36

1.4K 128 20
                                    

Hael tidak pernah membayangkan begitu ia membuka pintu toko bukan Rune lah yang dia temui melainkan sosok lain yang tidak terduga.

"Bukankah kamu sudah pulang beberapa menit yang lalu, mengapa kembali lagi?"

Arion mendelik menatap Hael yang langsung menciut di ambang pintu toko.

"Tuan ini, tuan ini adalah orang yang menolongku waktu itu, bukan?"

Hael memiliki ekspresi agak cemas dan gelisah. Dia mulai berpikir aneh tentang Arion yang tidak terduga berada di balik meja kasir tempat di mana Rune biasanya berada.

"Hm."

Arion tidak merespon dengan jelas hanya sebatas bergumam tidak jelas.

Hael yang diam-diam tidak puas tidak bisa memprotes lebih karena dia tahu Arion mungkin bukanlah orang yang bisa diganggu dengan mudah.

"Kamu belum menjawabku, mengapa kamu kembali?"

Hael menggaruk kepalanya sendiri dengan bingung. "Aku berpikir, aku tidak bisa pulang hari ini."

Sebelah alis Arion terangkat. "Mengapa? Lantas akan kemana kamu untuk beristirahat malam ini jika kamu tidak bisa pulang?"

"Itu, ayahku ternyata tiba-tiba berada di rumah dan aku... Aku harus menghindarinya untuk sementara waktu ini kemudian untuk beristirahat malam ini aku berencana untuk menumpang di rumah Rune."

Hael meneguk ludahnya dengan susah setelah selesai bicara.

Aura hitam, feromon alpha yang sedikit menekan mulai Hael rasakan.

Apakah Hael telah mengatakan hal yang salah?

"Apakah kamu sering menginap di rumah Rune?"

Hael reflek mundur. Apakah itu masalahnya?

"Itu, um memang sedikit sering."

Hael berpikir apa yang dikatakannya sekarang adalah kebenarannya. Dia seringkali menginap di tempat Rune, terutama ketika dirinya terdesak untuk menghindari ayah bajingannya.

"Cih!"

Hael berkedip bingung menatap Arion yang baru saja berdecak sebal kepadanya.

Apa yang salah?!

"Jangan terlalu sering merepotkan temanmu, tidak baik!"

"..." Hael tidak bisa berkata-kata. Dia terus saja merasa aneh dan mulai curiga dengan orang ini.

"Rune adalah orang baik, kamu tidak bisa merepotkan dia terus menerus seperti ini, lalu aku juga menyarankan kamu untuk tidak terlalu dekat dengannya."

"Hah? Mengapa?"

Arion memasang ekspresi sebal. "Jika kamu terlalu dekat ada hati lain yang merasa kesal dan panas ketika melihatnya."

Hael, "..." dia tidak mengerti dan tidak tahu hati siapa itu?

Terbatuk pelan tapi cukup keras Hael mencoba mengalihkan perhatian.

"Anu, sekarang dimana Rune?"

Arion menatap Hael dengan malas, wajahnya nampak datar dan tidak tertarik sama sekali.

"Dia baru saja pergi, kakaknya menelpon untuk menjemputnya."

"Kakaknya?"

Hael terdiam. Jika kakak Rune disebut, mungkinkah itu Ryuu?

Keduanya kemudian hening. Tidak ada yang bicara lagi karena Arion tampak diam namun matanya sibuk terus menatap Hael dengan tatapan meneliti yang sinis dan Hael sendiri sedang sibuk memikirkan kemungkinan mengapa Ryuu memanggil Rune untuk datang.

[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang