34

1.5K 134 8
                                    

"Belum ditemukan?"

Julian menatap Zayden sebentar sebelum menjawabnya dengan gelengan dan wajah muram.

Seolah mengerti dan memaklumi, Zayden tidak menunjukkan ekspresi marah atau kecewa dengan jawaban yang tidak diinginkannya dari Julian.

Zayden sejak awal sudah memprediksi hal ini, Zella akan menjadi target pencarian yang sulit setelah bertemu dengan ibunya.

Sudah bisa ditebak, Dyana pasti telah mengerahkan kekuatannya untuk melindungi Zella. Menyembunyikan gadis omega itu dari jangkauan Zayden.

"Kita tepis masalah ini terlebih dahulu, sebaiknya kita harus bergegas untuk menemukan Hael."

"Baik tuan."

Zayden menghela nafas berat. Dia menyandarkan punggungnya yang terasa kaku ke sandaran kursi penumpang mobil. Matanya agak berat dan kaku ketika dia terpejam dengan beban pikiran yang menumpuk.

Akan menjadi sulit jika Dyana menyelidiki Hael dan menemukan omega itu terlebih dahulu darinya.

Kemungkinan besar untuk Dyana menyingkirkan Hael, tidak perduli fakta bahwa omega itu telah mengandung cucunya, adalah 100%

Zayden membuka kelopak matanya perlahan untuk menatap kosong atap mobil yang membawanya.

Dyana, wanita itu memang ibu biologisnya. Tapi, Zayden tidak pernah menghormatinya sejak mengetahui rahasia besar wanita iblis itu.

Bertahun-tahun yang lalu, saat Zayden masih kanak-kanak ibunya dikabarkan hamil lagi setelah memilikinya sebagai anak.

Pada saat masa kanak-kanak yang polos, tentu Zayden akan merasa senang ketika mendapatkan kabar bahwa dia akan segera mendapatkan seorang adik.

Hari demi hari berlalu, Zayden belum mengetahui apa yang telah sebenarnya terjadi.

Tepat di hari kelahiran sang adik, Zayden yang tak sengaja melihat interaksi dua orang yang seharusnya tidak dia lihat dan dengar.

"Mari tukar anak ini, anak ini akan aman jika berada di tanganku."

Saat itu Dyana tampak ragu, dia memandang bayi perempuan di pelukannya lalu beralih menatap bayi laki-laki di pelukan pria yang menghadapnya.

"Bayi siapa itu? Dan mengapa aku harus menukarnya dengan bayiku?"

"Apakah kamu mau anakmu diperlakukan rendah sebagai anak perempuan oleh suamimu?"

Zayden tidak mampu melihat jelas bagaimana rupa pria itu saat itu.

"Suamimu hanya menginginkan seorang anak laki-laki dan aku membawa anak ini untukmu, untuk melindungimu."

Pria itu bicara dengan tenang sembari menatap bayi perempuan dipelukan Dyana.

"Ini bukan persyaratan yang merugikan untukmu, kamu masih bisa bertemu dengan anak itu nanti kamu hanya tidak bisa tinggal bersamanya."

Dyana tampak sudah menyayangi anaknya sendiri. Dia tidak akan rela untuk melepasnya dengan mudah.

"Terlebih jika terjadi sesuatu semacam kecelakaan kecil yang menyebabkan suamimu tahu bahwa anak itu sebenarnya bukanlah anaknya melainkan anakku dan anakmu, apa yang akan kamu lakukan?"

Dyana memiliki ekspresi tegang di wajahnya seolah dia sedang membayangkan sesuatu yang menyeramkan di kepalanya.

"Ini hanya sementara, kamu bisa berbaur dan hidup bersama dengan anak itu kelak ketika waktunya telah tiba."

Dan saat itu Zayden hanya bisa melihat adegan dimana ibunya dengan susah payah menyerahkan bayi perempuannya dengan bayi laki-laki milik pria itu.

Ayah Zayden tidak mengetahui rahasia tersebut. Dia juga tidak pernah tahu bahwa istrinya sempat melahirkan seorang anak perempuan yang ditukarkan dengan bayi laki-laki yang dia banggakan.

Mereka hidup dengan tenang dan damai setelahnya.

Namun di tengah kedamaian itu hanya Zayden yang mengetahui sebuah rahasia di baliknya.

Dia selalu memperhatikan anak laki-laki yang tumbuh bersamanya, anak laki-laki yang sehat dan baik serta manis yang merupakan adik laki-lakinya, Zayn.

Ayah yang selalu sibuk bekerja tidak berhasil menyadari bahwa Dyana tidak menyukai anak laki-laki keduanya.

Zayden kerap menyaksikan dengan mata kepalanya, bagaimana Dyana memukul anak itu, memperlakukannya seperti anak budak yang dapat disuruh ini dan itu untuk memenuhi keinginan tak normalnya.

Namun meski telah disiksa sedemikian rupa, Zayn tetap patuh untuk mencintai dan menyayangi ibunya.

Sampai suatu hari, tiba-tiba Zayden menyaksikan bagaimana Zayn menangis diam-diam dan mengatakan fakta yang seharusnya tidak dia ketahui di usianya yang begitu muda.

"Aku bukanlah anak ibu, apakah ibu membenciku karena hal itu, kakak?"

Zayden tidak tahu harus menjawab apa dan maka dari itu dia lebih memilih diam dan bersikap tak acuh kepada adiknya.

Hari berlanjut kembali.

Kedatangan seorang gadis kecil lain mengubah segalanya.

Zayden kala itu hanya diam dan menatap wajah ibunya yang tampak berseri dengan sedikit garis ekspresi obsesi ketika menatapnya dengan tatapan penuh harapan.

"Zayden, ayo sapalah Zella, anak ini kelak akan menjadi istrimu suatu hari nanti."

Pada saat itu Zayden hanya punya satu pikiran bahwa ibunya telah menjadi gila!

-

"Dia telah menerima akibatnya! Salahnya terlihat songong sekali."

Ryuu yang kala itu sedang berjalan menyusuri gang gelap tiba-tiba terhenti. Matanya menyipit kala ia melihat sekelompok alpha sedang berkerumun, berbicara dengan nada keras dan mencemooh mengelilingi satu alpha yang sudah tidak berdaya.

Apa-apaan ini?

Ryuu tidak ingin terlibat. Dia ingin menjadi tidak perduli tapi dia tidak bisa ketika sekelompok alpha itu tiba-tiba berbalik dan menatapnya dengan tatapan buas.

"Apa ini? Kita baru saja membalaskan dendam kepada alpha songong tak berguna itu tapi setelahnya kita malah mendapatkan hal baik yang lain."

Seseorang dalam kelompok alpha tersebut berkata sambil menjilat bibir hitamnya sendiri dengan gerakan menjijikan.

"Hei sayang bukankah sudah sepantasnya kamu memuaskan kami semua dengan lubangmu? Haha. Kemarilah, akan kuberikan kau kenikmatan yang tidak terbanding."

Sekelompok alpha tertawa tanpa menyadari wajah gelap milik seorang beta yang telah mereka goda.

---
Tbc

- Ryuu- Beta- 23 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Ryuu
- Beta
- 23 tahun

[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang