Sejak awal Zayn tidak pernah mengharapkan apapun. Baik untuk kasih sayang ataupun sedikit perhatian Dyana sebagai seorang ibu untuknya.
Tepat ketika Zayn tahu bahwa dia bukanlah anak kandung dan tidak diinginkan oleh Dyana, dia tidak lagi berusaha.
Namun meski dia sudah menekan keinginannya sekuat tenaga, Zayn tetap terpikirkan oleh beberapa hal.
Mengetahui bahwa Zayn telah ada sejak masa bayi bersama Dyana, mungkinkah wanita itu sedikit menumbuhkan rasa sayang terhadapnya sebagai ibu dan anak?
Sedikit saja.
Benarkah itu tidak ada?
"Apakah menurutmu aku konyol?"
Zayn, "..."
Dyana menunjuk wajah Zayn yang diam. "Buat apa aku menyimpan rasa sayang untukmu, penyebab utama terpisahnya aku dan putriku?"
Dyana mendengus sinis, "tidak ada gunanya untuk memberi kasih sayang terhadapmu, anak haram yang bahkan aku sendiri tidak tahu darimana asalnya."
Dyana teringat. Zayn adalah bayi yang diambil oleh kekasihnya—ayah biologis Zella, secara asal kala itu. Entah siapa orang tuanya, bagaimana keadaannya sekarang setelah kehilangan putranya, Dyana tidak pernah perduli dengan itu.
Betapa kejamnya mereka sebenarnya.
Zayn mencoba yang terbaik untuk tidak hilang kendali dengan menahan diri sembari mengepalkan tangannya sendiri.
"Aku akan menceritakan hal ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya, jadi dengarkan baik-baik karena untuk waktu di masa depan aku tidak akan pernah mengungkitnya lagi."
Zayn menatap Dyana dengan tatapan serius seolah dia benar-benar menyimak dengan baik.
"Yang salah sejak awal bukanlah aku, kamu tidak bisa menyalahkan aku sendirian karena ini atau bahkan menyalahkan kekasih tercintaku karena dia telah lama mati karena aku yang menghabisinya."
Benar, ayah Zella telah lama meninggal. Yang Zayn tahu lelaki itu mati karena sakit dan tidak pernah menduga bahwa Dyana sebenarnya memiliki campur tangan atas kematian laki-laki itu.
"Semua ini karena suamiku sendiri, jika kamu ingin menyalahkan seseorang maka salahkan saja dia!Karena jika saja dia tidak begitu menginginkan anak laki-laki dan membuatku frustasi maka aku tidak akan terbuai untuk selingkuh bahkan mengambilmu dari orang tuamu."
Dyana tampak frustasi sejenak.
"Apa masalahnya? Mengapa dia begitu terobsesi dengan anak laki-laki padahal dia telah memiliki Zayden anak laki-laki pertama."
Dyana memandang Zayn dengan marah. "Di mulutnya dia selalu mengatakan tidak apa-apa mendapat anak kedua perempuan, tapi apakah aku percaya begitu mudah? Dia hanya ingin membodohiku seolah berkata seperti mencintaiku dan menginginkan anak perempuan dariku padahal dalam hatinya dia begitu busuk dan menjijikkan!"
Dyana terkekeh sinis. "Dan tahukah kamu mengapa aku begitu membencimu yang bahkan belum mengerti apapun saat itu?"
Mata Dyana menyala merah menatap penuh dendam kepada Zayn yang mematung kaku. "Itu karena begitu melihatmu yang selalu disayangi suamiku dan dicintai suamiku padahal kamu bukanlah darah dagingnya selalu berhasil membuatku merasa muak dan jijik. Aku selalu ingin kamu pergi dari hadapanku dan tidak akan pernah muncul lagi."
Zayn menundukkan kepalanya sejenak lalu menatap kembali kepada Dyana yang terengah-engah setelah selesai bicara.
"Baiklah jika itu maumu bu, kamu tidak akan pernah melihatku lagi di masa depan nanti, ini adalah yang terakhir."
Pada saat itu Zayn akhirnya membungkukkan badannya sedikit. Memberi hormat kepada wanita yang selalu dianggap sebagai ibunya sejenak lalu segera berbalik pergi.
Zayn telah selesai berbicara dengan Dyana.
Banyak hal yang telah dia dapatkan dan berpikir saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan segalanya.
Sebisa mungkin dia harus memotong gerakan Dyana menjadi selangkah lebih cepat untuk menghentikan kejahatannya yang selanjutnya.
Zayn baru saja sampai di teras rumah ibunya tepat ketika dia tiba-tiba tertarik oleh sesuatu yang mencolok.
Zayn mengernyit menatap Zella yang berjongkok di bawah pagar rumah memandangnya dengan tatapan melas seolah meminta tolong untuk membawanya pergi.
Zayn, "..."
Mengapa gadis itu harus ada di sana?
"Kita harus bicara, aku... Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting, kumohon ajak aku pergi."
Zella berbisik pelan kepada Zayn yang masih terdiam.
Haruskah Zayn membawa Zella pergi dan bicara?
-
"Maafkan aku, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf."
Zayn merasa kikuk. Apakah harus begini?
Tatapan Zayn beralih ke area sekitarnya yang terdapat banyak orang lewat lalu kembali kepada Zella yang sedang menangis sembari memeluk pinggangnya erat.
Sial!
Tiba-tiba sekali memeluknya seperti ini, membuat merinding saja!
Zella berkata ingin mencari tempat yang tenang untuk berbicara. Zayn harus membawanya ke taman dekat rumah karena tidak mungkin untuknya membawa gadis ini ke sebuah cafe karena dirinya sedang tak punya uang.
Dia tidak menyangka bahwa taman ini sedang ramai.
Tapi meski ramai taman ini sebenarnya sangat luas, jika dua orang sedang bicara di salah satu sudut taman dengan nada yang terjaga maka tidak akan ada orang yang tahu, 'kan?
"Tunggu sebentar, jangan seperti ini, hey kita menjadi pusat perhatian, jika seperti ini sulit untuk kita bicara."
Zayn sekuat tenaga mencoba mendorong gadis yang melekat padanya seperti lintah.
Tapi seperti pohon yang kokoh, Zella tetap membandel untuk melekat kepada Zayn.
"Aku merasa ini menjijikkan, aku telah mengetahui semuanya sekarang, bagaimana bisa aku menginginkan kakak se-ibuku untuk menikah dan menjalin kehidupan denganku?"
Gerakan mendorong Zayn terhenti.
Apa?
Zella sudah tahu bahwa sebenarnya dia dengan Zayden adalah saudara se-ibu?
"Kamu tahu?"
Zella perlahan melepaskan pinggang Zayn dan mengangguk pelan.
"Aku tahu, aku tidak sengaja mendengarnya dari bibi sendiri."
Zayn, "..." tidak bisa dia bayangkan betapa hancurnya hati Zella begitu tahu bahwa orang yang disukainya adalah saudaranya sendiri.
Sangat kasihan!
Zayn menjadi serius dalam sekejap. "Apa yang ingin kamu sampaikan?"
"Rencana bibi Dyana yang ingin membunuh omega kak Zayden melalui Asael."
Zayn, "..."
---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomanceZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...