08

3K 232 0
                                    

[Revisi]

Happy Reading

---

"Gila!"

Hael tidak bisa menghentikan tubuhnya untuk tidak tersentak. Tatapannya yang perlahan meredup dengan takut-takut melirik ke arah seorang alpha asing yang baru saja datang untuk menjemput Zayden.

Itu Zayn, adik Zayden yang terburu-buru memasuki ruang rawat kakaknya. Dia langsung mengomel ria tanpa memperdulikan keberadaan Hael yang bergetar ketakutan menyaksikan kemarahannya.

"Orang gila mana yang berani melukai orang besar sepertimu? Mari kita tuntut dia ke jalur hukum segera!"

Hael meneguk ludahnya. Netranya mengecil melirik Zayden yang ternyata sedang menatapnya dengan tatapan rumit.

Hael langsung menggigit bibirnya cemas ketika mendengar penuturan tegas dan galak itu. Astaga, bagaimana jika dia tahu bahwa pelaku yang melukai Zayden adalah Hael?

Dalam hati Hael merasa miris. Yah, memang dirinya sangat pantas dihukum karena dia telah melukai orang seperti Zayden yang jelas dia bukanlah orang biasa.

Melihat ekspresi pias di wajah Hael, Zayden berdehem pelan.

"Tidak perlu memperbesar masalah, ini hanya luka kecil." Zayden mengalihkan tatapannya kepada Zayn dengan sinis. Hatinya tiba-tiba merasa marah setelah melihat Hael sedikit gemetar ketakutan.

Zayn sialan kamu menakutinya, brengsek! Maki Zayden dalam hati.

"Luka kecil?! Coba lihat!" Tangan Zayn terulur cepat ke arah luka Zayden. Alpha itu menyentuh luka kakaknya dengan memberi banyak tekanan yang pada akhirnya membuat Zayden terpekik kaget karenanya.

"Akh! Brengsek!" Zayden mengumpat reflek.

"Ha, lihat kamu bahkan menjerit kesakitan ketika aku hanya menyentuhnya! Bagaimana luka seperti ini disebut sebagai luka kecil, brengsek?!"

"Dasar sialan! Kamu tidak hanya menyentuh, kamu menekannya! Gila!" Zayden menepis tangan sang adik. Matanya melotot ganas memperingati. "Lebih baik kamu diam dan sadarlah bahwa di ruangan ini tidak hanya ada kita berdua!"

Zayn terus mengoceh dan membuat Zayden merasa muak dengannya. Zayden menyesal memanggil adiknya itu kemari untuk menjemput. Itu semua karena dia tidak memiliki pilihan lain lagi.

"Aku baik-baik saja," tatapan Zayden melunak ketika dia menatap Hael.

"Oh apakah dia yang menolongmu? Kamu jatuh cinta padanya?" mata Zayn memincing menilai sosok Hael yang terlihat biasa-biasa saja di matanya.

Ini adalah hal langka melihat Zayden begitu lunak kepada omega selain Asael.

Apa yang menarik dari omega dekil ini? Sudah jelas dari penampilannya, selain miskin dia pasti juga matre.

Zayn tidak berhenti menghunuskan tatapan sengit.

Hael meneguk ludahnya susah payah. Entah mengapa dia merasa ditelanjangi oleh tatapan sinis Zayn yang begitu menusuknya.

"Tu-tuan Anda salah paham, Anu, disini tidak ada yang jatuh cinta," jelas Hael sedikit gagap. "Saya adalah pelaku yang membuat tuan ini terluka, jadi sa-saya ada disini sebagai bentuk tanggung jawab."

"Oh, kamu yang melukainya?" Zayn mengangkat sebelah alisnya. "Hebat sekali, bagaimana omega kecil seperti dirimu melukai alpha besar sepertinya?"

Hael tertegun diam. Ketika Zayn mengatakan dia omega kecil, Hael mengartikannya bahwa Zayn sedang mengatakan bahwa dirinya hanyalah sebatas omega rendah yang berani melukai alpha luar biasa seperti Zayden.

Tapi, Hael tidak tahu kebenarannya bahwa Zayn mengatakan omega kecil itu adalah kata murni yang tidak memiliki arti lain yang menyindir.

"Sa-saya tidak sengaja tuan."

"Benar tidak sengaja, tapi karena ketidaksengajaanmu itulah yang hampir membunuhnya." Zayn melipat kedua tangannya di depan dada menatap menghakimi Hael yang terlihat kecil di hadapannya.

Hael bodoh karena dia selalu berlindung di balik kata 'tidak sengaja.'

Yah meski itu memang kebenarannya, tapi tidak semua orang dapat menerima ketidaksengajaannya itu.

Benar kan?

Tanpa banyak berpikir Hael segera membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat ke arah Zayn dan Zayden yang terkejut karena tindakannya yang tiba-tiba.

"Saya minta maaf tuan, saya salah dan saya juga siap untuk dituntut." suara Hael bergetar kala dia mengatakan itu. Zayden yang menyadarinya pun sedikit merasa ketidaknyamanan di hatinya.

Ini nyeri? Mengapa?

Zayden mengabaikan pertanyaan batinnya sendiri. Dia beralih menatap Zayn dengan tatapan tajam penuh teguran.

"Apa?" Zayn dengan bodoh malah bertanya. Dan ketika dia melihat Zayden semakin memelototinya dengan ganas, Zayn akhirnya menyadari kesalahannya sedikit dan berdeham pelan.

Zayn melirik Hael yang membungkuk. "Apa kamu bodoh?"

Ketika Zayn mengatakan itu dia tidak menyadari di arah lain dia telah menerima tatapan super tajam dari sang kakak.

"Jangan membungkuk seperti itu, dasar bodoh."

Hael segera menegak dengan kaku. Tapi meski tubuhnya menegak kepalanya masih tetap setia menunduk.

"Ma-maaf, saya sungguh minta maaf atas kesalahan saya yang telah melukai tuan, sungguh itu adalah kesalahan saya."

"Tidak perlu meminta maaf lagi, orang yang kamu lukai tampaknya tidak masalah, jadi tegakkan kepalamu dan bersikap sewajarnya saja." Zayn menghela nafas lagi. "Dan aku tidak akan menuntutmu ke meja hukum, aku tahu kamu orang miskin yang bahkan tidak mungkin bisa menebus dirimu sendiri untuk kebebasan jika aku memasukanmu ke penjara."

Hael meringis pelan. Dia tidak menepis atau apapun karena sepenuhnya menyadari bahwa dirinya miskin.

"Dan untuk terakhir kalinya, aku akan menganggap semua kesalahanmu terbayar lunas jika kamu mau membantuku sekali lagi."

"Benarkah?"

Zayn tersenyum aneh seraya melirik sebentar kepada Zayden yang menatapnya penuh tanya.

"Bantu aku membawa orang gila ini ke parkiran, aku harus segera membawanya pulang malam ini."

Tepat setelah Zayn selesai mengatakan hal itu, sepasang netra bulat Hael bertemu tatap dengan netra tajam Zayden.

Untuk sesaat Hael diam, dia merasa tersedot ke dalam sesuatu yang amat dalam dari balik netra gelap nan tajam Zayden.

Apakah setiap alpha memiliki tatapan demikian? Hael merasa sedikit merinding.

"Hey mengapa diam?"

"Ah, ya, ya! Tentu saya siap, tuan!" Hael menegakkan badannya mengambil posisi untuk membantu Zayden menuruni ranjangnya dan memapahnya.

---
Tbc



[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang