Chapter 14

689 58 1
                                    


Happy Reading

*****

BRAKKK....

BRAKKK....

"GRAAA..."

Suara keras yang timbul antara tubrukan tubuh Zombie dengan _bagian belakang_ mobil Raden lumayan menimbulkan efek yang mengejutkan bagi Bitna dan Raden karena sampai membuat mobil yang mereka tumpangi bergetar hebat.

Bitna memejamkan mata erat karena hal itu, fikiran negatifnya melayang jauh, ia takut kalau Zombie yang menabrak mobil Raden ini menyadari jika ada dua manusia di dalamnya.

"Jangan takut Na." Bisik Raden se-pelan mungkin. Dan Bitna pun mengangguk tanpa perlu membuka matanya yang terpejam erat itu.

BRAKKK... BRAKKK... BRAKKK...

Mobil Raden terus tertabrak _berkali-kali_ oleh Zombie yang berlarian lewat. Jelas baik Raden mau pun Bitna sadar betul jika Zombie tengah terburu-buru menghampiri mobil pria tadi _setelah mendengar suara klakson yang keras itu_.

Efek dari klakson benar-benar tinggi, apalagi di luar ruangan seperti ini, tidak hanya akan mengundang satu dua Zombie untu datang, tapi puluhan hingga ratusan Zombie. Jadi mulai sekarang Raden akan makin berhati-hati dalam mengeluarkan bunyi-bunyian. Untung saja saat mereka tadi mengeluarkan suara tembakan dan klakson di basement tidak terdengar sekeras itu dari luar, karena basement berada di bawah tanah _hingga hanya zombie yang dekat dari basement saja yang menyadari dan masuk_.

BRAKKK... BRAKKK...

Raden dan Bitna pasrah menungggu situasi tenang, biarkan para Zombie melewati mereka menuju mobil pria tadi. Dan hal baiknya setelah itu keadaan akan makin sepi dari Zombie, sehingga mereka bisa pergi tanpa rasa khawatir.

Sesekali Raden melirik Bitna yang tengah berkeringat dingin dengan kedua tangan yang tergenggam erat. Tapi meski begitu Raden juga mengawasi keadaan sekitar, takut-takut ada hal yang membahayakan tapi ia dalam keadaan tak siap.

Bondong-bondong Zombie yang berlarian mulai berkurang sedikit demi sedikit, karena sebagian besar sudah berada di tujuan mereka yakni mobil putih yang hingga saat ini masih mengeluarkan bunyi klakson itu. Sepertinya pria itu sudah tewas, hanya saja dia tak sengaja menekan tombol klakson dengan bagian tubuhnya itu.

"Na," Panggil Raden setelah melihat keadaan Bitna yang sepertinya makin tak baik-baik saja itu. Karena keringat dingin Bitna makin bercucuran lumayan banyak, tapi matanya sudah tak lagi terpejam. Sepertinya temannya itu tengah menahan dirinya sendiri. Jelas Raden tau betul bagaimana tekat Bitna jika udah memiliki kemauan atau tujuan. Jadi meski sekarang Bitna masih seperti ini _sangat ketakutan_, tapi lihat saja nanti Bitna akan menjadi pribadi yang makin kuat dalam menghadapi Zombie, bisa jadi malah akan melebihi kuatnya Raden yang faktanya sudah mendalami Zombie bertahun-tahun.

"Den, siap-siap. Hampir semua Zombie sudah lewat." Ucap Bitna yang mana langsung membuat Raden tersadar dari lamunannya _seraya menatap Bitna_.

Dan benar saja, Raden dapat melihat jika semua Zombie sudah tak ada di sekitar mereka, ralat maksudnya hampir, karena ada satu sosok Zombie laki-laki berbadan besar malah berjalan dengan pelan _seakan Zombie itu tak memiliki tujuan dalam memangsa seperti yang lainnya.

"CK, kenapa itu Zombie lelet banget ya." Raden sontak menatap Bitna yang tengah berdecak kesal itu, jelas sepertinya temannya itu sudah pulih dari ketakutannya, kalau Bitna masih tak baik-baik saja, pasti wanita ini tak akan berkata dengan wajah sangat kesal seperti itu.

"Den," Cicit Bitna dengan mata membulat berbeda jauh dengan beberapa detik lalu yang begitu semangat. Hanya hitungan detik Bitna sudah bisa mengubah ekspresi itu benar-benar sangat hebat, kecuali memang ada sesuatu yang menjadi alasan.

Zombies: Run Away [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang