Semuanya sudah hampir selesai.
Asael beserta alpha pesuruhnya telah diringkus oleh polisi dan segera dibawa ke pusat penahanan untuk diselidiki.
Hael yang kondisinya mengkhawatirkan dalam keadaan tak sadarkan diri segera dibawa ke rumah sakit untuk diberi pertolongan.
Kejadiannya begitu cepat.
Zayden hampir kesulitan bernafas ketika ia melihat bagaimana Hael runtuh di hadapannya. Kala itu kepalanya terasa kosong dan gelap, dia tidak tahu siapa yang mengendalikannya untuk mendatangi Asael mendorong omega itu jatuh dan balas mencekiknya karena telah berani menyakiti Hael tepat di depan matanya.
Beruntung ketika itu petugas polisi datang tepat waktu, mereka bergerak cepat memisahkan Zayden dari Asael yang hampir mati karena kehabisan nafas.
Zayden yang disadarkan oleh beberapa petugas bahwa Hael yang terancam lebih penting dari segalanya segera menekan pikiran kotornya untuk membunuh Asael dan lebih memilih meraih Hael yang sedang kesakitan.
Ambulans datang tak lama kemudian.
Zayden turut masuk ke dalam untuk mendampingi dan memegangi tangan Hael yang dingin seolah ingin tetap menjaga suhunya agar tetap hangat.
Zayden ketakutan setengah mati.
Ketika alpha itu dihadang di depan pintu ruang gawat darurat, tidak diizinkan untuk masuk, barulah Zayden tersadar dan mulai menangis.
Julian dan Zayn tiba tak lama setelah itu.
Mereka terhenyak sejenak melihat bagaimana Zayden terbungkuk jatuh seolah sedang bersujud di depan pintu ruang gawat darurat, mengemis sambil menangis meminta izin untuk masuk.
"Hael! Hael! Biarkan aku masuk! Biarkan aku masuk! Aku-- kekasihku ada didalam, dia ketakutan! Biarkan aku menemaninya!"
Zayn dan Julian mencekal masing-masing sisi tangan Zayden dan mencoba membawanya yang sedang berontak untuk segera berdiri.
"Tenanglah, kak! Dokter sedang menanganinya! Tenang! Kak!"
Zayden masih berusaha melepaskan diri. Tangisnya semakin menjadi. Rasa takut dan putus asa membuatnya hampir gila.
Bagaimana?
Zayden yang bodoh dan tolol!
Mengapa dia selalu tidak becus untuk melindungi orang tercintanya?
Zayden tidak mampu membayangkan kemungkinan terburuk yang menjadi ketakutan terbesarnya.
Bagaimana jika Hael dan anaknya tidak berhasil diselamatkan?
Tubuh Zayden perlahan melemas. Dia jatuh terduduk dengan ekspresi depresi berat.
"Hael...," panggilnya dengan suara lirih yang terdengar lemah dan tidak berdaya.
Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah berdoa untuk keselamatan Hael dan bayinya.
-
Di pusat penahanan.
Rune berjalan pergi keluar dari gedung penahan setelah usai memberikan klarifikasi laporan lebih lanjut sebagai saksi. Ryuu juga berjalan bersama, mereka sejajar dan berjalan berdampingan tanpa bicara sedikitpun.
Hal yang tidak terduga tiba-tiba terjadi.
Tepat di pintu masuk gedung penahan, Arion datang bersama dengan beberapa orang dibelakangnya.
"..."
Langkah mereka sama-sama berhenti tepat ketika keduanya saling berhadapan.
"Kamu di sini?" tanya Arion terlihat terkejut melihat kehadiran tak terduga Rune.
Arion mengulurkan tangan tanpa sadar, tapi langsung ditepis cepat oleh sebuah tangan gesit lain.
Ryuu memiliki alis tajam yang berkerut dalam. Dia tampak tidak senang dengan kehadiran pria alpha penipu ini di hadapannya dan Rune.
Dengan kasar tanpa memperhatikan perbedaan derajat antar orang berkuasa dan tidak, Ryuu menarik mundur Rune dan segera melangkah ke depan untuk menjadi tameng adik kembarnya.
"Jaga tangan Anda tuan, siapa yang memberi izin Anda untuk menyentuh adik saya?"
Ryuu memberikan tatapan ganas.
Melihat tatapan itu Arion langsung memiliki sebuah tebakan di kepalanya.
Matanya melirik ragu kepada Rune yang hanya menatapnya tanpa emosi di balik tubuh Ryuu.
Bibir Arion terasa kelu.
Ah, jadi beginilah akhirnya.
"Ayo Rune kita pergi," tutur Ryuu meraih tangan Rune hendak membawanya pergi.
Tapi yang dituntun sepertinya malah mengabaikannya dan lebih memilih untuk menatap Arion dengan lekat dan serius.
"Sebentar, aku ingin bicara denganmu, bisakah?"
"Tunggu! Apa ini?! Mengapa kamu--"
Rune segera melihat Ryuu dengan tatapan peringatan yang menbuat si beta cantik itu sedikit cemberut merasa kurang puas.
"Hanya sebentar, kamu tunggu saja!" suruhnya kepada Ryuu yang mulai mengeromet tak senang.
"Si sialan ini tidak tahu terimakasih, bagaimana bisa dia pergi meninggalkan kakaknya yang baik hati ini?"
Ryuu bersidakap dada merasa sebal luar biasa. Tapi meski rasa tak senangnya besar, Ryuu tetap membiarkan Rune pergi bersama dengan Arion untuk bicara dan menunggu dengan tenang.
Dalam hati Ryuu berdoa, semoga saja Rune tidak akan termakan bujuk rayu pria busuk seperti alpha sialan itu!
Hump!
-
TbcDikit?
Iya ku tau, sengaja soalnya karena mau end ✌🗿
Kalo dihitung mungkin 3 chap lagi lah kita end ya kawan, ini cuma perkiraan aja sih kalo lebih ya mohon maklumi aja~
Oh ya, aku cuma mau ngasih tau, siapa tau kalian ga baca pengumumanku kemarin,
Jadi gini, karena aku balik ke apk wattpad versi lama jadi aku nggak bisa balas komentar kalian satu persatu dan aku cuma bisa baca aja padahal hati ini gatal pengen balas komentar asik kalian😔😔🙏
Aku balik ke wattpad versi lama itu cuma karena perpus di wattpad versi lama ini ga terbatas ga kaya yang versi sekarang, tapi ya itu kekurangannya, ga bisa apload foto dalam cerita dan balas komentar, cukup disayangkan tapi aku lebih milih perpus yang tak terbatas karena kalo aku lagi offline ga ada kuota aku bisa tahan karena punya banyak simpenan cerita 🌚🌚
Pesenku satu, plis jangan bosan buat komen ya meski ga bisa aku balas 🙏🙏
Terimakasih 🫂❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomanceZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...