37

1.6K 125 26
                                    

Zayn kembali mendapatkan kesadarannya.

Atap asing yang pertamalah menjadi sorot pandangnya begitu matanya akhirnya terbuka dengan sempurna.

Di mana ini?

Zayn sedikit panik.

Hal yang terakhir dia ingat adalah dia mengikuti dua bersaudara asing yang tidak dia kenal. Dan bodohnya karena dia kelelahan dan kehabisan tenaga, setelah sempat terbangun sehabis dipukuli habis-habisan, Zayn malah kembali tertidur dan pingsan sehingga dia gagal mengingat hal yang terjadi selanjutnya.

Zayn bangkit terduduk.

Dia menatap kasur yang ditempatinya lalu terdiam untuk berpikir.

Mungkinkah dia dibawa ke rumah sepasang kembar yang menolongnya?

"Akh!"

Zayn terkejut segera menoleh.

Matanya terbelalak lebar ketika melihat sosok Hael yang terjingkat mundur, terlihat terkejut ketika melihatnya telah terbangun.

"Tuan, kamu sudah bangun, apakah kamu sudah merasa agak lebih baik?"

"Kamu?"

Zayn gemetar.

Alangkah beruntungnya dia saat ini?

Hael akhirnya ditemukannya.

Hah, jika seperti ini, bukankah dia harus segera menghubungi Zayden untuk segera datang?

Ah atau jika tidak, haruskah Zayn membawa Hael kembali pulang ke pelukan Zayden?

Jika bisa, tentu saja Zayn akan sangat berterimakasih dan rasa bersalahnya akan segera menguap.

"Bagaimana kamu bisa disini?"

Zayn menatap Hael yang datang mendekatinya.

"Itu, sebenarnya orang yang menolongmu adalah temanku, dia membawamu semalam dalam keadaan pingsan dan aku membawamu ke sini."

Zayn menghela nafas berat tiba-tiba.

"Aku minta maaf."

Hael menatapnya dengan tatapan biasa. Dia bukan tidak mengerti mengapa Zayn meminta maaf. Hael hanya menebak, kemungkinan ini ada sangkut pautnya dengan kepergiannya dari rumah Zayden secara tiba-tiba.

Melihat Hael yang diam, Zayn tiba-tiba menjadi sedikit cemas akan sesuatu.

"Aku... Ini semua karena aku, jika aku tidak mengatakan apapun tentangmu kepada Zella mungkin kamu masih akan baik-baik saja bersama Zayden," tutur Zayn sepenuhnya menyesal.

"Tuan muda tidak perlu seperti itu, ini adalah salahku sendiri."

Hael mencoba tersenyum lembut. "Aku sendiri yang memutuskan untuk mengikuti gadis omega itu, ini tidak sepenuhnya menjadi salahmu."

"Zayden telah menjadi gila setelah kehilanganmu, sepertinya dia benar-benar menaruh rasa yang begitu besar terhadapmu."

Pupil mata Hael menyusut.

Menjadi gila ya?

Tapi ketika Hael kembali teringat pemandangan terakhir yang dilihatnya hari itu. Tampaknya, Zayden tidak menjadi segila yang diceritakan.

Hael tersenyum kecut diam-diam.

"Tuan, aku sudah menyiapkan bubur untukmu, karena kamu sudah bangun ada baiknya untuk memulihkan energi dengan memakan sesuatu sebelum pergi."

Hael segera berbalik pergi setelah mengatakan hal tersebut.

Zayn agak bingung sebenarnya.

Mengapa sepertinya dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Hael?

Tapi Zayn segera menepis semua pemikirannya.

Tidak ada waktu lebih banyak. Setidaknya dia harus segera menebus kesalahannya dan membawa Hael pulang kembali.

Tekadnya sudah bulat!

-

"Nyonya beberapa informasi telah ditemukan, sepertinya omega yang dibawa oleh tuan muda itu benar-benar sedang mengandung anak tuan muda."

Dyana meletakan cangkir tehnya. Dia menatap bawahannya yang telah melakukan tugas untuk menyelidiki putra sulungnya.

"Apakah kamu yakin bahwa anak itu benar-benar berasal dari Zayden?"

"Sepertinya begitu."

"Apa yang membuatmu yakin? Anak itu bahkan belum lahir dan kemudian masih berbentuk segumpal daging abstrak yang aneh, apakah ada sesuatu yang menurutmu meyakinkan hingga menjatuhkan klaim tersebut?"

Bawahan itu menunduk, dia meletakkan beberapa dokumen di meja teh depan Dyana.

"Saya telah menyelidiki gerak-gerik tuan muda sebelum ini. Saya mendapatkan informasi bahwasanya tuan muda sempat pergi ke sebuah club malam tepat di hari pernikahan tuan muda Asael."

Bawahan itu terus bicara.

"Tuan muda bertemu omega di club tersebut dan membawanya ke hotel, lalu kemudian beberapa hari setelah itu tuan muda bertemu kembali dengan omega tersebut."

"Tuan muda juga pernah membawanya bertemu di rumah sakit dan akhirnya dia mengetahui bahwa omega itu telah mengandung anak dan menjadi sangat yakin bahwa anak itu adalah benihnya sendiri."

Dyana mendengarkan dengan baik.

"Jika benar begitu maka aku tidak bisa menyentuh omega itu dengan sembarangan."

Dyana menatap teh nya dengan ringan.

"Nyonya apakah ini tidak bisa dipertimbangkan? Omega itu sebenarnya sedang mengandung."

"Apakah bawahan sepertimu berani memberiku nasihat?"

Bawahan yang sempat merasa ragu langsung terdiam tanpa kata-kata.

"Aku tidak perduli dengan bayi itu, jika dia berpotensi menghalangi tujuanku maka aku akan menyingkirkannya."

Dyana tersenyum miring. "Dan sepertinya aku tahu siapa yang cocok untuk dijadikan umpan yang baik."

"Nyonya apakah Anda baru saja berpikir untuk menggunakan nona Zella lagi?"

"Bodoh!"

Dyana mendengus sinis. "Aku tidak akan menggunakan putri kesayanganku kali ini, karena aku akan menggunakan Asael untuk menyingkirkan omega rendahan yang Zayden sukai."

Bawahan, "..."

"Jika rencanaku berhasil maka kita bisa membunuh dua burung sekaligus dengan baik tanpa perlu repot."

Dyana memandang bawahannya kembali. "Tugasmu sekarang adalah kirimkan informasi prihal Zayden dan omega rendahan itu kepada Asael dengan provokasi agar Asael bisa bergerak lebih agresif untuk omega rendah itu."

"Tapi nyonya apakah Anda benar-benar yakin untuk melakukan ini?"

"Untuk apa menjadi tidak yakin? Satu-satunya tujuanku adalah untuk mempersatukan Zella dan Zayden agar aku bisa kembali bersama dengan putri kandungku sendiri."

Bawahan itu diam-diam menggidik jijik. Dia bepikir bagaimana seorang wanita yang terlihat terhormat seperti Dyana bisa melakukan hal sekejam dan semenjijikkan ini?

Tapi mau bagaimana pun bawahan tataplah bawahan yang tidak berani menegur tuannya sendiri meskipun itu benar-benar salah.

Sebagai bawahan berperilaku patuh dan menurut adalah yang terbaik.

Apa yang tidak disadari oleh bawahan bahkan Dyana sendiri adalah, Zella yang berada di balik pintu mendengar percakapan itu dengan hati mencelos dan ekspresi kosong yang gelap.

---
Tbc

[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang