22

1.9K 169 22
                                    

Zayden menjadi gila.

Dia tidak tahu apa yang telah dia lakukan saat ini, karena begitu tersadar dia sudah melihat sosok Julian yang babak belur di hadapannya.

"Bagus apakah dia sudah sadar?"

Zayden menelengkan kepalanya sedikit. Melirik Zayn yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya, mengekang dirinya dengan kuat berusaha mencegahnya maju untuk kembali memukul Julian.

"Lepaskan!"

Zayn mengencangkan kekangannya.

Pemuda itu mencibir, "omong kosong! Mau apa kamu setelah aku lepaskan? Memukul orang yang tidak bersalah lagi?"

Zayden meronta, namun entah kenapa pegangan Zayn menjadi sangat erat sehingga mampu menahan tubuhnya.

Gejolak di perutnya kembali terasa. Membuatnya menutup rapat mulut hendak muntah dan berhenti meronta lalu dengan pasrah dijatuhkan ke lantai.

"Hupp! Huekk! Arghh!"

"Iwh! Betapa menjijikannya!"

Zayn melepaskan Zayden yang muntah di lantai dengan jijik.

"Beruntung aku cepat datang, jika aku tidak datang tepat waktu mungkin sekarang kamu sudah menjadi narapidana akibat pembunuhan terhadap pelayanmu sendiri."

Zayden melotot. Dia ingin melawan, namun tubuhnya yang perlahan melemas dan perutnya yang mual ternyata menjadi hambatan besarnya.

Zayn memainkan suntikan di tangannya seraya tersenyum.

"Beruntung juga aku selalu membawa ini, bagus sekali."

Julian menatap Zayden dengan mata bersalah. "Tuan maafkan saya, saya tidak bisa menjalankan tugas dengan baik," sesalnya dengan tulus.

Di sisi lain Zayn tampak bangga, mungkin itu karena ia berhasil membalas dendam kepada Zayden, menjatuhkan kakaknya setelah kejadian dia dipukuli di hari lalu.

Menghela nafas berat, sejujurnya Julian juga merasa bersyukur karena Zayn lekas datang dengan kebetulan sehingga mampu menolongnya dari keganasan tuan mudanya sendiri.

"Omegaku."

Zayn menunduk setengah mengerut menatap Zayden yang merintih pelan, tampak seperti binatang sekarat yang frustasi dan hampir mati.

"Ah, sebenarnya aku belum mengerti, apakah ini semua karena omega hamil itu?"

Tatapan Zayn jatuh kepada Julian yang masih menunduk menyesal.

"Coba jelaskan padaku apa yang terjadi sebenarnya, Julian."

Julian menatap Zayn lalu mulai menceritakannya sesuai dengan kronologi yang diketahuinya.

Dimulai dari permasalahan perusahaan, Zayden memutuskan untuk meninggalkan Hael sendiri di rumah dan pergi ke perusahaan untuk menyelesaikan masalah hingga ketika waktunya pulang telah tiba Zayden tidak menemukan siapapun di rumah.

Zayn sedikit mencebik. "Mengapa begitu negatif thinking? Siapa tau omega itu hanya pergi keluar sebentar dan akan kembali lagi nanti."

"Masalahnya, kemana dia bisa pergi? Rumah ini cukup terpencil sedikit jauh, jika omega itu ingin keluar maka dia seharusnya tidak bisa keluar begitu jauh dan dia sendiri pun belum mengetahui jelas alamat rumah ini."

"Benarkah?"

"Benar tuan, lagipula jika omega itu ingin pergi seharusnya sebelumnya dia mengatakan sesuatu terlebih dahulu kepada tuan muda."

Zayn mendengarkan baik-baik penjelasan Julian dan kemudian menjadi tidak bisa berkata-kata.

"Apakah ada kemungkinan dia pulang ke rumahnya?"

Di atas lantai, Zayden membungkuk dengan kepala menggeleng cepat. "Itu tidak mungkin, dia mengatakan ingin tinggal dan tidak akan kembali ke rumah karena keadaan ayahnya."

Zayn menjadi diam. Dia tidak tahu harus mengatakan apalagi. Alpha yang lebih muda hanya bisa menatap alpha yang lebih tua mulai meratap menangis dan merengek dengan menyedihkan menjatuhkan wibawa dominasinya hanya karena omega.

"Bung, sebaiknya kamu istirahat lebih dahulu, aku akan memerintahkan beberapa orang untuk pergi mencari."

Zayn melirik Julian dan memberi kode agar beta itu dapat membantu Zayden untuk bangkit berdiri.

Selepas kepergian Zayden bersama Julian, Zayn terdiam untuk berpikir sebentar.

Alpha muda itu tiba-tiba berbalik dan melangkah keluar ke teras rumah dan mendongak untuk menatap cctv di sudut atas dengan sorot mata rumit.

-

Kecipak tanah basah terdengar nyaring di gang jalanan yang sepi.

Hael berlari cepat dengan wajah frustasi dan ketakutan.

Omega itu sebenarnya sudah merasa sangat lelah, perutnya mengalami sakit, namun dia tidak bisa berhenti.

Ketika Hael menoleh, pupil matanya mengecil setengah ketakutan menatap tiga orang laki-laki alpha yang mengejarnya.

Hael tidak tahu siapa mereka, mereka tiba-tiba datang dan mengatakan ingin mengawasinya.

Namun entah apa yang terjadi, sepertinya para alpha itu menginginkan sesuatu yang lain.

"Bayaran kami kurang memuaskan, nona itu sebenarnya menyuruh kami untuk mengawasimu dengan baik. Tapi, siapa kami sehingga harus perduli? Jika bayaran kami tidak memuaskan maka kamu sepertinya bisa memuaskannya."

Saat mereka mengatakan itu, Hael melemparkan setumpuk uang yang diberikan Zella kepadanya ke tiga orang tersebut. Hael berharap mereka melepaskannya namun mereka layaknya iblis tamak yang serakah dan selalu merasa kekurangan.

"Itu adalah salah nona itu salah menyuruh preman seperti kami untuk mengawasi omega sepertimu."

Ketiganya tertawa keras.

"Meski kamu adalah omega yang tidak memiliki aroma harum yang menyenangkan, kami masih bisa menggunakan lubangmu dengan gratis."

Hael awalnya mencoba menarik belas kasihan mereka dan mengatakan bahwa dia sebenarnya sedang hamil.

Tapi yang gila tetaplah menjadi gila. Mereka bahkan hanya tertawa dan tidak menyerah untuk terus mendekati Hael dengan tatapan dan senyuman cabul.

"Perutku sakit!"

Hael berhenti berlari. Pikirannya buyar dan kepalanya mulai terasa berputar.

Dia bahkan tidak menyadari bahwa dia telah muncul keluar dari gang, berdiri di tengah jalan raya.

Hael menoleh, menatap sebuah mobil sedan yang masih agak jauh melaju ke arahnya.

Berpikir kilat, jika memang ini akhirnya maka lebih baik Hael mati saja daripada harus diperkosa bergilir oleh tiga alpha jahat di belakangnya.

Maka dari itu tanpa keraguan sedikitpun, Hael segera melompat ke tengah jalan, merentangkan tangannya seolah bersiap untuk di tabrak keras oleh sedan tersebut.

Habislah, semuanya akan berakhir disini.

---

End

:v

//digebukin Zayden

Awokawok

Canda gess, masih bersambung ini :v

Kasian Hael, penderitaannya mirip mirip istri di Indosiar :3

Kasian Hael, penderitaannya mirip mirip istri di Indosiar :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang