48

1K 109 18
                                    

Di taman kecil khusus depan gedung penahan, hanya ada Rune dan Arion berdua. Mereka terdiam sejenak, duduk bersanding di bangku panjang dengan jarak sedikit jauh di antara keduanya.

"Jadi ayo mulai bicara," kata Rune pelan namun masih bisa terdengar jelas di telinga Arion.

"Aku tidak akan membicarakan banyak hal yang mungkin akan menyita banyak waktumu yang sedang terburu-buru untuk menjemput istrimu yang bermasalah itu."

Rune melirik Arion dengan tatapan rumit. "Aku tahu orang berkuasa sepertimu pasti bisa melakukan banyak hal dan akan menembus garis hukum demi seseorang yang kamu cintai."

Arion mengepalkan tangannya. Perlahan, tanpa perlu bertanya apa maksud ucapan Rune, Arion sudah mulai memahami sesuatu yang menyakitkan.

"Tapi bisakah kamu melakukan satu permintaanku sebagai kompensasi kepadaku?"

"Kompensasi?"

"Ya. Ini adalah akibat dari kamu yang menipuku, jadi aku--"

"Apakah menurutmu aku menipumu?"

Arion memotong perkataan Rune dengan cepat. Segurat senyum tipis, sedikit menghina dan sedih terukir di sudut bibirnya.

"Ini--" Rune tiba-tiba kehilangan kata-kata.

"Tahukah kamu sebenarnya aku tidak berniat menipumu?"

Rune mengepalkan tangannya. Rasa perih akibat telapak tangannya yang sebelumnya terluka dan belum penuh sepenuhnya kembali dirasakannya akibat tergores kukunya sendiri.

"Rune aku tidak pernah sungguh-sungguh untuk menipumu, aku pikir aku juga melakukan ini untukmu."

Arion tidak memperhatikan tangan Rune yang terluka. Alpha itu sibuk memikirkan hal lain dan malah mencengkram bahu ramping Rune dengan sedikit erat.

Alis Rune mengerut.

Untuknya?

Apanya yang untuknya?

Apa yang orang gila ini sedang bicarakan?

Mencoba berontak karena rasa sakit akibat cengkraman Arion yang sedikit kencang membuat hatinya terkikis perih. Apa orang yang sebelumnya dia sukai hendak menyakitinya seperti ini?

Emosi Rune sedang tidak stabil.

"Lepaskan aku!"

"Lalu apa?! Melepaskanmu dan kamu akan menyalahkanku dengan seenaknya seperti ini tanpa tahu bahwa aku juga melakukan kejahatan ini hanya karena kamu!"

Nada bicara Arion terdengar kasar dan keras. Rune yang seharusnya sudah biasa menerima sebuah sikap kasar terhadap dirinya hari ini perlahan menjadi ketakutan. Bayangan buruk dimasalalu kembali hadir di benaknya dan membuatnya semakin tidak nyaman.

"Kamu meminta sebuah kompensasi tanpa mau melihat wajahku! Kamu menghindari dan marah padaku! Yang bisa kamu lakukan hanya terus menuduhku!"

"Aku tidak menuduhmu dengan asal, aku telah tahu segalanya sekarang, ini bukan tuduhan sembarang karena kamu memang salah!"

Tanpa perduli dengan mata basah Rune dan sorot ketakutannya, Arion menarik omega itu merapat pada tubuhnya dan segera menciumnya dengan kasar.

Rune yang tidak terpesona dengan ciuman kasarnya jelas marah dan mendorongnya.

Arion termundur.

"Kamu bajingan! Aku disini sebenarnya hanya ingin bicara perlahan denganmu tapi mengapa kamu bersikap seperti ini kepadaku?!"

Rune gemetar dan menangis.

"Aku hanya ingin meminta kamu untuk tidak menebus kebebasan istrimu yang bersalah dan hampir mencelakai satu-satunya temanku!"

"Tidak! Aku tidak bisa!" Arion berdiri dari bangku, dia membungkuk dan mengurung Rune yang masih duduk di bangku dengan tubuh dan tangannya.

"Aku tidak pernah merasa salah, aku melakukan ini untukmu!"

Rune muak.

"Yakinkah kamu itu semua adalah untukku?!"

Arion tertegun.

"Tidakkah kamu tahu bahwa sebenarnya yang kamu lakukan itu adalah untuk dirimu sendiri!"

Rune menunjuk dada Arion dengan kasar.

"Kamu egois dan menjijikkan! Mengapa terus memaksa fakta bahwa sebenarnya kamu sendirilah yang salah?!"

"Aku--" Arion terkejut. Dia terdorong mundur, kembali menegak berhadapan dengan Rune yang berdiri.

"Kamu terus mengatakan semuanya demi aku, demi aku, dan demi aku!" Rune tertawa mengejek dengan air mata di pipinya. "Tapi apakah aku pernah menyuruhmu untuk melakukan ini?!"

"Rune, aku..."

"Aku selalu merasa kamu menipuku dengan lembut! Kamu tidak mengatakan bahwa sebenarnya kamu adalah seorang pria yang telah menikah!"

Rune mendorong Ario menjauh darinya.

"Maaf, ini..."

Rune dengan kasar mengusap air matanya, tidak membiarkan Arion menyelesaikan permintaan maafnya yang gagap.

"Aku tidak lagi perduli dengan permintaanku yang sebelumnya, terserah kamu saja ingin melakukan apa terhadap omega psikopat tercintamu itu!"

Wajah Rune dipenuhi rasa jijik dan kecewa.

"Jangan pernah temui aku lagi sekarang, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi yang menjijikkan itu!"

"Tidak! Rune! Kamu tidak bisa, ini aku,..."

"Aku mencintaimu, tapi aku tidak pernah berpikir bahwa kamu yang aku cintai membalasku seperti ini." Rune terisak dan mulai beranjak pergi menjauh meninggalkan Arion yang mematung.

Tapi Rune yang sudah melangkah hampir jauh kembali berhenti secara tiba-tiba.

"Oh aku hampir lupa, soal anak ini...,"

Rune menunduk mengelus perutnya yang masih rata dengan ekspresi sendu.

"Aku akan merawat dan membesarkannya sendiri, kamu tidak perlu khawatir lagi, khawatirkan saja istri omega psikopat mu itu!"

Rune segera pergi meninggalkan Arion yang masih berdiri di tempatnya dengan kaku.

Ya, mereka telah berakhir di sini.

-
Tbc

Yahah, kapal karam kapal karam:v

Yahaha, kasian kapalnya tenggelam👨‍🍼👨‍🍼

Awokawo, canda :3

Jadi ini cuma ending Arion - Rune di book ini gess ✌🗿

Untuk part selanjutnya mereka tidak akan muncul lagi, karena sebenarnya mereka punya cerita sendiri. Haha.

Tinggal dua lagi deh kita tamat, semoga ya...


[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang