32

1.4K 143 5
                                    

Bugh!

Satu pukulan kasar mendarat tepat di pipi Zayn yang mulus dan meninggalkan lebam biru yang mencolok.

"Ugh!"

Zayn tahu bahwa Zayden telah mengetahui kebenaran prihal kepergian Hael dari rumah.

Setelah dipukul, Zayn di dorong dan dibanting hingga benar-benar terjatuh dan merasa kesulitan untuk bangkit kembali.

Zayn mendongak menatap Zayden yang berpenampilan berantakan dan terlihat sangat liar sangat menggambarkan kemarahan dan rasa frustasinya.

"Sebaiknya kamu berkata jujur, apa kamu terlibat dengan kepergian Hael dari rumahku?"

Kaki Zayden bertengger di dada Zayn yang terkapar di lantai.

"Aku-"

"Katakan dengan jujur atau kamu akan menerima sendiri akibatnya nanti."

Zayn menelan ludah. Feromon alpha yang menguatkan aura penindasan Zayden terhadap Zayn benar-benar liar dan sulit untuk dilawan.

"Aku akan katakan, tapi bisakah kamu lepaskan ini terlebih dahulu? Aku kesulitan."

Zayden menyipitkan matanya yang telah memerah lalu segera menurunkan kakinya dari tubuh sang adik yang diinjaknya.

"Aku akan menjelaskannya, tapi aku punya satu syarat."

"Apa?"

Zayn bangkit terduduk menatap tajam pada Zayden yang menjulang tinggi di hadapannya. "Jika kamu mengetahui yang sebenarnya aku harap kamu tidak akan melakukan sesuatu yang berlebihan terhadap si pelaku."

Zayden mendengus. "Kamu mencoba melindungi dirimu sendiri dengan mengajukan syarat ini?"

Zayn menghela nafas. "Aku tidak benar-benar terlibat namun aku akui ini memang salahku."

"Apa salahmu?"

"Aku akan mengatakannya." Jeda sebentar. Zayn mencoba menata pikirannya dengan sungguh-sungguh untuk menyampaikan setiap kata yang hendak ia jelaskan kepada Zayden.

"Ini semua salahku, jika aku tidak mengatakan tentang Hael kepada Zella ini semua tidak akan terjadi."

"Jadi omega sialan itu yang membawa Hael pergi?!"

Feromon penindasan Zayden semakin kuat. Hal itu bahkan sedikit mempengaruhi dan mengganggu Zayn yang juga merupakan alpha.

"Tenanglah terlebih dahulu."

"Apa maksudmu untuk tenang?! Aku tidak akan pernah tenang jika Hael belum kembali ke sisiku, kamu bahkan tahu itu!"

Zayden meraih kerah pakaian Zayn. "Sekarang jawab aku kemana Zella membawa Hael pergi?"

"Perbatasan hutan kota, tepatnya di gang sepi Zella meninggalkannya sendirian."

Zayden terdiam dia menatap Zayn dengan tatapan yang semakin terlihat mendesak dan menuntut.

"Zella menyewa beberapa orang alpha untuk mengawasinya, namun diluar perkiraannya para alpha itu sepertinya telah merampok Hael dan berusaha memperkosanya beramai-ramai."

BUGH!

Zayn terpental kembali.

Kemarahan Zayden telah memuncak.

"Sialan! Mengatakan hal ini tidak membuatku baik! Brengsek! Bahkan Hael sedang mengandung bayi bagaimana keadaannya sekarang aku bahkan tidak tahu!! Bajingan!"

Zayden menerjang Zayn yang terkapar, memukulinya dengan brutal tanpa ampun sedikitpun.

"Aku mencoba menyusulnya tapi ketika aku menemukan beberapa preman alpha yang mengejar Hael berbincang tentang omega itu yang telah dibawa pergi oleh seorang alpha asing."

Mendengarnya Zayden merasa lega sekaligus merasa marah karena sifat posesif yang tiba-tiba menyeruak saat mendengar Hael dibawa pergi oleh alpha lain.

Ini bukan yang tepat untuk meributkan kecemburuannya!

"Aku akan menemui Zella."

"Tunggu!"

Zayn mencoba menahan Zayden yang hendak pergi. Wajah dan mulutnya yang sudah dipenuhi darah sangat memperihatinkan.

"Berjanjilah kepadaku, jangan sakiti Zella, aku mohon kepadamu."

Zayden menatap datar kepada Zayn.

"Kenapa kamu melindunginya?" Zayden mendengus dingin. "Bahkan jika aku membunuhnya itu adalah hal wajar karena dia telah berani mengusikku terlebih dahulu."

"Ini..., dia tidak melakukan ini karena keinginannya sendiri, dia melakukan ini karena dia mendapatkan perintah--"

"Ibu? Lagi-lagi wanita sialan itu yang menyuruhnya?"

Zayn sontak tersentak. Amarahnya tiba-tiba melonjak saat mendengar bagaimana Zayden menyebut ibunya sialan.

"Jangan sembarangan bicara! Wanita yang kamu sebut sialan itu juga ibumu, brengsek!"

Bugh!

Zayn melayangkan satu pukulan ke wajah Zayden. Tapi seolah Zayden sendiri adalah batu, tinjuan kecil Zayn tentu saja tidak banyak mempengaruhinya.

"Ibu? Ibu-- aku tidak pernah menganggapnya sebagai ibu."

Zayn menutup rapat mulutnya.

"Sejak awal wanita sialan itu bukan ibuku."

Zayden berbalik badan. "Karena aku tidak pernah memiliki ibu yang seperti wanita itu."

Zayden menoleh sedikit untuk menatap Zayn dengan tatapan tak acuh.

"Disini hanya kamu yang menganggapnya sebagai ibu dan aku tidak pernah seperti itu, hanya kamu, tapi wanita yang kamu sebut ibu itu bahkan tidak pernah memandangmu."

Zayn tidak bisa berkata-kata karena apa yang diutarakan oleh Zayden memang adalah fakta.

"Aku hanya akan menasehatimu sekali ini, meski kamu mengikutiku, menguntitku, mencoba memperlakukan aku dengan baik sesuai perintah wanita yang kamu sebut ibu itu, dia... Tidak akan pernah memandangmu."

Dan setelah Zayden mengatakan hal itu dia segera berjalan pergi meninggalkan Zayn yang terpuruk sendiri.

---
Tbc

#RipZayn

Wkwk

[END] (ABO) Crazy AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang