Happy Reading
*****
Keadaan basement apartment Raden benar-benar gelap, karena berada di lantai paling bawah tepatnya satu lantai di bawah tanah. Tapi sebab hal itu lah yang malah membuat Bitna dan Raden mengucap syukur dalam hati.
Mengingat para Zombie memiliki indra penglihatan yang lemah, alhasil mereka tidak dapat melihat dalam kegelapan dan mengetahui posisi Raden dan Bitna. Ah, untung saja sejak awal Raden sudah tau tentang seluk-beluk Zombie, jadi dia bisa menyiapkan kacamata yang berfungsi untuk melihat dalam gelap sebelumnya.
Meski begitu Raden dan Bitna tetap harus berhati-hati, karena para Zombie memiliki indra pendengaran yang tajam, mendengar suara sedikit saja pasti mereka akan langsung berdatangan menghampiri.
Raden membenarkan letak kacamatanya yang sedikit miring, setelah memastikan Rio benar-benar sudah selamat dari serangan para Zombie. Raden segera menarik tangan Bitna pergi menuju mobilnya. Tentu saja ia tak ingin membuang-buang waktu yang malah akan membahayakan nyawa mereka sendiri.
Bitna sendiri hanya mengikuti langkah Raden di depannya, dengan satu tangannya yang di cekal oleh pria itu. Matanya juga masih setia mengawasi keadaan sekitar, tepatnya ke arah gerombolan para Zombie di sana. Takut-takut saat ia dan Raden lengah, Zombie tiba-tiba malah langsung datang menyerang.
Raden dan Bitna berhenti setelah sampai di samping mobil warna hitam bermerek Toyota, yups, itu mobil milik Raden.
Mobil Raden memang terparkir cukup strategis paling depan dekat dengan jalan, hal itu memang sudah Raden pikirkan sejak awal, ia sengaja menempatkan mobilnya di sana, agar saat dalam keadaan darurat seperti ini ia dapat keluar basement dengan cepat.
Mereka berdua buru-buru masuk mobil _secara perlahan_, sebisa mungkin saat Raden membuka pintu itu harus tak menimbulkan suara sama sekali.
By the way, Raden juga sengaja tak mengunci mobilnya, karena kalau ia kunci tadi pasti akan menimbulkan bunyi 'tit' yang cukup keras. Bisa di bilang Raden sudah mempersiapkan semuanya matang-matang.
"Na lo masuk dulu." Raden berinisiatif untuk ia dan Bitna masuk mobil melewati pintu yang sama, agar meminimalisir suara saat membuka pintu mobil.
"Iya." Bitna mengangguk patuh lalu mulai memasuki mobil Raden pelan, sedikit susah memang karena ia masuk mobil lewat pintu samping kursi pengemudi.
Setelah Bitna benar-benar masuk, Raden pun ikut menyusul dan mulai duduk di kursi pengemudi.
Saat baru saja Bitna bernafas lega setidaknya ia merasa aman di tempat tertutup, tiba-tiba salah satu Zombie dengan mata yang hilang satu dan mulut kanannya sobek hingga pipi nampak menatap ke arah mobil mereka.
Bitna tentu saja takut, ia mencoba meneguk ludahnya susah payah menetralisir perasaannya, karena nyatanya sorot mata yang tinggal satu si Zombie di sana nampak tertuju langsung ke dirinya.
"Den," Bitna mendesis pelan, memanggil nama Raden yang nampak sibuk mengambil kunci mobil di saku celana. Tak lupa satu tangan Bitna yang berkeringat dingin mulai menepuk paha Raden.
Raden yang merasa aneh dengan Bitna pun segera menegakkan badannya, hendak bertanya pada Bitna, tapi saat baru saja mengangkat kepala, Raden malah langsung terpaku karena melihat mata sebelah Zombie di depan sana seolah beralih menatapnya.
Bitna dan Raden sama-sama diam di posisi masing-masing beberapa detik. Bagaimana mungkin? Jelas keadaan basement begitu gelap, jadi tidak mungkin Zombie itu bisa melihat keberadaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombies: Run Away [SELESAI]
Mystery / ThrillerMengerikan, dengan kulit pucat penuh ruam-ruam hitam menjalar, mulut yang penuh darah, serta luka-luka lebar menganga hingga menampakkan daging dan tulang bagian dalam. Ya, itulah ciri-ciri Zombie. Zombie adalah mayat hidup yang ceritanya hanya ada...