarang baik-baik saja? Tidak mungkin kan dia terkena gigitan Zombie. Tidak! Bitna tidak ingin berfikiran buruk seperti itu, ibunya pasti selamat, pasti!
Bitna bangkit berdiri, ia harus segera menyusul Raden dan melakukan perjalanan lagi, ibunya menunggunya di rumah, jadi mereka harus cepat.
"Kamu di sini ya, kakak mau ke atas dulu." Pamit Bitna pada anak laki-laki yang setelah Bitna tanya bernama Rio itu.
Rio yang mendengar ucapan Bitna hanya mengangguk saja.
Tapi baru saja Bitna melangkah menaiki satu anak tangga, ia mendengar suara langkah gontai dari atas sana.
Raden?
"Den?" Bitna mencoba memanggil, memastikan apakah itu benar-benar Raden atau bukan.
"Raden?" Setelah memanggil dua kali pun, ternyata masih tak mendapat jawaban dari orang di atas sana.
Pikiran buruk mulai menguasai Bitna. Takut-takut kalau langkah kaki itu bukan berasal dari Raden temannya, melainkan dari Zombie.
Bitna pun mengeluarkan pistolnya, mengacungkannya ke atas, dengan mata yang menajam waspada.
Tak.. Tak.. Tak..
Langkah kaki itu makin mendekat, di sertai jantung Bitna yang mulai berpacu jauh lebih kencang.
Tiga,
Dua,
Sat ...
Hitungan mundur Bitna di dalam hati sontak berhenti, bertepatan dengan ia yang hampir saja menekan pelatuk pistol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombies: Run Away [SELESAI]
غموض / إثارةMengerikan, dengan kulit pucat penuh ruam-ruam hitam menjalar, mulut yang penuh darah, serta luka-luka lebar menganga hingga menampakkan daging dan tulang bagian dalam. Ya, itulah ciri-ciri Zombie. Zombie adalah mayat hidup yang ceritanya hanya ada...