Zayden mencoba memboyong Hael untuk tinggal bersamanya.
Dengan segala bujukan tanpa pemaksaan, Zayden akan mencoba melakukan yang terbaik supaya Hael merasa nyaman untuk tinggal bersamanya.
Hael sudah mempertimbangkan ini.
Sekarang dia sedikit takut untuk kembali ke rumah, dia tidak memiliki apapun lagi selain beberapa lembar pakaian usang yang masih tertinggal di rumah dan tidak memiliki harta berharga apapun.
Uangnya semuanya telah dirampas habis oleh ayahnya yang bajingan.
Berpikir ulang, duganya akan lebih mudah untuknya ikut dengan Zayden saja sementara ini. Apalagi setelah dia mengetahui bahwa sekarang Hael tidak lagi sendiri karena ada satu nyawa lain yang sedang tumbuh di dalam dirinya dengan baik.
Hael akan merepotkan Zayden untuk menampungnya sementara waktu, sampai nanti dia menemukan pekerjaan lalu membeli tempat tinggal yang baik hingga bisa mengurus dirinya sendiri ketika suatu saat nanti Zayden memutuskan untuk mengusirnya pergi.
"Tuan, itu... aku... Um, sebenarnya aku memiliki sesuatu untuk dikatakan."
"Ya? Soal apa itu?"
Hael menggigit bibirnya sendiri.
Di mobil hanya ada empat orang, mereka yang tidak lain adalah seorang supir, Julian, Zayden dan Hael sendiri. Jika ada yang bertanya di mana Zayn? Itu dia telah diusir secara paksa oleh Zayden dan dilarang mengikuti atau sekedar menampakkan diri di hadapan Hael.
Seperti hantu pendendam, Zayden selalu terlihat tidak menyenangkan wajahnya jika melihat Zayn.
Sebelum menyampaikan perkataannya, Hael agak merasa ragu untuk menyampaikan. Dia sejenak memandang seorang supir dan Julian yang berada di depan sebelum kembali beralih kepada Zayden yang berada di sampingnya dengan posisi duduk sangat rapat.
"Katakan saja apa yang kamu ingin katakan secara perlahan, aku akan mendengarkan."
Tangan Zayden terulur untuk membelai lembut penuh kasih kepala Hael.
Zayden sangat tahu tindakannya ini adalah tindakan kurang ajar untuk mereka yang baru saja memulai pendekatan. Tapi dia sendiri gagal memahami, Zayden jelas tidak mengerti perasaan apa yang sedang dia alami saat ini karena merasa kesulitan untuk menahan diri untuk tidak menyentuh Hael dengan kontak fisik kecil.
Bahkan sejak mereka keluar dari ruang pemeriksaan tadi, Zayden tidak melepaskan pegangan tangannya dan begitu mereka masuk ke mobil, Zayden mengambil posisi sangat rapat dengan Hael yang sebenarnya sedikit merasa gelisah di hati.
"Tuan, anu itu, apakah tidak masalah bagimu jika aku tinggal denganmu begitu saja?"
Zayden mengerutkan dahi.
"Apa yang menjadi masalah?"
Kamu punya seorang istri, itu masalahnya, batin Hael masih salah paham. Dia tidak mengungkit hal ini karena takut akan menyinggung Zayden.
"Kamu tidak pernah menjadi masalah untukku, kamu tinggal denganku karena aku yang memintamu dan kamu sudah memutuskan untuk setuju. Tidak apa-apa, aku berjanji akan merawatmu."
Zayden tidak pernah mengatakan akan bertanggungjawab dengan menikahinya dan hanya berkata akan merawatnya. Murung wajah Hael terlihat jelas di sudut mata Zayden.
"Apa yang kamu pikirkan sekarang?"
"Tidak ada, aku hanya merasa sedikit mengantuk."
Separuh perkataan Hael tidak bohong. Omega itu masih merasa sedikit lemas sehingga rasa kantuknya sedikit tidak tertahan.
Mendengarnya, Zayden tidak bisa menahan senyum. Dia menarik kepala perlahan Hael untuk bersandar kepadanya.
Feromon alpha yang lembut menguar, menyelimuti Hael dengan hangat dan lekat.
Beruntung seorang supir dan Julian adalah seorang beta yang tidak akan terpengaruh feromon alpha milik Zayden.
Tidak sempat menolak, Hael sudah merasa nyaman dan tenggelam terlebih dahulu oleh belaian serta dekapan Zayden. Terbuai jauh dia sampai akhir memejamkan kelopak matanya perlahan jatuh tertidur dengan tenang.
Zayden menatapnya yang tertidur. Turut merasa damai, Zayden tidak bisa menahan diri untuk tidak menggosok wajah Hael dengan lembut menggunakan tangannya. Tanpa sadar, dia juga bergerak untuk memberikan kecupan-kecupan ringan di permukaan wajah Hael yang tertidur.
Alpha tidak tahu malu itu benar-benar melupakan dua orang lain yang menonton pergerakannya dari kaca tengah mobil secara diam-diam.
Julian dan supir, "..."
-
Butuh waktu beberapa menit sampai akhirnya mobil yang ditumpangi Zayden sampai di halaman rumah besarnya.
Julian bergerak turun terlebih dahulu dari mobil, membukakan pintu dan bersiap membantu Zayden yang mungkin akan kesusahan membawa Hael yang masih nyenyak tertidur di pelukannya.
"Tuan apakah Anda ingin saya membantu membawa omega ini?" tawar Julian.
"Tidak perlu, aku akan membawanya."
Zayden membawa Hael keluar dari mobil dengan menggendongnya secara horizontal.
Omega itu hamil namun tubuhnya sangat ringan untuk diangkat. Dan Zayden tidak merasa kesulitan sedikitpun.
Sebelum benar-benar pergi menjauh dari Julian, Zayden sejenak berdiri dan menatap Julian masih dengan Hael di gendongannya.
"Julian kamu adalah orangku yang paling baik dan sudah lama bekerja untukku, di masa depan tolong rawat anak ini dengan baik, apakah kamu mengerti?"
Julian mengangguk tanpa ragu. "Saya akan mendengarkan semua perintah tuan," katanya dengan yakin.
Zayden mengangguk. "Itu bagus, aku akan memegang ucapanmu."
Setelah itu Zayden segera masuk ke dalam rumahnya diikuti oleh Julian dengan patuh di belakangnya.
---
TbcZayden : /memeluk dan mencium istri/
Dua orang lain : /membaur dengan udara/
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomanceZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...