(00.38)
"Istirahat lah..." Ucap seorang pria sambil mengusap kepala kekasihnya. Mereka baru saja melakukan hubungan intim yang cukup melelahkan.
"Emm. Selamat malam Hades."
Cup
"Selamat malam Selia." Balas Hades mengecup kening Selia.
Hades, pria itu menyelimuti tubuh kekasihnya Selia dengan selimut tebal. Turun dari ranjang, Hades kembali mengenakan celana panjang nya. Berjalan menuju pojok kamar, disana seorang gadis berusia dua puluh tahun duduk dengan tangan yang memeluk kakinya.
Hades menunduk melihat ekspresi apa yang kira-kira ditunjukkan oleh gadis itu, gadis yang berstatus sebagai istrinya sendiri.
"Bagaimana?"
"Ca-rissa...?"
Beberapa saat tak mendapatkan jawaban, Hades mencengkram erat dagu gadis yang bernama Carissa itu. Mata Hades berusaha melihat wajah terutama mata Carissa. Penerangan yang hanya bersumber dari lampu tidur diatas nakas membuat Hades sedikit kesulitan melihat wajah istrinya.
"Menangis? Bagus...itu yang ku inginkan. Tapi lebih baik jika wajahmu tidak sedatar ini."
Air mata yang membasahi pipi Carissa, gadis itu menangis tanpa suara dan tanpa ekspresi, hanya mengalirkan air mata. Pandangan Carissa tidak membalas tatapan Hades, melainkan hanya melihat ke arah tangan yang sedang mencengkram dagunya.
"Lain kali jika kau melihat siaran langsung ini lagi, menangis lah dengan kencang."
"Pergilah." Ucap Hades setelah menghempas kuat dagu Carissa.
Menahan rasa sakit di dagunya yang tidak sebanding dengan sakit di hatinya, Carissa perlahan berusaha untuk berdiri. Ia keluar dari kamar suaminya menuju kamarnya sendiri yang terletak di bangunan khusus kamar pembantu.
Sebuah bangunan yang terpisah dari rumah Hades, berada dibelakang. Disamping bangunan itu terdapat dapur besar, disebut dapur belakang. Khusus memasak makanan untuk para pembantu.
Hades hanya melihat Carissa yang pergi meninggalkan kamar nya. Sejujurnya ia tidak cukup puas karena Carissa tidak menangis kesegukan seperti saat pertama kali melihat nya berhubungan dengan Selia.
#####
Menuruni tangga, Carissa tidak menyadari keberadaan seorang wanita tua yang baru keluar dari dapur membawa sebuah gelas berisi air hangat. Wanita itu mendekati Carissa saat melihat Carissa yang sendirian ditengah malam menuruni tangga.
"Carissa?"
"Bibi Rosa..."
"Apa kamu dari kamar Hades?"
"Iya bibi."
"Kamu menangis? Apa yang terjadi? Apa Hades melakukan sesuatu padamu?"
"Tidak bibi, aku hanya...baru saja membersihkan sesuatu."
Kamu tidak pandai berbohong Carissa.
"...lalu kenapa matamu memerah seperti baru saja menangis?"
"Tadi...banyak debu saat sedang membersihkan, mataku sampai perih bibi..."
"Carissa, jangan berbohong...katakan apa yang dilakukan Hades padamu?"
"...bibi ini sudah malam, sebaiknya bibi istirahat."
"Jawab pertanyaan bibi, jangan mengalihkan pembicaraan."
"Hiks..bibi..."
"Carissa, ayo ke kamar bibi. Ceritakan apa yang terjadi..."
Bibi Rosa langsung menuntun Carissa yang menangis, membawa nya ke kamar bibi Rosa yang berada didalam rumah Hades. Karena bibi Rosa adalah pengasuh Hades sejak masih bayi, ia ditempatkan di dalam rumah tepatnya di lantai satu, tidak menempati bangunan yang ada di belakang. Sekaligus, bibi Rosa menjadi kepala pelayan disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
H A D E S
General Fiction18+!!! Tamat, lengkap, & ga plagiat. 🤍🤍🤍 Hades sangat menyayangi Carissa sejak pertama kali mereka bertemu waktu kecil, namun tidak setelah dia menikah dengan Carissa. Perlakuan lembut penuh kasih sayang berubah seratus delapan puluh derajat unt...