Happy Reading
*****
Jantung Bitna benar-benar berdegup kencang, hanya saja ia juga sudah benar-benar siap dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Ia juga sudah memegang senapan _dengan tangan satunya yang bebas_ sangat erat.
"Tiga,"
Bertepatan dengan hitungan Raden, ia langsung menarik sisi pintu bagian kiri, begitu pun Raden yang menarik bagian sisi kanan.
Cklekkk..
Dan benar saja, para Zombie sontak berlarian masuk _ke dalam rumah Bitna_ saat pintu benar-benar sudah terbuka lebar.
"Graaaa." Teriakan para Zombie itu terdengar sama mengerikannya seperti sebelum-sebelumnya.
Baik Bitna maupun Raden _berusaha_ sama sekali tak mengeluarkan suara saat bersembunyi di balik pintu. Zombie yang masuk ke dalam rumah ternyata berjumlah sekitar 10 orang, tidak terlalu banyak seperti sebelum-sebelumnya ternyata, dan mereka semua yang berubah menjadi Zombie adalah tetangga-tetangga samping kanan dan kiri rumah Bitna.
Keseluruhan Zombie sudah memasuki rumah, ada yang memasuki kamar-kamar, dan ada yang menuju semakin dalam yakni tempat zombie Sinta berada. Bitna bernafas lega, karena mereka tak menyadari keberadaannya dan Raden.
Bitna mengintip keadaan sekitar, saat dirasa sudah cukup aman untuk mereka keluar, dan ternyata saat Bitna menatap kesamping kanan, Raden juga sudah siap, dan memberi intrupsi untuk segera pergi menggunakan jempol tanggannya.
Bitna mengangguk, lalu tanpa pikir panjang mereka pun keluar dari persembunyian, dan Raden langsung berjalan cepat keluar di ikuti Bitna.
Hanya saja pemikiran untuk kabur tidak semudah itu. Sebab Bitna dapat mendengar jelas jika ada yang bergerak cepat ke arahnya dari belakang. Dan itu salah satu Zombie.
"Graaaa."
Zombie itu melompat tinggi hendak menubruk Bitna dari belakang. Tapi Bitna lebih dulu membalik badan dan menendang dada sang Zombie _kuat_ hingga sang empu terpental jatuh ke lantai.
Meski Bitna memiliki reflek yang cepat, tetap saja jantungnya benar-benar hampir copot dibuatnya.
Tidak sampai di sana, ternyata Zombie yang sempat jatuh ke lantai itu lekas berdiri cepat dan bergerak hendak menubruk Bitna.
Bitna membulatkan matanya terkejut, ia mengangkat senapannya, namun naas Zombie itu sudah berhasil menubruknya.
Brukk..
Bitna terjatuh ke belakang dengan Zombie yang menindihnya. Dengan keadaan kacau, Bitna tetap berusaha menahan kepala Zombie yang hendak menggigitnya itu.
"Agh.. Agh.." Mulut Zombie itu terbuka lebar benar-benar siap menggigit. Tapi Bitna tak akan semudah itu menyerah.
Dorr..
Zombie itu sontak terjatuh _sepenuhnya menindih Bitna_, setelah mendapat satu hadiah peluru tepat di kepala.
Bitna sendiri hanya bisa mematung melihat peluru melayang di depan matanya, hanya berjarak sejengkal mungkin, meleset sedikit saja lillah sudah nyawanya.
"Na, lo nggak papa?" Tanya Raden panik seraya berusaha menyingkirkan mayat Zombie tang menindih tubuh Bitna itu. Raden menyesal karena sempat tak menyadari jika temannya tertinggal, dan hendak di terkam Zombie, dan saat makin terkejutnya lagi ketika hendak menghampiri Bitna, Zombie itu sudah berhasil menindih Bitna.
Bitna yang mematung segera tersadar karena ucapan Bitna, ia hendak mengeluarkan suaranya, tapi ia urungkan ketika mendengar Zombie-Zombie yang berlarian dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombies: Run Away [SELESAI]
Gizem / GerilimMengerikan, dengan kulit pucat penuh ruam-ruam hitam menjalar, mulut yang penuh darah, serta luka-luka lebar menganga hingga menampakkan daging dan tulang bagian dalam. Ya, itulah ciri-ciri Zombie. Zombie adalah mayat hidup yang ceritanya hanya ada...