26

1.7K 149 16
                                    

"Seminggu yang lalu juga kamu pulang dengan aroma seorang omega, lalu hari ini kamu pulang dengan seorang omega, apakah begitu tidak tertahankan untukmu menahan tabiat kotormu itu?"

Arion yang masih berdiri di dekat jendela. Dia tidak repot-repot berbalik badan untuk sekedar melihat siapa yang datang dan bicara dengannya karena dia sudah tau siapa yang menghampirinya.

Arion lebih memilih untuk melihat keluar jendela memperhatikan dua orang yang perlahan menjauh dari kediamannya menaiki sebuah motor matic daripada melihat wajah menyebalkan Asael, istri omeganya sendiri.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu orang yang terpandang luar biasa memiliki selera yang buruk."

Asael bergerak mendekat. Dia masih sempat untuk melihat sosok omega yang menjauh dari rumah ini meski tidak sempat melihat wajahnya secara jelas.

"Seorang alpha luar biasa tertarik dengan omega rendahan seperti itu, betapa menyedihkannya."

Tak ada tanggapan, Arion hanya diam dan menganggap Asael sebagai udara transparan.

Biarkan saja omega itu mengoceh sesukanya, Arion tidak akan pernah perduli sedikitpun.

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, ternyata kamu tidak jauh berbeda dengan orang tuamu."

Tapi kali ini sepertinya Asael telah melewati batasnya.

Omega itu berhasil menyentuh titik sensitifnya dan berhasil membuat Arion menanggapi dengan lirikan tajam.

"Aku prihatin," tutur Asael merasa sangat puas karena berhasil membuat Arion merasa kesal.

Tapi seperti sudah mendarah daging, sifat dinginnya tetap membuat Arion tenang dan tidak bertindak gegabah.

"Apakah begini kepribadianmu yang sebenarnya? Begitu puas setelah mengolok-olok orang lain," ujar Arion dengan nada santai terkesan malas dan jengah.

"Terimakasih atas keprihatinanmu terhadapku, tapi maaf mengatakan ini, bukankah salah jika kamu merasa prihatin kepadaku tapi tidak merasa prihatin terhadap hidupmu sendiri?"

Asael, "apa maksudmu?"

"Oh akankah sekarang kamu berpura-pura untuk tidak tahu?"

Arion menyeringai, berbalik dan melipat tangannya di depan dada dengan gerakan arogan.

"Membual omong kosong kepada kekasih tercintamu bahwa kamu bahagia dengan pernikahanmu sendiri padahal kamu tidak sebahagia itu."

Asael memiliki ekspresi wajah yang tenang namun hati yang cukup terguncang ketika mendengar kata-kata Arion.

"Apa yang kamu katakan waktu itu? Ah, sepertinya begini ; 'Aku menikahi suamiku yang sekarang bukan karena aku mencintainya, tapi karena dia mencintaiku dengan tulus' haha betapa bodohnya itu!"

Arion tertawa dengan kasar seraya menatap tajam pada ekspresi gelap Asael.

"Siapa yang akan mencintaimu dengan tulus? Aku? Haha, omong kosong! Bahkan untuk menatapmu saja aku merasa jijik bagaimana mungkin aku akan mencintaimu?"

Hati Asael mengembang sesak. Dia kesal setengah mati terhadap Arion dan merasa ingin sekali untuk membunuhnya sekarang.

"Apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Tidak menerima fakta? Kasihan sekali."

Arion mendengus ketika ia berpikir sudah cukup untuknya berurusan dengan Asael hari ini.

Arion muak dan ia harus mengakhirinya.

Namun ketika dia berbalik, siapa yang menyangka bahwa Asael si omega keras kepala itu masih gigih untuk melawannya?

"Anak haram sepertimu lebih memprihatinkan daripada kehidupanku."

[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang