Zayden tidak tahu apa masalahnya.
Mungkinkah ini efek kehamilan Hael yang turut mempengaruhi moodnya atau karena hal lain?
Sedari tadi tak hentinya hatinya terus merasa gelisah. Seperti sedang merasa mencemaskan sesuatu tetapi tidak terlalu jelas apa yang sebenarnya sedang ia cemaskan di dalam hatinya.
Meski saat ini tubuhnya berada di kantor sedang berdiskusi serius dengan beberapa rekan, tetapi pikirannya tidak sedang berada di tempat seolah terpisah dari raganya entah pergi kemana.
"Tuan?"
Tersadar karena dipanggil, Zayden yang agak kurang fokus pun berdehem pelan untuk mengembalikan fokusnya.
"Teruskan."
Para rekan dan bawahan saling pandang sejenak. Mereka sebenarnya tampak ragu entah untuk apa lalu dengan canggung kembali menjelaskan permasalahan yang menjadi poin utama perhatian.
Penjelasannya tidak terburu-buru atau terlalu lambat, hanya saja Zayden entah mengapa sedikit merasa jenuh dan menjadi kesal sendiri.
Hatinya yang resah belum juga sembuh.
Pikirannya kembali melanglang buana.
Hanya saja, bukan pikiran suram yang mendominasi melainkan beberapa angan lain.
Saat ini dia hanya ingin pulang dan kembali menghabiskan waktu bersama dengan Hael.
Mengingat omega hamil yang sedang menunggu di rumah, Zayden berpikir sedikit riang menyamakannya dengan seorang istri yang menunggu suami pulang ke rumah selepas bekerja.
Tentu, Hael akan menjadi istrinya nanti.
Zayden akan memilih waktu yang tepat setelah permasalahan perusahaan selesai dia akan segera pergi untuk mengambil sertifikat nikah bersama.
Bukankah menakjubkan jika mereka akhirnya menikah?
Mereka akan menjadi keluarga yang bagus dengan anak-anak mereka nanti.
Itupun jika Hael mau menikah dengannya.
Tapi, bukankah Hael tentu sangat mau menikah dengannya?
Benarkan?
Zayden mengangkat sebelah alisnya, menatap bayangannya sendiri yang terpantul di kaca meja yang gelap.
Alpha itu tanpa sadar mulai menilai setiap aspek penting yang membuat wajahnya mencolok dan mantap!
Dengan wajah seperti itu tidak akan ada yang mampu menolak pesonanya.
Benar kan?
Namun, jika Hael tidak mau menikah dengannya, Zayden juga tidak akan memaksanya.
Zayden hanya akan membujuknya.
Itu bagus!
Zayden tertawa secara tiba-tiba dan membuat beberapa orang yang sedang melakukan rapat kembali terdiam dan menimbulkan suasana hening yang kering.
"Tuan?"
Haru, sekertaris pribadi Zayden sedikit menegur dan membuat atasannya tersadar.
"Ya?"
Semua orang tercengang.
Zayden mengernyitkan dahinya dengan heran. Ada apa dengan tatapan semua orang ini? Apakah ada yang salah?
"Tuan tampaknya hari ini sedang tidak fokus."
Zayden dengan heran menatap Haru. "Apa maksudmu? Konsentrasiku saat ini sedang meningkat apa kamu tidak memperhatikan bahwa aku tengah fokus?"
Haru, "..."
"Teruskan saja rapatnya, lebih cepat selesai lebih bagus, aku harus segera pulang."
Haru mencoba tetap tenang. "Tuan sepertinya memiliki sesuatu yang cukup penting untuk dilakukan di rumah?"
Zayden mengangkat alisnya, "tentu saja penting, menghabiskan waktu manis dengan istri adalah hal terpenting di dunia ini."
Haru dan semua rekan serta bawahan yang mendengar, "..."
Bukankah bos besar mereka sebenarnya adalah alpha lajang?
Sejak kapan bos besar mereka mengambil seorang istri?!
Tapi orang-orang di sana tidak memiliki kesempatan apapun untuk bertanya. Mereka saat ini hanya mampu meneruskan rapat mereka dengan suasana yang aneh.
-
Di sisi lain, Hael saat ini sedang menjauh dari kediaman Zayden.
Omega itu duduk dengan tenang di dalam mobil bersama seorang gadis omega cantik yang datang tepat setelah Zayden pergi.
"Nona, sebenarnya saat ini kita akan pergi kemana?"
Zella, omega perempuan yang duduk di samping Hael terlihat sedikit cemberut tak senang.
Dari sudut matanya dia melirik Hael lalu mendengus jijik, "pergi kemana pun adalah kebebasan ku, kamu tidak ada hak untuk bertanya, tetaplah diam dan patuh!"
Hael segera menutup rapat mulutnya. Dia menundukkan kepalanya, bukan karena takut namun karena agak sedikit terganggu dengan feromon mawar milik omega perempuan di sampingnya yang sedang menguar dengan ganas.
Hael bergeser sedikit menjauh, dia agak mual sebenarnya namun sekuat tenaga sudah ia tahan dengan baik.
"Aku membawamu hanya untuk mengujimu, jika kamu lolos kamu bisa bebas bersama dengan Kak Zayden."
Apa maksudnya?
Ujian prihal apa ini? Mengapa disangkutkan dengan Zayden?
Hael yang menunduk tiba-tiba tersentak ketika dagunya tiba-tiba dipegang oleh Zella yang menuntunnya untuk sedikit mendongak ke atas.
Dengan senyum menawan di bibir meronanya, Zella berbisik pelan namun sedikit tajam serta mengancam, "jika menurut penilaianku kamu sama dengan omega sialan itu, maka tentu aku tak akan segan untuk membereskanmu dengan tanganku sendiri."
Dan saat itu Hael yang masih belum memahami apa yang sedang dialaminya saat ini hanya bisa diam dan menjadi patuh hanya agar Zella tidak menyakitinya.
Mari kita lihat, sebenarnya ujian apa yang sedang Zella maksudkan?
---
Yey updet dong aku...Mau tanya kalo cerita ini tiba-tiba berhenti dan ga ku terusin, bakal kecewa kah kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomansaZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...