Happy Reading 🔥
Jangan lupa vote dan komen
---
Zayden yang memutuskan untuk kembali tidur setelah mengusir adiknya, lagi-lagi mengalami mimpi aneh. Dia kembali memimpikan omega yang belum dia ketahui namanya itu.
Tidak seperti mimpi yang lalu, mimpi ini berbeda karena tidak memiliki suasana erotis melainkan hanya ada suasana manis yang romantis.
Dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba harus kembali memimpikan omega itu lagi. Terlebih, Zayden sebenarnya tidak mengenalnya dan belum mengetahui namanya. Tapi bukannya merasa terganggu, Zayden justru merasa agak senang entah mengapa.
Di dalam mimpinya ini, si omega itu berada di ranjang yang sama dengannya. Ranjang besar yang terlihat sama dengan ranjang besar milik Zayden sendiri.
Omega duduk dengan kaki lurus dan Zayden yang meletakan kepala di pangkuannya. Zayden terlihat sangat nyaman ketika merasakan belaian lembut di kepalanya. Rasanya rasa mual dan pening miliknya seperti sirna begitu saja setelah mendapat sentuhan omega.
"Aku lelah, tapi setelah bersamamu aku merasa tidak lagi lelah."
Zayden tidak mengerti mengapa mulutnya bergerak sendiri untuk berkata demikian.
"Kamu terlalu banyak memaksakan diri," kata omega dengan suara lembut yang membuat candu.
"Hum, jika aku tidak memaksakan diri bagaimana urusanku bisa selesai?"
"Ya, dan jika kamu jatuh sakit setelah memaksakan diri, aku rasa urusanmu pun juga akan tertunda dan tidak kunjung selesai."
Zayden tersenyum mendengar balasan itu. Pria besar itu kemudian bergerak untuk berbaring miring menghadap perut omega.
"Aku suka aromamu," kata Zayden dengan wajah tenggelam di perut omega.
"Terimakasih," kata omega masih setia mengelus surai lebat Zayden.
"Tidak terlalu harum dan manis, sesuai seleraku."
"Hum."
Zayden mendongak untuk melihat wajah omega dari bawah. Dia tahu ini mimpi, tapi dia benar-benar merasa nyata ketika dapat melihat jelas garis wajah omega yang terlihat lembut balas memandangnya.
Omega itu memang tidak secantik Asael, namun dia cukup mampu membuat Zayden senang dan selalu ingin menatapnya.
Tepat ketika tangan Zayden terulur hendak menyentuh sisi wajah omega yang tersenyum itu, tiba-tiba pandangannya menjadi kabur secara perlahan dan membuat omega itu benar-benar menghilang dari penglihatannya.
Setelah itu samar-samar tercium aroma lain, aroma mawar harum yang menyengat hampir membuat Zayden tersedak dan akhirnya terbangun dari mimpi yang disebutnya aneh namun terasa indah itu.
Brengsek!
Kelopak mata Zayden terbuka lebar. Nafasnya agak terengah-engah akibat perasaan tak nyaman muncul kembali di perutnya.
"Kak Zayden, akhirnya kakak bangun juga."
Sebuah pelukan erat menerjang Zayden yang masih mematung kaku mencerna kejadian yang sedang terjadi terhadapnya.
"Kak Zayden aku sudah menunggu."
Zayden melirik sosok yang memeluknya dengan tatapan kotor. "Apa yang kamu lakukan?"
Zayden geram. Dirinya berada di posisi yang sangat tidak diuntungkan.
Zayden yang terbaring di ranjang harus ditimpa oleh Zella yang menguncinya erat tak membiarkannya pergi. Jika saja kondisi Zayden baik, alpha itu pasti sudah melemparkan Zella menjauh sejauh-jauhnya.
"Lepaskan!"
Zella, omega perempuan yang merupakan anak dari teman ibunya, teman masa kecil adiknya sangatlah terobsesi padanya. Zayden sejujurnya merasa frustasi dengan ini. Selama ini Zayden selalu menyeret nama Asael untuk berlindung dari Zella, namun sayangnya setelah mendengar Asael sudah menikah, Zella tidak akan melepaskannya dengan mudah.
Sial sebenarnya siapa yang membawa masuk makhluk menyeramkan ini ke rumah dan kamarnya?!
Melihat Zella yang gigih dan tidak melepaskan pelukannya, Zayden merasa kepalanya seperti akan meledak. Ah, Tidak hanya pelukan gadis omega itu bahkan juga menguarkan feromon mawarnya sampai memenuhi kamar Zayden.
Aromanya terlalu harum sampai terasa mencekik. Zayden tidak bisa menahannya lagi.
Ketika sesutu berjalan naik dari perut hingga ke tenggorokan, pada saat itu Zayden telah berada di ambang batas penahanan dirinya hingga akhirnya pria alpha itu harus sangat terpaksa melepaskan apa yang telah dia tahan untuk menjaga martabatnya.
"Hoekk!"
Zella membeku, tidak bisa berkata-kata sampai melepaskan pelukannya tanpa sadar ketika melihat Zayden memuntahkan isi perutnya ke pakaiannya yang cantik pagi hari ini.
Tidak jauh berbeda dengan Zella, pun Zayden yang merasa tidak percaya hanya bisa menatap horor pakaian Zella yang telah ternoda cairan muntahnya.
Iewhh, jorok sekali!
Bangsat!
-
"Julian darimana saja kamu?"
Julian memandang penuh tanya kepada Zayden yang berjalan menghampirinya dengan langkah cepat.
Ho? Bukankah seharusnya tuannya itu sedang tidur?
Julian baru saja kembali dari supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan dapur.
"Tuan?"
"Kunci pintu dan jendela rapat-rapat Julian!"
"Ha? Mengapa tiba-tiba?"
"Bila perlu rantai sekalian gerbang depan dan jangan biarkan makhluk astral yang masih berada di depan itu masuk kembali ke rumahku!"
Seakan tersadar oleh sesuatu, Julian meringis menatap Zayden yang tampak berantakan dan sedikit terengah-engah akibat emosi.
"Tuan itu nona Zella, dia..."
"Aku tidak perduli siapa dia, intinya jangan biarkan rumahku menampung tamu semacam itu lagi! Apa kamu mengerti?!"
Julian bungkam. Pelayan paruh baya itu bisa melihat ekspresi ngeri yang sempat terlintas di wajah sang tuan muda ketika menuding pintu menyuruhnya untuk tidak menerima tamu semacam Zella lagi.
Oh salahkah dia meninggalkan Zella di rumah ini bersama tuan mudanya yang sedang tidur sebelumnya?
Julian berkedip dan berpikir lamat. Memangnya apa yang mampu dilakukan Zella kepada tuan mudanya itu?
Julian menatap kepergian Zayden dengan sorot mata rumitnya.
---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomanceZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...